Share

BAB 3 Emosi Jiwa

Author: SEFARIDA
last update Last Updated: 2021-09-24 22:20:38

 

 

 

 

BAB 3

 

EMOSI JIWA

 

 

"Maaf pak jika berkenan tolong sebutkan nama bapak, agar saya tak menduga duga jika tidak berkenan telpon saya tutup. Aku berpura-tak mengenal nomer ponsel ini.

 

"Tunggu ... tunggu jangan ditutup dulu telponnya, Benarkah kamu nggak mengingat suaraku lagi Miana?" jelas orang itu.

 

Mak jleb sekali rasanya mendengar nama akhirku disebut. Selama ini yang memanggil nama akhirku hanya satu orang yaitu Mas Bion saja.

Mengapa ia masih memanggilku seperti itu?

Apa maksudnya?

 

Tiba tiba mataku gelap sekali rasanya, keringat dingin mengucur diseluruh tubuhku. Aku tak mampu mengangkat telpon.

 

"Miana, Miana kamu masih mendengarku kan? Aku minta maaf miana jika aku mengejutkanmu. Aku dapat nomer telponmu dari Kresna itupun ia tak tahu kalau aku mengambil nomermu dari ponselnya."

 

Aku hanya diam mendengar penjelasannya di telpon sambil tiada terasa airmata ini mengalir deras hatiku di penuhi amarah yang sangat.

 

"Maumu  apa mas?" pekikku dengan keras penuh emosi.

 

"Ayo kita bertemu !" tantangnya dari sana.

 

"Tidak ... tidak sekali tidak tetap tidak semua sudah jadi bubur, gara gara keegoisanmu aku menjadi korban. Pergilah sejauh mungkin nggak usah datang lagi." 

 

Ku pertegas suaraku agar ia tahu bahwa aku juga punya harga diri dan rasa amarah.

 

"Ayolah Miana, beri aku kesempatan untuk menjelaskan."

 

"Terlambat!"

 

"Jika mas Bion mau menjelaskan sekarang semua sudah tidak berguna. Maaf Mas."

 

Telpon langsung kututup dan kumasukkan tas, lalu ku teruskan langkah kaki bercengkerama dengan Randi si anak bontotku itu.

 

Randi tertawa riang bermain bersamaku, ibu mertuaku hanya mengamati kegaduhan kami berdua yang sedang berguling-guling di lantai. 

 

Senyumnya terkembang melihat Randi yang tertawa sampai berkentut. Bau harum menyeruak semua yang ada diruangan itu menutup hidung. Raksa mengejar adiknya yang lari terbirit-birit karena mau di cubit kakaknya. Randi tak kurang akal langsung berlari kearah neneknya dan bersembunyi di balik rok neneknya yang lebar.

 

Ibu mertuaku terkekeh-kekeh karena Randi menggelitik kaki neneknya dari dalam roknya. Diangkatnya putera bontotku itu kepangkuannya. Diciuminya seluruh muka dan ketiaknya hingga Randi tertawa menjerit-jerit karena terasa geli.

 

drtttt

Ponselku bergetar dilayar tertulis papa Gunarso. langsung kuangkat benda pipih ini dengan semangat empat lima ... idiiih seperti pejuang aja. Jangan-jangan suara aneh lagi seperti sebelumnya. Aku secepatnya menghindar dari ruangan keluarga. Aku keluar ke taman depan rumahku.

 

"Hallo, Ma hari ini papa lembur. Pulang agak lambat. Mama tunggu aku di   Ibu aja nanti aku jemput sekalian ambil anak-anak."

 

"Ia Pa, jaga diri ya mmmuah," kataku memberi ijin dan semangat. 

 

Aku berpura-pura seperti tak terjadi apa-apa. Aku harus mengumpulkan bukti terlebih dahulu sebelum menuduhnya agar dia tidak bisa mengelak lagi.

 

"mmuah." dari seberang sana membalas. 

 

Suamiku menutup panggilan suaranya denganku.

 

Aku langsung bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka agar ada sedikit kesegaran di wajahku terus berdandan ala kadarnya di kamar. Celana jeans warna biru dan setelan hem motif garis kupakai. Rambut sebahu ini  tersisir dengan rapi lalu kubiarkan tergerai.  

 

Tas mungil coklat kuselempangkan ditubuh yang ramping ini. Sebelum ku masukkan ponsel, kucoba menghubungi Tristan sahabat yang sangat kupercaya mengelola perusahaan. Aku memintanya untuk memberitahukan keberadaan mas Gunarso. 

 

"Tris, tolongin aku dong?" pintaku.

 

"tumben chat, apa sudah bosan dirumah?" tanyanya.

 

"Coba lihatkan mas Gun di kantor situ ada apa nggak, hari ini ada lembur kah?" tanyaku memastikan.

 

 

"Barusan pulang tuh, nggak ada lembur," jawab Tristan

 

"Tolong minta bantuan sama tim IT perusahaan untuk cek lokasi posisinya," perintahku padanya.

 

"Ngapain?" tanyanya keheranan.

 

"Ceritanya panjang, buruan gih. Aku tunggu."

 

"Siap bu Bos," jawab Tristan.

 

Tak seberapa lama kemudian Tristan telah mengirimkan data detail ke aplikasi hijauku ini.

 

"Penginapan puri cempaka putih, ngapain suamiku disini," batinku.

 

Tolong ke Puri Cempaka Putih, Pak!" pintaku pada sopir taxi yang ku pesan lewat online.

 

Wig warna blonde dan kaca mata hitam kupakai untuk menyamar saat masuk di tempat itu. Aku berharap semua tak mengenali ketika aku masuk agar aku bergerak bebas.

 

Tiga puluh menit kemudian telah kumasuki kawasan elit yang asri dengan hamparan taman yang sangat luas dan indah.

 

Mbak, ada pemesanan  atas nama pak Gunarso ?" tanyaku pada resepsionis setelah aku sampai 

 

"Mbak siapa?" tanya resepsionis cantik itu.

 

"Saya sekretarisnya mau menyampaikan berkas yang harus ditanda tangani" jawabku berbohong yang meyakinkan.

 

Setelah bernegoisasi sebentar aku diberikan nomer villa yang di pakai suamiku. 

 

Aku sungguh terheran cara hidup suamiku yang irit cenderung pelit kok bisa menyewa villa hunian yang sangat mewah seperti ini. Nggak mungkin, suamiku berada disini.

 

Pikiranku terus mengurai kebingungan di kepala yang serasa mau meletus ini. Tak terasa Golf Car yang membawaku sudah sampai di paviliun kembang kenanga. Nama villanya sungguh unik di Puri Cempaka Putih ini.

 

Sepatu Nike putih yang kupakai ringan menyusuri halaman taman vila kembang kenanga. Villa yang didominasi kaca itu nampak terang benderang sehingga tampak bagian  seluruh ruangan yang ada disana. Aku bersembunyi di tempat yang agak gelap tapi bisa mengontrol semua yang ada didalam.

 

Belum lama berselang, tampak seorang wanita memakai baju warna biru dengan belahan dada yang menonjol dan rok mini, terlihat sangat seksi . Kulit putihnya sungguh kontras dengan warna baju yang dia pakai.

 

Mataku terus mengawasi yang terjadi di dalam, aku berharap disitu tidak ada suamiku. 

 

"Deg!"

 

Jantung ini terasa copot, melihat laki-laki yang kukenal menggendong bayi perempuan gendut yang lucu. Mas Gunarso tampak riang bermain dengan anak itu. 

 

Wanita yang dari tadi duduk di sofa itu bangkit dan mendekati lelaki yang kusebut suami itu. Dia duduk disebelah suamiku, menggelandot manja. 

 

Sejuta tanya berkecamuk dalam hatiku, apakah suamiku benar-benar telah mendua? Apakah wanita ini istri mudanya?

 

"Klik," kuabadikan semua melalui ponselku semua yang terjadi didepan mata ini. 

 

Gumpalan darah di dada sebelah kiri ini mengernyit sakit seakan di tindih batuan besar. 

 

"Sabar Firda," bisikku dalam hati.

 

Kulihat jam di tanganku menunjukkan pukul delapan malam. Mas Gun tak bergeming di sana, seorang wanita berseragam putih seperti suster mengambil bayi lucu itu dari gendongannya. Kemudian masuk kedalam kamar.

 

Wanita berbaju biru itu menatap suamiku penuh hasrat, tangan mas Gun membopong wanita itu dan direbahkan diatas sofa di ruang tamu tersebut. 

 

Sungguh tidak kuduga sepasang manusia itu sungguh telah kehilangan rasa malu. mereka melakukan hubungan suami istri di ruang tamu dengan lampu yang terang benderang seperti ini. Berbagai gaya dia lakukan bersama wanita itu. Aku lihat mas Gun sangat menikmatinya. 

 

Selama ini aku sungguh tidak pernah tahu jika suamiku punya fantasi dan gairah yang liar seperti  itu. 

 

Ponselku telah terisi penuh dengan foto mereka, aku pun beringsut dari tempatku duduk dan persembunyianku terus keluar dan pergi menaiki taxi online .

 

 Sengaja aku tidak melabraknya saat ini. Dalam hati kecil ini akan memberi kenangan yang sangat manis dengan lelaki yang kusebut suami itu sampai dia akan merasakan getirnya hidup.

 

"Tak ada gunanya aku ratapi, aku lahir bukan untuk sengsara. Hidupku harus bisa bahagia walaupun tanpa dia."

 

Gejolak hati dan pikiran ku atur  setenang-tenangnya hingga  bisa menguasai diri sepenuhnya sebelum masuk rumah mertuaku.  Wig blonde ini sudah tersimpan rapi dalam tas yang kubawa . Hati yang luka parah ini kuajak berdamai disepanjang perjalanan.

 

"Dari mana saja kamu Firda hampir jam sembilan baru pulang," tanya mertuaku.

 

"Ada keperluan bu, maaf tadi  nggak sempat pamit  karena terburu-buru," jawabku.

 

Aku nggak tahu apa yang akan terjadi jika ibu tahu kelakuan anaknya itu. Aku sengaja tidak memberitahunya dan langsung masuk ke kamar.

 

Didalam kamar ini kutumpahkan seluruh isi hatiku, ku buat menangis sepuas-puasnya. Begitu malang nasib ini, dulu aku ditinggal mas Bion dengan cara seperti itu. Sekarang suami yang kuanggap mencintaiku ternyata juga menipuku.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Adindatsaa
menangislah Firda agar luka hatimu sedikit lega
goodnovel comment avatar
Amat Muksin
aduh kok sedih sih nasib si firda
goodnovel comment avatar
Anquin Dienna
mending sendiri aja Firda daripada ngarepin si Gun-dul
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 4 Kenangan Pahit

    BAB 4KENANGAN PAHITFirda beranjak dari tempat duduknya, ia buka almari tuanya itu. Matanya celingukan mencari sesuatu, tangannya pun ikut menyibak tumpukan buku"Ya ,ini yang kucari ." Firda mengambil buku diary warna merah jambu kenangannya dulu. Satu persatu ia buka baris kenangannya itu hingga terhenti pada tulisan sembilan belas tahun yang berbaris rapiSurabaya, 13 Desember 2000Benarkah ia datang dalam kesunyian?Menemuiku dalam ribuan mimpiWajahmu yang sendu bersahajaTutur katamu lembut nan bijaksanaGerak gerikmu yang selalu melindungikuSelalu membiusku dalam kerinduanKemanakah Engkau pergi?Serasa waktu belum berlaluKau ucap janji setia

    Last Updated : 2021-09-24
  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 5 Kuhantam Pelan-Pelan

    #Kuhantam Pelan-PelanSubhanalloh, aku sungguh malu mendengar penuturan pak Soleh, sungguh nggak pantes melihat perejengannya yang seperti juragan tapi bergaya hidup pelit seperti itu. Aku pamit pak Sholeh sambil membawa nasi goreng dalam kresek.Aku berjalan sambil menenteng satu bungkus nasi goreng lawar kearah mobil suamiku yang berjarak dua puluh meter dari warungnya pak Soleh."Ayo Mas, kita pulang," kataku singkat sambil menutup pintu mobil dengan keras.Sepanjang jalan aku diam, dan tak berusaha mencari perhatian lagi dari mas Gunarso. Dia melirik, aku pura-pura tidur sambil bersandar di kursi mobil.Sesampai dirumah, mas Gunarso memarkirkan mobil dan aku langsung lari kedapur mengambil satu piring untuk meletakkan nasi goreng. Kugeletakkan begitu saja diatas meja makan tanpa ku buka, disam

    Last Updated : 2021-09-24
  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 6 GUNARSO SALAH KAPRAH

    BAB 6GUNARSO SALAH KAPRAHTiba-tiba bola mata ini melihat kertas kuitansi terselip diantara tumpukan buku dekat meja riasku yang menggantung seperti mau jatuh.Mata ini serasa tak percaya melihat isi kuitansi ini tertanggal bulan lalu, pengeluaran sejumlah seratus lima puluh juta untuk keperluan umroh dua orang atas nama Zana Karunia dan Maftukha dibawah tanda tangan penyetornya atas nama Gunarso Hadi Prayoga .Dalam hatiku penuh tanya siapa gerangan mereka berdua ini. Harus kuselidiki mereka hari ini mumpung hari minggu.Secepatnya aku bersolek didepan cermin dan berganti pakaian olahraga yang nyaman untuk jogging pagi ini. Pintu kamar ku buka, mas Gunarso kuperhatikan masih tertidur pulas diatas sofa berselimut kain tebal milik Randi.“Mau kemana Ma ?”Tiba-tiba suamiku terbangun mungkin karena terdengar handel pintu yang kubuka tadi.“Mau jalan-jalan Pa, mumpung ha

    Last Updated : 2021-09-26
  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 7 MENGUNTIT MAS GUNARSO

    Dia buka ponselnya di aplikasi hijau itu, rentetan pesan masuk sangat banyak. Laporan panggilan tak terjawab bertubi-tubi. Satu persatu pesan Gunarso jawab hingga berhenti di pesan dari kontak nama Bidadari,[Mas Hadi, cepat datang kerumah kita , Aina Mas … Aina]Gunarso lingak-linguk melihat istrinya yang masih di kamar sibuk membersihkan kamar. Dengan cepat dia keluar rumah dan menelpon Zana Kirania, gadis penjual rokok yang dinikahi secara siri oleh Gunarso tujuh bulan lalu.["Ada apa Yang dengan Aina?"] dengan mesra memanggil istri sirinya.[Aina badannya panas Mas Hadi, terus ada ruam-ruam merah hampir diseluruh tubuhnya] dengan nada penuh kecemasan.[Bawa dulu kerumah sakit sayang, nanti Mas Hadi langsung kesana sehabis kerja][Apa nggak bisa ijin nggak masuk Mas?][Jatah cutiku sudah habis, Sayang dan aku sudah sering nggak masuk karena mendampingimu.][Nggak mau, pokoknya Mas Hadi harus dampingi aku unt

    Last Updated : 2021-09-26
  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 8 KARANGAN BUNGA

    #Karangan Bunga Untuk Si CandikAku tertegun, bagaimana uang tidak habis dalam sekejap jika gaya hidupnya seperti ini. Kuingat tujuh bulan terakhir ini mas Gun mengurangi anggaran uang belanjaku sangat banyak. Ternyata di buat untuk si ganjen itu.drttAlunan suara panggilan ponselku mengalun merdu, terbaca dilayar ponsel nama Tristan.[Bos sedang di mana, laporan yang kau minta sudah kukirim via email][Dirumah sakit, lagi jadi detektif conan][Lagakmu Bos seperti lagi menggarap mission impossible saja, emang lagi buntuti siapa Mrs Bean]Tristan tertawa ngakak sedikit mengejek ke Firda teman kuliahnya dulu itu.[Anak candiknya mas Gun sakit] seloroh firda pelan[Hah, sebaik itu kah dirimu hingga harus mengurus anak tirimu]kata Tristan dengan nada tinggi.[Aku ingin menangkap basah mereka, tapi kalau terlalu cepat kok enak betul, aku ingin mas Gun merasakan puting beliung dalam hidu

    Last Updated : 2021-09-26
  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 9 PERGULATAN AMARAH

    #Pergulatan AmarahBu Zahra tiba-tiba melepas pegangan tangan Firda. Dia melangkahkan kakinya kearah anak lelakinya itu dengan gontai, air mata yang meleleh dia sapu dengan tangannya. Gejolak bathinnya bergemuruh meluap-luap didada mertua Firda ituFirda hanya memandangi mertuanya yang telah pergi dari sampingnya itu. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan mertuanya itu."Plak!"Tamparan keras dilayangkan bu Zahra di pipi Gunarso hingga empat kali. Laki-laki itu sangat kaget karena tiba-tiba ibu yang melahirkan ada didepannya. Dia tidak menyadari jika ibunya mengawasi sejak tadi . Gunarso pasrah tak berkutik dihadapan ibunya."Lho siapa kamu kok tiba-tiba menampar suamiku, dasar wanita tua nggak tahu adat," teriak Zana melihat suaminya ditampar tanpa melawan."Apa katamu, coba ulangi!"Bu Zahra menatap tajam penuh dengan emosi yang menguasai hatinya, mencoba mengenali perempuan yang memakai rok seksi pendek

    Last Updated : 2021-09-26
  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 10 KERESAHAN DUA INSAN

    #POV FIRDAKelopak mata ini serasa berat kubuka seakan ada beban yang menindih diatasnya. Lamat-lamat ada sinar putih yang masuk di netra mata ini.Begitu mata terbuka seribu tanya dalam pikiran yang terus mengembara. Atap putih ini, jendela besar warna hijau toska yang beda dengan kamarku dirumah. Selang infus yang menggantung diatasku serta tangan yang begitu sulit kugerakkan."Dimanakah aku, disurgakah ini? Kenapa sepi sekali?""Kenapa badanku terasa sakit seperti ini, mengapa ada infus yang menggantung di atasku. Apa yang terjadi padaku ?"Batinku terus bertanya."Kau sudah sadar Miana sayang ?"Aku menoleh perlahan pada suara yang menanyaiku."Mas Bion?" pekikku kaget melihat lelaki berseragam dokter itu berdiri disamping ranjang."Ia aku, Sayang," ujar mas Bion sambil terus menatapku.Aku merasa risih dipanggil sayang seperti itu seakan-akan aku masih pujaan hatinya sa

    Last Updated : 2021-09-26
  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 11 SIMALAKAMA

    Gunarso Hadi bertekat,"Satu persatu masalah dalam hidupku akan kuselesaikan dengan bijak."Saat membuka notifikasi tertangkap dalam netra matanya di layar ponsel membikin sesak dadanya yang tadi mulai longgar. Dia seakan tak percaya melihat nilai nominal dalam M-banking itu. Lelaki itu terduduk lemas di pinggiran ranjang dalam kamarnya itu. Belum hilang rasa kagetnya, notifikasi dalam layar ponsel muncul kembali."Ting!"Sekilas Gunarso menangkap tulisan yang masih berjalan itu mengenai laporan kinerjanya.Dengan gemetar tangan Gunarso memegang benda pipih warna biru langit seperti tanpa tulang. Matanya membeliak lebar memastikan nilai nominal yang tertera dalam notifikasi transfer bank dari perusahaannya yang hanya tiga juta rupiah saja seakan tak percaya."Aku harus menelep

    Last Updated : 2021-10-19

Latest chapter

  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 21 RAHASIA FIRDA 1

    Dua buah koper warna abu-abu metallic serta kecoklatan sudah terjejer rapi diruang keluarga. Tatap mata sendu Gunarso pada ibu yang melahirkannya serta mantan istrinya begitu mengiris hati. Sementara dua wanita dihadapannya itu tetap tak bergeming sedikitpun untuk menahan kepergian Gunarso.Bu Zahra melangkah perlahan mendekati anaknya."Gunarso jadilah laki-laki sejati, bertanggung jawablah dengan setiap perbuatan yang kau lakukan. Semoga yang terjadi hari ini menjadi pelajaran berharga untukmu. Ibu ikhlas kamu pergi semoga kamu mendapat kebahagiaan dengan pilihanmu saat ini."Bu Zahra memeluk anak semata wayangnya itu, sambil menepuk-nepuk punggung Gunarso. Walau bagaimanapun dia harus mengeraskan hati agar Gunarso tahu segala kesalahannya. Rasa cintanya terhadap Gunarso hari ini telah berbeda baginya, selama ini dia terus melindungi dan memaafkannya justeru tidak membuat lelaki yang hampir empat puluh tahun itu tidak belajar dari kehidupannya.Lelaki y

  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 20 ADA MALING

    Dengan langkah yang hampir limbung Gunarso bangkit dari duduknya kemudian menuju mobil avanza yang tak berbentuk rupa itu.Berkali-kali dia mencoba berpikir begitu banyak yang terjadi dalam hidupnya dalam tiga bulan terakhir ini. Rumahnya di Cempaka Puri akan disita, terkena PHK, Aina masuk rumah sakit serta hari ini kehilangan istri yang dicintainya itu.Sepanjang perjalanan tak henti air mata penyesalannya terus menetes, bahkan hari ini dia tidak tahu harus melakukan apa dan tinggal dimana. Pikirannya kalut terus tertuju pada Firda yang menceraikannya beberapa saat yang lalu. Ingin sekali membela diri tapi dia tak mampu mengingat begitu banyak salah yang dia lakukan pada Firda.“Aku harus melakukan apa Tuhan, agar Firda kembali padaku? Haruskah aku menceraikan Zana Karunia wanita yang baru kunikahi hampir satu tahun itu. Wanita yang hari ini telah jadi ibu dari anakku y

  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 19 KEPUTUSAN HAKIM

    Setelah diberi segelas air putih warga untuk menetralisir ketegangan di hati yang berdegup kencang itu. Gunarso melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan mobil yang penyok bumper depan. Dia sudah tidak memperdulikan rasa nyeri ditubuhnya yang menatap stang setir mobil. Dia lajukan terus sekuat tenaga dengan kecepatan tinggi.Lima menit kemudian nampak di netra matanya gedung Pengadilan Negeri Agama berdiri kokoh didepannya. Mobil avanza putih itu dia belokkan ketempat parkir terdekat. Semua mata yang ada disitu menatapnya dengan keheranan melihat kondisi mobil Gunarso. Begitu sampai dia bergegas turun dari mobilnya dengan sedikit pincang. Lelaki ini menatap nyalang disemua tempat yang dia lalui mencari keberadaan Firda.Hari ini ada tiga persidangan di pengadilan Negeri ini, Gunarso segera bertanya kepada resepsionis yang mengenakan hijab warna khaky itu.“Maaf bu, persidang

  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 18 KEHILANGAN KEPERCAYAAN

    Gunarso berjalan dengan gontai sambil mengacak-acak rambutnya menuju ruang tamu. Dia kebingungan harus berbuat apalagi semua ATM nya sudah terkuras habis. Bahkan surat mobilnya pun sudah masuk rumah gadai untuk tambahan biaya rumah sakit Aina. Dia mengepalkan tangannya sangat geram melihat kelakuan Zana yang menghamburkan uang seenaknya, tapi lelaki ini tidak bisa berbuat apa-apa."Bagaimana Pak ?" tanya para developer itu dengan agak sinis."Beri aku waktu satu minggu untuk melunasi semua tunggakan yang kumiliki. Jika gagal tidak bisa melunasi maka aku akan pergi dari rumah ini." Gunarso menegosiasi para developer dengan perasaan tidak nyaman."Baiklah Pak saya tunggu hingga minggu depan. Kami mohon pamit ? Semoga Bapak bisa menepati janji serta dimudahkan rizkinya,”Tiga lelaki dari developer Cempaka Puri itu berlalu dari hadapannya, G

  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 17 KEPUTUSAN PAK ROIS

    Hari ini sang surya nampak gagah memeluk alam maya pada, suara aneka burung nampak bersahutan saling mengobrol satu sama lain yang sangkarnya bergantungan rapi di teras rumah milik mertuaku. Udara segar masuk perlahan memenuhi ruangan yang baru terbuka jendelanya.Firda telah memakai baju olahraganya dengan rapi, kemudian mengambil sepatu kets warna hitamnya. Hari ini dia akan pergi kerumah pak Haji Rois satu-satunya kakak kandung ayahnya yang masih hidup. Entah sudah berapa kali orang tua itu memintanya untuk datang tapi Firda belum sempat menemuinya.Baru saat ini Firda menyempatkan waktu untuk datang silaturahmi ke pak haji Rois. Selama ini pak haji Rois dan Tristanlah yang mengcover seluruh usaha dari ayahnya Firda yang telah berpulang ke rahmatullah. Firda sangat mempercayai pakdenya itu. Dibawah kendali beliau semua usaha ayahnya terus berkembang.Dengan berkendara motor maticnya dia melaju ditengah pusaran kendaraan dij

  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 16 RENCANA FIRDA

    POV FIRDAFirda masih duduk di pinggir ranjangnya sambil melihat perkembangangan kesembuhan wajahnya dengan sebuah kaca rias. Sesekali mengelus pipinya yang masih berbekas cakaran itu.Mengingat kejadian hari itu Firda merasa sangat marah pada suaminya itu. Lelaki yang kurang tegas dan tak bertanggungjawab bagi keluarga ini."Mestinya jika berani poligami ya harus seijin istri pertama bukan seenaknya saja main nikah tanpa memberitahu aku dan ibu. Sehingga tragedi cakar-cakaran sampai berkelahi didepan umum seperti beberapa waktu yang lalu bisa dihindari. Aku harus memberi pelajaran hingga tuntas pada lelaki yang ku sebut suamiku itu,"bathinku dalam hati.Oh ya hari ini adalah kepulangan si Zana dan Aina anak suamiku dan istri keduanya itu seperti kata Tristan.Ku cari ponselku, dan scroll perlahan didata contact aplikasi hijau itu untuk mencari no kontak Tristan[ Hallo Tristan]

  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 15 SUDAH JATUH TERTIMPA TANGGA

    Gunarso bergegas ke depan, matanya menatap kaget melihat siapa yang datang. Ternyata pak Tristan yang datang sang CEO di perusahaannya.Gunarso masih terkaget dari mana pak Tristan tahu rumahnya di Puri Cempaka Putih ini."Hai apa kabar Gun, lama kita tidak ketemu,""Eh ... iya ...Pak," jawab Gunarso terbata-bata merasa tertangkap basah karena sering mangkir kerja."Kemana saja Kau, hingga seluruh anak buahmu kutanya tidak ada yang tahu keberadaanmu," tanya pak Tristan menyelidik."Anu pak ... Itu anakku baru pulang dari rumah sakit," jawab Gunarso berlibet karena tegang.Pak Tristan membiarkan saja melihat Gunarso yang kebingungan celingak-celinguk bahkan sampai tidak memasukkan dirinya kedalam rumah."Sejak kapan kau pindah kesini? rumahmu bagus, kau pandai sekali investasi barang," ujar pak Tristan santai sedikit menyindir."Hampir dua tahun Pak," jawabnya singkat

  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 14 KECEWANYA SEORANG IBU

    Bu Zahra terpana sambil menatap wanita yang memakai setelan gamis warna daun kering itu. Berulangkali dia resapi untaian kata wanita yang selisih umurnya nggak beda jauh dengan usianya itu.Wanitu itu terus berterima kasih pada Gunarso yang telah berjasa mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk perjalanan umrohnya dengan fasilitas VIP.Belum habis kekagetannya, justeru yang di panggil bu Tukha oleh Gunarso itu mengira dirinya sebagai baby sitter untuk cucunya.Rasa pening kepala bu Zahra menyerang perlahan menusuk-nusuk kepalanya seakan ada rangkaian jarum yang terus tak berhenti gerak menghujam.Hati yang selama ini penuh kasih pada anak kesayangan yang bernama Gunarso berangsur melemah tak berdaya berganti rasa kecewa yang mendalam . Tetes demi tetes air mata berebut keluar dari manik mata lembut bu Zahra.Gunarso terdiam tanpa ekspresi, dia tidak berani bersit

  • Noktah Merah Pernikahan Firda   BAB 13 SUMBER MASALAH

    Di Lantai 2Dion Aditama raharja membawa Firda kekamarnya dengan hati berbunga- bunga merasa dimenangkan oleh Firda dari suaminya.Begitu sudah memasuki kamar , Firda melihat suaminya pergi dia langsung berusaha melompat dari gendongan lelaki itu.Dion masih memeluknya dengan erat seakan sayang mau menurunkan wanita yang selalu mengisi hatinya itu. Dia pandangi wanita cantik dengan sejuta cinta terpancar dari wajahnya yang selalu menyunggingkan senyuman.Firda salah tingkah mendapat tatapan mesra dari mantannya itu, dia berusaha melepas pelukan Dion dan memintanya untuk menurunkannya.“Hai, turunkan aku. Jangan cari kesempatan,” kata Firda ketus sambil menyembunyikan semburat merah dipipinya itu.

DMCA.com Protection Status