Semua Bab PEWARIS TERSEMBUNYI : Bab 151 - Bab 160
176 Bab
Part 151. Bolehkah aku bermain?
"Endrea," panggil seorang Pria yang sudah berdiri dibelakang Endrea.Endrea berbalik dan melihat Semuel disana, menggunakan kemeja putih dipadukan dengan celana hitam dan memakai jas warna hitam, tidak lupa dasi kupu-kupu menambah kesan wibawa kepada Semuel."Eh Semuel," ujar Endrea kemudian melihat ke belakang Semuel."Kamu mencari siapa?" tanya Semuel dengan memgikuti Endrea melihat ke arah belakangnya. "Ehh engga kok, kamu baru sampai?" Endrea balik bertanya kepada Semuel."Iya," jawab Semuel kemudian menarik tangan Endrea untuk naik ke atas pelaminan, mereka berfoto dengan pasangan pengantin yang terlihat begitu bahagia.Acara kembali berlanjut ke pesta semua tamu dimanjakan dengan masakan yang enak, dan tentunya anak artis terkenal menghibur mereka. "Aku sudah lama kenal denganmu dan juga Qila, tapi kenapa kamu belum pernah mempertemukanku dengan istrimu, aku juga ingin bertanya banyak hal padanya," ucap Endrea kepada
Baca selengkapnya
Part 152. Menyebalkan
"Cari siapa?" tanya Semuel dengan menahan pintu kamar yang akan ditutup oleh Endrea, suara bariton Semuel berhasil mengejutkan Endrea."Bikin kaget saja," celetuk Endrea dengan memukul dada bidang Semuel. "Haha sudah-sudah, aku boleh masuk?" tanya Semuel dengan menghentikan aksi Endrea yang terus memukulnya. "Ya sudah boleh," jawab Endrea kemudian Endrea masuk terlebih dahulu disusul Semuel dibelakangnya.Perut Endrea terasa lapar ternyata dari tadi dirinya belum sarapan, Endrea melihat ada satu bungkus kue tergeletak dimeja, Endrea membukanya dan mulai melahapnya. "Sepertinya enak," celetuk Semuel kemudian merebut kue yang ada ditangan Endrea. "Sem... Aku belum sarapan dari pagi," ujar Endrea dengan memajukan bibirnya."Yah sudah habis," jawab Semuel dengan mengibaskan plastik roti yang sudah kosong."Ya sudah lah," kemudian Endrea berjalan ke arah kulkas dan mengeluarkan minuman dingin dan meneguknya s
Baca selengkapnya
Part 153. Perumahan komplek cemara
"Kalau aku yang diperintah tidur di kamar bersamamu tidak akan menolak," ujar Semuel membuat Endrea melebarkan matanya."Kamu ini ngomong apa sih," gumam Endrea kemudian membalikan wajahnya meningalkan Semuel yang masih berdiri dengan menatap punggungnya. Endrea masuk ke dalam kamar dan membereskan semua barang bawaannya, agar nanti tidak terburu-buru saat akan kembali."Lia sudah disiapkan semua barang kamu, dan tidak ada yang ketingalan?" tanya Endrea memastikan kepada Lia takut ada barang yang tertinggal. "Ngga ada Bu, sudah Lia cek tadi satu persatu dan tidak ada yang tertinggal," jelas Lia, kemudian Endrea menganggukan kepalanya. Sebelum kembali ke rumah Endrea mandi terlebih dahulu dan berganti pakaian, takut nanti terkena macet dan sampai di rumah malam. Endrea juga memandikan Ardan terlebih dahulu, saat memakaikan sepaty kepada Ardan pintu kamarnya diketuk. "Siapa?" tanya Endrea dengan membuka pin
Baca selengkapnya
Part 154. Lupa dengan kata-katanya sendiri
"Dengan adanya aku di dekatmu kamu bisa kapan saja meminta bantuan kepadaku, misal tidak bisa mengangkat galon atau memindahkan lemari atau yang lainnya," lanjut Semuel, membuat Endrea menarik bibirnya. "Benar juga, baik besok hari minggu datang ke apartemen ini lagi," pinta Endrea kali ini Semuel yang dibuat heran dengan permintaan Endrea. "Untuk apa?" tanya Semuel. "Ada sesuatu hal yang harus kamu lakukan," jawab Endrea kemudian membuka pintu mobil, mereka sudah sampai. Benar perkiraan Endrea mereka akan sampai pada malam hari, karena sudah malam setelah meletakan semua barang milik Endrea, Semuel langsung pamit untuk pulang. Saat sampai di rumah tidak hentinya Semuel memikirkan kata-kata endrea, untuk apa Endrea memintanya untuk datang kembali ke apartemennya. Hari berganti hari tidak terasa sudah hari minggu, Semuel sudah bersiap dari pagi buta untuk datang ke apartemen Endrea dan sudah beberapa kali b
Baca selengkapnya
Part 155. Pindah rumah
Pikiran Semuel berputar saat dirinya berada di dalam mobil, memangnya apa yang dia katakan kepada Endrea, karena pertanyaannya tidak kunjung mendapatkan jawaban Semuel kembali melanjutkan pekerjaannya dengan memikirkan kata-kata kemarin. "Memangnya aku berkata apa kemarin," gumam Semuel dengan menepuk kepalanya sendiri agar ingat dengan kata-katanya."Dengan adanya aku di dekatmu kamu bisa kapan saja meminta bantuan kepadaku, misal tidak bisa mengangkat galon atau memindahkan lemari atau yang lainnya," Endrea mengulangi perkataan Semuel kemarin waktu berada di dalam mobil. "Ya tuhan itu perkataan beberapa tahun yang lalu, kenapa perempuan selalu ingat," ucap Semuel dengan nada heran. "Makannya Bro jangan sekali-kali berjanji kepada wanita, bisa panjang urusannya," celetuk Kevin dengan menepuk pundak Semuel. "Aku tidak berjanji," jawab Semuel membela dirinya sendiri. "Tapi kamu memberikan harapan kepada mereka," ja
Baca selengkapnya
Part 156. Belajar mandiri
"Hari sudah sore kita pamit pulang dulu ya En, besok kapan-kapan pasti aku akan main," pamit Yuana kepada Endrea.Endrea melihat ke arah jam dipergelangan tangannya, sudah menunjukkan jam empat kurang sepuluh menit."Oh iya hati-hati di jalan ya," ucap Endrea kemudian mengantarkan Yuana dan Kevin sampai di depan rumah. Endrea membalikan badannya ketika mobil Kevin tidak kagi terlihat, saat akan masuk ke dalam hampir saja Endrea menabrak Semuel. "Mau kemana?" tanya Endrea dengan menatap ke arah Semuel dari atas sampai bawah."Kopiku sudah habis, aku mau pulang takut Qila nyariin juga," pamit Semuel kemudian keluar dari rumah Endrea."Titip salam buat Qila," teriak Endrea sebelum Semuel masuk ke dalam mobil. "Akan aku sampaikan, lain kali main ke rumah pasti Qila senang," perintah Semuel, Endrea mengangguk.Semuel menjalankan mobilnya karena rumah mereka berhadapan, jadi tidak membutuhkan waktu lama Semuel sudah
Baca selengkapnya
Part 157. Mamanya Qila
Endrea melihat ke arah jam yang ada di dinding sudah menunjukan jam sebelas malam, Endrea menutup laptopnya dan meletakan bantal disekeliling Ardan kemudian keluar dari kamar tidak lupa mematikan lampunya, mulai saat ini Endrea akan membiasakan Ardan tidur sendiri. Pagi ini sekitar jam sepuluh pagi mobil Semuel datang ke rumah Endrea, seperti katanya semalam akan mengajak Endrea dan Ardan pergi kesuatu tempat. Ting... Tong... Semuel menekan bel rumah Endrea tidak lama kemudian pintu rumahnya terbuka, ternyata Lia yang membukakan pintu dan mempersilahkan Semuel dan Qila masuk. Qila dan Semuel duduk disofa menunggu Endrea keluar dari kamar, Endrea turun dari lantai dua hari ini Endrea memakai celana jeans panjang warna hitam dipadukan dengan kaos lengan pendek warna putih. "Kalian menunggu Tante lama ya?" tanya Endrea kepada Qila. "Ngga kok Tante, Qila juga baru sampai," jawab Qila kemudian mereka langsung ber
Baca selengkapnya
Part 158. Bertemu sang Kakek
"Tapi aku percaya semua itu memang sudah ditakdirkan untukku, satu minggu Qila sudah boleh diijinkan untuk pulang, awalnya aku tidak ingin mengurus Qila namun saat menatap mata kecilnya sungguh anak itu mengingatkanku kepada Intan," jelas Semuel, Endrea hanya menjadi pendengar setia. "Dan setelah itu aku menjadi sangat sayang kepada Qila, tidak ingin melihatnya menangis dan kesepian," lanjut Semuel kemudian matanya terkunci saat menatap Endrea. 'Tapi perasaanku selalu berbunga-bunga saat melihat matamu,' batin Semuel tidak berani berkata langsung kepada Endrea. Endrea memalingkan wajahnya ke arah samping, kemudian berkata "Ayo lankutkan perjalanannya,"."Benar juga anak-anak sudah jauh," ujar Semuel kemudian dirinya terkekeh. Setelah mengujungi makam Arya mereka cukup lama berada disana, karena Ardan tidak mau di ajak pulang dengan alesan masih ingin bersama Papinya. Setelah berhasil membujuk Ardan mereka langsu
Baca selengkapnya
Part 159. Marah tidak jelas
Endrea menghentikan taksi yang lewat dan langsung masuk ke dalamnya tanpa menghiraukan teriakan Semuel, Semuel mengusap wajahnya dengan kasar pasti Kakek berkata yang tidak-tidak kepada Endrea. "Sebenarnya apa yang Kakek katakan kepada Endrea kenapa dia tiba-tiba jadi marah tidak jelas seperti itu?" tanya Semuel kepada Kakeknya."Kakek tidak bicara apa-apa," jawab Kakek Semuel kemudian meninggalkan Semuel dengan perasaan yang kacau."Qila ayo pulang," ajak Semuel. Qila berjalan ke arah Papanya dengan tidak bersemangat, Qila merasa ada yang salah dengan Tante baik kenapa tidak menjawab pertanyaannya tadi. "Kenapa Papa jahat kepada Tante baik, kenapa Papa buat Tante baik jadi marah sama Qila, kenapa Pa?" tanya Qila yang terus menyalahkan Papanya. "Sayang Papa juga tidak tahu kenapa Tante jadi marah-marah, nanti kita bujuk sama-sama ya biar Tante baik ngga marah lagi," ajak Semuel. "Ngga pokoknya Papa harus
Baca selengkapnya
Part 160. Permohonan Semuel
"Semuel...." Endrea terkejut melihat Semuel berdiri di balik pintu, perkataan Kakek semuel tiga hari yang laly berputar dikepala Endrea, Endrea ingin menutup pintunya tapi ditahan oleh Semuel. "Aku mohon jangan seperti ini terus Endrea, aku ngga bisa didiemi sama kalian," ucap Semuel masih dengan menahan pintunya."Terus kamu maunya aku gimana?" tanya Endrea dengan nada yang tertahan. "Aku mau kembali seperti kemarin, ngga marah-marah ngga jelas kaya gini, kamu tahu karena kamu marah Qila juga tidak mau berbicara denganku," jelas Semuel. Endrea tidak jadi menutup pintunya saat mendengar nama Qila, Endrea melipat kedua tangannya di dada."Kamu kan Papanya, kenapa tidak bisa membujuk anaknya yang marah ini sungguh aneh," ujar Endrea dengan nada mengejek. "Bukan aku ngga bisa, tetapi Qila maunya kamu datang ke rumah setelah itu dia tidak akan marah lagi, jangankan membujuknya saat berpapasan saja Qila langsung membuang w
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status