Lahat ng Kabanata ng PEWARIS TERSEMBUNYI : Kabanata 121 - Kabanata 130
176 Kabanata
Part 121. Permintaan maaf Eva
"Tidak apa-apa Bu, silahkan Ibu berbaring disini ya," perintah Dokter Riri dengan menunjuk brangkar yang sudah disiapkan, Dokter Riri membuka baju Endrea dan mulai mengoleskan jel diperut Endrea."Selesai," ujar Dokter Riri kemudian memerintahkan Endrea untuk kembali duduk di kursi yang berada di depannya. "Selamat ya Ibu Endrea, kandungan Ibu sudah memasuki minggu ke enam," ucap Dokter Riri dengan mengulurkan tangannya ke arah Endrea."Jadi benar saya sedang hamil Dok?" tanya Endrea dengan mata berkaca-kaca."Iya betul Bu, dijaga dengan baik ya kandungannya dan sering-sering makan buah biar sehat," saran Dokter Riri untuk Endrea. "Ya tuhan," Endrea tidak tahu lagi harus berkata apa, dirinya sangat bahagia mengetahui bahwa dirinya sedang mengandung saat ini.Endrea akan menjaga anaknya sampai besar, Endrea mengusap perutnya yang masih rata. "Oh iya Ibu kalau boleh tau kemana suaminya, kenapa Ibu datang sendiri?" tany
Magbasa pa
Part 122. Membebaskan Eva
"Ibu Endrea, saya minta maaf yang sedalam-dalamnya saya merasa sangat bersalah, seandainya aku tahu kalau akhirnya akan seperti ini saya tidak akan mau bekerja sama dengan Ibu Liana," ucap Eva dengan menunduk tidak berani menatap ke arah Endrea."Aku tahu waktu itu kamu hanya dimanfaatkan oleh Liana, dan saya juga bisa memposisikan diri saya diposisimu," ujsr Endrea membuat Kevin menatap tidak mengerti dengan maksud perkataan Endrea."Saya sudah memaafkanmu dan saya juga akan menarik kembali tuntutan terhadapmu," ujar Endrea membuat Eva memberanikan diri memgangkat kepalanya. "Maksud Ibu bagaimana?" tanya Eva mmeberanikan diri untuk bertanya meski dengan nada bergetar."Iya kamu tidak menjadi ditahan, kamu masih memiliki seorang Ibu dan juga adik yang masih membutuhkan banyak biaya, dan aku tahu kamulah tulang punggung dikeluargamu jadi saya tidak setega itu kepada orang," ujar Endrea membuat Eva menangis tersedu-sedu, tidak menyangka Endrea sebaik
Magbasa pa
Part 123. Mencari pemimpin perusahaan
Endrea membalikan badannya dan melihat ke arah Yuana kemudian berkata "Baik Yuana bilang kepada mereka, sebentar lagi saya akan kesana,"."Baik Bu," jawab Yuana kemudian berbalik meninggalkan Endrea, Yuana berjalan menuju keruangan meeting dan mengatakan Endrea akan datang sebentar lagi. Endrea masuk ke dalam ruangannya meletakan tasnya dan keluar kembali, Endrea mengintip ruangan Kevin yang sudah kosong Endrea menganggukan kepalanya. Mungkin Kevin sudah ke ruangan meeting pikir Endrea, Endrea membuka pintu ruangan meeting dan semua orang yang berada di dalamnya langsung berdiri dan melihat ke arah Endrea. Endrea memutarkan pandangannya dan semuanya sudah ada disana termasuk Kevin, semua ada delapan orang dua diantara mereka adalah perempuan, Endrea berjalan ke kursi yang berada paling ujung kursi dimana suaminya akan memimpin meeting. Melihat Endrea berjalan ke arahnya Kevin berdiri dan memepersilahkan Endrea untuk duduk, K
Magbasa pa
Part 124. Perasaan yang salah
"Saya sejutu kalau Pak Kevin yang akan menggantikan Pak Arya, sebelumnya Pak Kevin juga sering kesana kemari dengan Pak Arya dan satu lagi pekerjaan Pak Kevin juga sama dengan Pak Arya," ujar Pak Andra."Iya saya juga setuju dengan anda Pak Andra," sahut Tika yang menyetujui pendapat Pak Andra. "Iya itu yang saya pertimbangkan, mungkin hanya itu yang ingin saya sampaikan, setelah itu kalian bisa diskusikan dengan yang lain saya permisi," pamit Endrea kemudian keluar dari ruangan meeting dan berjalan ke arah ruangannya. Endrea langsung menutup pintunya dan bernafas lega, setelah ini kita akan hidup dengan tenang berdua sayang tanpa ada masalah sulit yang akan menghalangi pikir Endrea dengan mengusap perutnya yang masih rata."Bi ini maksudnya bagaimana? kan Bibi yang memiliki hak untuk ini semua," ujar Kevin kemudian duduk di kursi yang berada di depan Endrea."Aku menyerahkan ini semua kepadamu Kevin dan Aku sudah memikirkan ini matang-
Magbasa pa
Part 125. Meninggalkan kenangan
"Aku tahu ini tidak benar dan tidak seharusnya aku mengatakan ini, tapi perasaanku kepadamu masih sama seperti dulu, aku masih mencintaimu Endrea," ucap Kevin membuat tubuh Endrea merinding dan bulu kuduknya seketika berdiri. "Ke... Kevin...." ucap Endrea dengan nada yang bergetar. Kevin menggelengkan kepalanya kemudian berkata "Aku tahu ini juga salah dan aku hanya ingin kamu tahu, selama ini aku menyimpan rasa yang sama seperti dulu tanpa orang lain ketahui, aku juga tidak meminta kamu membalasnya karena itu mustahil,"."Sebelum kamu pergi, aku hanya ingin mengatakan perasaan yang selama ini aku pendam kepadamu," ucap Kevin kemudian melepaskan pelukannya, Endrea berbalik dan menatap tajam ke arah Kevin. "Kamu sudah tahu aku tidak akan membalas cintamu, maka dari itu aku minta satu hal kepadamu setelah aku kembali kamu harus sudah memiliki seorang wanita disampingmu," ujar Endrea penuh harap. "Aku tidak tahu bisa atau tidak
Magbasa pa
Part 126. Desa yang asri
Endrea kembali fokus dalam perjalanannya, satu setengah jam kemudian mereka sudah sampai dibandara, setelah membayar ongkos taksi dan memberikan tip kepada supirnya Endrea turun. Jam penerbangan akan dilakukan jam dua siang, sekarang masih jam satu Endrea mencari kedai yang menjual makanan disekitar bandara, meski dirinya tidak lapar tapi sekarang dirinya tidak boleh egois ada nyawa di dalam perutnya.Endrea langsung memesan nasi dan ayam dan unutk minum Endrea mengambil air putih, selesai makan Endrea melihat ke arah jam dipergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul setengah dua.Endrea kembali ke bandara dan duduk di kursi tunggu, Endrea mengambil ponselnya tapi tidak ada pesan yang dikirimkan selain dari operator, tidak lama kemudian pesawat yang akan ditumpangi Endrea akak segera terbang. Sore harinya Endrea sudah sampai dibandara tujuan, Endrea menunggu barangnya yang sedang diperiksa.Setelah itu Endrea memakai taksi yang ada di
Magbasa pa
Part 127. Rumah yang akan dikontrak
"Saya Endrea, Bu," jawab Endrea dengan menyambut uluran tangan Bu Siti, awalnya Bu Siti mengira Endrea adalah orang yang sombong dan tidak mau bersalaman dengannya tapi pikirannya salah."Ya sudah kalau begitu saya pamit dulu," pamit Pak Amin, Endrea memberikan dua lembar uang merah kepada Pak Amin kemudian berkata."Bagi rata sama temannya ya Pak, Saya memgucapkan banyak terimakasih karena sudah mau mengantarkan saya kesini," ucap Endrea."Sama-sama tapi ini kebanyakan Neng," ucap Pak Amin dengan berusaha untuk mengembalikan uang merah yang satu lembar kepada Endrea."Buat Bapak makan," ucap Endrea malah memberikan kembali uang dua lembar lagi kepada Pak Amin."Alhamdulilah Terimakasih Neng, ini Bapak terima ya," ujar Pak Amin kemudian Pak Amin pergi meninggalkan Endrea dan Bu Siti disana."Oh iya mari saya tunjukan rumah yang mau dikontakan siapa tahu suka, kalau tidak saya akan memberitahu tempat yang lain," ajak Bu Siti dengan membantu E
Magbasa pa
Part 128. Memulai kehidupan baru
"Suami saya selalu berada disamping saya Bu, suami saya meninggal satu minggu yang lalu karena dari itu saya tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, dan saya memilih untuk menyendiri terlebih dahulu," jelas Endrea nembuat Ibu Siti mengangguk, Ibu Siti sedikit demi sedikit mulai mengerti. "Yang sabar ya, kalau begitu biar Ibu bawa barang-barangnya kesini lagi hamil jangan terlalu capek," nasehat Ibu Siti setelah mengatakan seperti itu Ibu Siti meninggalkan Endrea untuk mengambil koper yang berada di depan tadi. "Kalau butuh apa-apa bilang saja langsung ke Ibu jangan sungkan ya," pinta Ibu Siti. "Di dalam hanya ada kasur untuk tidur, kalau mau beli apa-apa nanti Ibu antarkan sekarang lebih baik istirahat dulu tidak baik untuk kandungan jika terlalu lelah," perintah Ibu Siti kepada Endrea."Iya Bu, terimakasih ya," jawab Endrea setelah itu Ibu Siti meninggalkan Endrea sendiri disana.Untungnya tadi Endrea sempat membeli roti untu
Magbasa pa
Part 129. Membeli sarapan
"Terimakasih Mbak, padahal Ibu mau bayar sendiri tadi," ucap Ibu Siti kepada Endrea."Iya sama-sama Bu," kemudian Endrea meminta kepada penjual untuk mengupaskan buah mangga, dirinya ingin sekali makan disana. Selesai berbelanja Endrea melihat ke arah jam dipergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul empat lebih tiga puluh menit. "Bu ada yang mau dibeli lagi apa ngga?" tanya Endrea kepada Ibu Siti. "Kalau ibu sih ngga, ini juga kebanyakan sebenarnya Ibu tidak pernah berbelanja sebanyak ini hehe," jawab Ibu Siti dengan tersenyum malu dan mengangkat kantong kresek yang ada ditangannya."Itu hadiah buat Ibu karena mau menemani Endrea belanja sampai sore lagi, sekarang kita pulang aja ya Bu," ajak Endrea, Ibu Siti mengangguk kemudian mereka mencari ojek untuk mengantarkan ke rumah. Saat baru saja sampai di rumah Endrea melihat dua mobil pik up yang sudah ada di depan rumah Ibu Siti, Endrea memerintahkan kedua pria yang
Magbasa pa
Part 130. Penantian
"Bu jadi semuanya berapa biar sekalian aku bayar sama punya ibu-ibu ini," tunjuk Endrea kepada ke tiga ibu-ibu yang masih sibuk membicarakannya, ke tiga ibu-ibu itu langsung berhenti berbicara dan melihat ke arah Endrea."Ibu Wati pesan dua bungkus, Ibu Ida pesan tiga, sama Ibu Ela pesan dua bungskus jadi semuanya delapan bungkus ya sama punya Neng, harga perbungkusnya sepuluh ribu jadi depalan puluh ribu Neng," ucap penjual itu dengan menjelaskan siapa nama-nama ibu yang ada di depannya. "Oh iya Bu ini uangnya," ujar Endrea dengan memberikan uang merah satu lembar, dan Ibu penjual itu memberika kembaliannya. "Mbak makasih ya pagi-pagi udah ditraktir," ucap Ibu Ida yang memakai daster warna kuning."Sama-sama Bu, saya pulang dulu mari," pamit Endrea dan ketiga Ibu itu mengangguk.Sesampainya di rumah Endrea mandi terlebih dahulu, hanya berjalan ringan selama sepuluh menit saja sudah membuatnya lelah, selesai mandi Endrea memasak air unt
Magbasa pa
PREV
1
...
1112131415
...
18
DMCA.com Protection Status