"Saya sejutu kalau Pak Kevin yang akan menggantikan Pak Arya, sebelumnya Pak Kevin juga sering kesana kemari dengan Pak Arya dan satu lagi pekerjaan Pak Kevin juga sama dengan Pak Arya," ujar Pak Andra.
"Iya saya juga setuju dengan anda Pak Andra," sahut Tika yang menyetujui pendapat Pak Andra.
"Iya itu yang saya pertimbangkan, mungkin hanya itu yang ingin saya sampaikan, setelah itu kalian bisa diskusikan dengan yang lain saya permisi," pamit Endrea kemudian keluar dari ruangan meeting dan berjalan ke arah ruangannya.
Endrea langsung menutup pintunya dan bernafas lega, setelah ini kita akan hidup dengan tenang berdua sayang tanpa ada masalah sulit yang akan menghalangi pikir Endrea dengan mengusap perutnya yang masih rata.
"Bi ini maksudnya bagaimana? kan Bibi yang memiliki hak untuk ini semua," ujar Kevin kemudian duduk di kursi yang berada di depan Endrea.
"Aku menyerahkan ini semua kepadamu Kevin dan Aku sudah memikirkan ini matang-
"Aku tahu ini tidak benar dan tidak seharusnya aku mengatakan ini, tapi perasaanku kepadamu masih sama seperti dulu, aku masih mencintaimu Endrea," ucap Kevin membuat tubuh Endrea merinding dan bulu kuduknya seketika berdiri."Ke... Kevin...." ucap Endrea dengan nada yang bergetar.Kevin menggelengkan kepalanya kemudian berkata "Aku tahu ini juga salah dan aku hanya ingin kamu tahu, selama ini aku menyimpan rasa yang sama seperti dulu tanpa orang lain ketahui, aku juga tidak meminta kamu membalasnya karena itu mustahil,"."Sebelum kamu pergi, aku hanya ingin mengatakan perasaan yang selama ini aku pendam kepadamu," ucap Kevin kemudian melepaskan pelukannya, Endrea berbalik dan menatap tajam ke arah Kevin."Kamu sudah tahu aku tidak akan membalas cintamu, maka dari itu aku minta satu hal kepadamu setelah aku kembali kamu harus sudah memiliki seorang wanita disampingmu," ujar Endrea penuh harap."Aku tidak tahu bisa atau tidak
Endrea kembali fokus dalam perjalanannya, satu setengah jam kemudian mereka sudah sampai dibandara, setelah membayar ongkos taksi dan memberikan tip kepada supirnya Endrea turun.Jam penerbangan akan dilakukan jam dua siang, sekarang masih jam satu Endrea mencari kedai yang menjual makanan disekitar bandara, meski dirinya tidak lapar tapi sekarang dirinya tidak boleh egois ada nyawa di dalam perutnya.Endrea langsung memesan nasi dan ayam dan unutk minum Endrea mengambil air putih, selesai makan Endrea melihat ke arah jam dipergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul setengah dua.Endrea kembali ke bandara dan duduk di kursi tunggu, Endrea mengambil ponselnya tapi tidak ada pesan yang dikirimkan selain dari operator, tidak lama kemudian pesawat yang akan ditumpangi Endrea akak segera terbang.Sore harinya Endrea sudah sampai dibandara tujuan, Endrea menunggu barangnya yang sedang diperiksa.Setelah itu Endrea memakai taksi yang ada di
"Saya Endrea, Bu," jawab Endrea dengan menyambut uluran tangan Bu Siti, awalnya Bu Siti mengira Endrea adalah orang yang sombong dan tidak mau bersalaman dengannya tapi pikirannya salah."Ya sudah kalau begitu saya pamit dulu," pamit Pak Amin, Endrea memberikan dua lembar uang merah kepada Pak Amin kemudian berkata."Bagi rata sama temannya ya Pak, Saya memgucapkan banyak terimakasih karena sudah mau mengantarkan saya kesini," ucap Endrea."Sama-sama tapi ini kebanyakan Neng," ucap Pak Amin dengan berusaha untuk mengembalikan uang merah yang satu lembar kepada Endrea."Buat Bapak makan," ucap Endrea malah memberikan kembali uang dua lembar lagi kepada Pak Amin."Alhamdulilah Terimakasih Neng, ini Bapak terima ya," ujar Pak Amin kemudian Pak Amin pergi meninggalkan Endrea dan Bu Siti disana."Oh iya mari saya tunjukan rumah yang mau dikontakan siapa tahu suka, kalau tidak saya akan memberitahu tempat yang lain," ajak Bu Siti dengan membantu E
"Suami saya selalu berada disamping saya Bu, suami saya meninggal satu minggu yang lalu karena dari itu saya tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, dan saya memilih untuk menyendiri terlebih dahulu," jelas Endrea nembuat Ibu Siti mengangguk, Ibu Siti sedikit demi sedikit mulai mengerti."Yang sabar ya, kalau begitu biar Ibu bawa barang-barangnya kesini lagi hamil jangan terlalu capek," nasehat Ibu Siti setelah mengatakan seperti itu Ibu Siti meninggalkan Endrea untuk mengambil koper yang berada di depan tadi."Kalau butuh apa-apa bilang saja langsung ke Ibu jangan sungkan ya," pinta Ibu Siti."Di dalam hanya ada kasur untuk tidur, kalau mau beli apa-apa nanti Ibu antarkan sekarang lebih baik istirahat dulu tidak baik untuk kandungan jika terlalu lelah," perintah Ibu Siti kepada Endrea."Iya Bu, terimakasih ya," jawab Endrea setelah itu Ibu Siti meninggalkan Endrea sendiri disana.Untungnya tadi Endrea sempat membeli roti untu
"Terimakasih Mbak, padahal Ibu mau bayar sendiri tadi," ucap Ibu Siti kepada Endrea."Iya sama-sama Bu," kemudian Endrea meminta kepada penjual untuk mengupaskan buah mangga, dirinya ingin sekali makan disana.Selesai berbelanja Endrea melihat ke arah jam dipergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul empat lebih tiga puluh menit."Bu ada yang mau dibeli lagi apa ngga?" tanya Endrea kepada Ibu Siti."Kalau ibu sih ngga, ini juga kebanyakan sebenarnya Ibu tidak pernah berbelanja sebanyak ini hehe," jawab Ibu Siti dengan tersenyum malu dan mengangkat kantong kresek yang ada ditangannya."Itu hadiah buat Ibu karena mau menemani Endrea belanja sampai sore lagi, sekarang kita pulang aja ya Bu," ajak Endrea, Ibu Siti mengangguk kemudian mereka mencari ojek untuk mengantarkan ke rumah.Saat baru saja sampai di rumah Endrea melihat dua mobil pik up yang sudah ada di depan rumah Ibu Siti, Endrea memerintahkan kedua pria yang
"Bu jadi semuanya berapa biar sekalian aku bayar sama punya ibu-ibu ini," tunjuk Endrea kepada ke tiga ibu-ibu yang masih sibuk membicarakannya, ke tiga ibu-ibu itu langsung berhenti berbicara dan melihat ke arah Endrea."Ibu Wati pesan dua bungkus, Ibu Ida pesan tiga, sama Ibu Ela pesan dua bungskus jadi semuanya delapan bungkus ya sama punya Neng, harga perbungkusnya sepuluh ribu jadi depalan puluh ribu Neng," ucap penjual itu dengan menjelaskan siapa nama-nama ibu yang ada di depannya."Oh iya Bu ini uangnya," ujar Endrea dengan memberikan uang merah satu lembar, dan Ibu penjual itu memberika kembaliannya."Mbak makasih ya pagi-pagi udah ditraktir," ucap Ibu Ida yang memakai daster warna kuning."Sama-sama Bu, saya pulang dulu mari," pamit Endrea dan ketiga Ibu itu mengangguk.Sesampainya di rumah Endrea mandi terlebih dahulu, hanya berjalan ringan selama sepuluh menit saja sudah membuatnya lelah, selesai mandi Endrea memasak air unt
Hari perkiraan lahir Endrea sudah dekat, tinggal tiga hari lagi dan mulai saat itu Ibu Siti tinggal di rumah dengan Endrea, takut jika malam hari Endrea akan merasakan mulas.Malam ini saat hujan disertai dengan petir, Endrea mulai merasakan tidur yang tidak nyaman sering buang air kecil, dan pinggangnya mulai terasa sakit.Endrea melihat jam di dinding baru menunjukan jam satu dini hari, Endrea menahan rasa sakitnya yang mulai terasa bahkan Endrea sampai manangis.Karena sudah tidak kuat lagi Endrea keluar kamar dengan tertatih, Endrea mengetuk pintu kamar yang digunakan Ibu Siti."Bu ini Endrea perutku sakit," ucap Endrea dengan terus mengetuk pintu, tidak lama kemudian Ibu Siti keluar dan langsung panik saat melihat Endrea kesakitan."Kamu mau melahirkan, sekarang ke bidan terdekat dulu ya," ajak Ibu Siti.Ibu Siti berlari ke kamar Endrea dan mengambil tas perlengkapan untuk melahirkan, Endrea sudah men
"Gini Endrea, bukan maksud Ibu mengusir kamu dari sini justru Ibu senang memiliki anak gadis dan cucu yang tampan seperti Arda, Ardan kan sekarang sudah besar apa kamu tidak mau mempertemukan dia dengan Papinya meski hanya datang ke makamnya?" tanya Ibu Siti membuat Endrea terdiam yang dikatakan Ibu Siti benar juga apakah dirinya akan terus seperti ini."Untuk saat ini Endrea masih belum siap untum kembali Bu," jawab Endrea dengan nada lirih bahkan hampir tidak terdengar."Jika tidak sekarang, kapan lagi kita tidak tahu umur kita akan sampai kapan, dan ajal bisa kapan saja saran Ibu sebelum semuanya terlambat," ujar Ibu Siti dengan mengusap pelan pundak Endrea."Iya Bu nanti Endrea akan mengabari orang sana, mungkin besok minggu Endrea akan kembali kesana," ucap Endrea.Endrea berjalan masuk ke dalam kamarnya, setelah memiliki anak jarang sekali Endrea memegang ponsel Endrea mencari nomor Kevin kemudian memencet tombol panggil.Tut... Tut... Tut...
Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali
Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan
"Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,
Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau
"Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.
"Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me
Endrea berbalik ingin memukul Kevin tapi Kevin menghindar, Endrea mengejar Kevin dengan berkata "Bisa diam ngga sih,"."Mami lagi apa?" tanya Ardan yang baru turun dari kamarnya dan melihat Mami dan Omnya sedang berlarian."Ngga sayang, itu si Om nakal," jawab Endrea kemudian menggendong Ardan dan membawanya ke meja makan, Yuana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya dan Endrea.Sebentar lagi Kevin sudah mau menjari seorang Ayah tapi tingkahnya masih seperti anak kecil saat bertemu dengan Endrea, tapi Yuana tidak pernah melarangnya selagi itu membuat suaminya bahagia."Makan yuk ini semuanya sudah siap," ajak Yuana kemudian mereka bertiga jalan ke arah meha makan dan mulai menikmati soto ayam buatan Yuana.Selesai sarapan Yuana dan Kevin pamit pulang karena mereka harus berangkat ke kantor, begitu juga Endrea harus bersiap untuk bekerja.Endrea mengantarkan Kevin sampai di depan rumahnya, Endrea kembali
"Lain kali jangan memaksa orang yang sedang hamil, itu tidak baik," gerutu Endrea, Kevin hanya bisa memamerkan giginya yang putih dan tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jam sebelas malam mereka baru selesai makan malam, Kevin dan Yuan pulang terlebih dahulu malam ini mereka aka menginap di rumah Endrea.Sedangkan Endrea dan Semuel masih ingin menikmati malam berdua, Semuel memerintahkan Endrea untuk menatap ke arahnya."Coba lihat ke arahku dan tatap mataku," perintah Semuel kepada Endrea.Endrea menurut dan langsung menatap mata Kevin, mereka saling bertatap kemudian Semuel memalingkan wajahnya ke arah lain."Kamu cantik, aku tidak menyangka kamu mau menerima cintaku," ujar Semuel dengan menggengam tangan Endrea."Tugas kita masih satu lagi," ujar Semuel.Endrea melihat ke arah Semuel dengan menaikan sebelah alisnya kemudian bertanya "Apa?"."Kita harus mendapatkam restu Kakek, setelah itu kita b
"Seperti anak remaja saja yang mudah tersingung," gumam Endrea kemudian dirinya tersenyum dan mematikan ponselnya dan meletakan kembali ke meja kamar.Siang ini Endrea berencana ingin pergi ke mal untuk berbelanja barang yang sudah habis, karena Ardan baru saja tertidur jadi Endrea menitipkan Ardan kepada Lia, agar dirinya bisa leluasa belanja.Endrea berjalan ke arah garasi dan memgeluarkan mobil pajero putihnya, Endrea membawa dengan perlahan mobil itu ke mal.Semuel yang sedang berada dibalkon kamarnya melihat mobil Endrea keluar, Semuel menghembuskan nafas lega kemudian tersenyum itu artinya Endrea sudah tidak lagi marah dengan ucapan Kakeknya.Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu sejak pernyataan cinta Semuel waktu itu, sekarang waktunya Endrea memberikan jawaban kepada Semuel.Dan selama satu minggu itu juga hubungan mereka semakim dekat, Ardan dan juga Qila juga terlihat sangat dekat Qila sudah mengangap