"Kalau aku yang diperintah tidur di kamar bersamamu tidak akan menolak," ujar Semuel membuat Endrea melebarkan matanya.
"Kamu ini ngomong apa sih," gumam Endrea kemudian membalikan wajahnya meningalkan Semuel yang masih berdiri dengan menatap punggungnya.
Endrea masuk ke dalam kamar dan membereskan semua barang bawaannya, agar nanti tidak terburu-buru saat akan kembali.
"Lia sudah disiapkan semua barang kamu, dan tidak ada yang ketingalan?" tanya Endrea memastikan kepada Lia takut ada barang yang tertinggal.
"Ngga ada Bu, sudah Lia cek tadi satu persatu dan tidak ada yang tertinggal," jelas Lia, kemudian Endrea menganggukan kepalanya.
Sebelum kembali ke rumah Endrea mandi terlebih dahulu dan berganti pakaian, takut nanti terkena macet dan sampai di rumah malam.
Endrea juga memandikan Ardan terlebih dahulu, saat memakaikan sepaty kepada Ardan pintu kamarnya diketuk.
"Siapa?" tanya Endrea dengan membuka pin
"Dengan adanya aku di dekatmu kamu bisa kapan saja meminta bantuan kepadaku, misal tidak bisa mengangkat galon atau memindahkan lemari atau yang lainnya," lanjut Semuel, membuat Endrea menarik bibirnya."Benar juga, baik besok hari minggu datang ke apartemen ini lagi," pinta Endrea kali ini Semuel yang dibuat heran dengan permintaan Endrea."Untuk apa?" tanya Semuel."Ada sesuatu hal yang harus kamu lakukan," jawab Endrea kemudian membuka pintu mobil, mereka sudah sampai.Benar perkiraan Endrea mereka akan sampai pada malam hari, karena sudah malam setelah meletakan semua barang milik Endrea, Semuel langsung pamit untuk pulang.Saat sampai di rumah tidak hentinya Semuel memikirkan kata-kata endrea, untuk apa Endrea memintanya untuk datang kembali ke apartemennya.Hari berganti hari tidak terasa sudah hari minggu, Semuel sudah bersiap dari pagi buta untuk datang ke apartemen Endrea dan sudah beberapa kali b
Pikiran Semuel berputar saat dirinya berada di dalam mobil, memangnya apa yang dia katakan kepada Endrea, karena pertanyaannya tidak kunjung mendapatkan jawaban Semuel kembali melanjutkan pekerjaannya dengan memikirkan kata-kata kemarin."Memangnya aku berkata apa kemarin," gumam Semuel dengan menepuk kepalanya sendiri agar ingat dengan kata-katanya."Dengan adanya aku di dekatmu kamu bisa kapan saja meminta bantuan kepadaku, misal tidak bisa mengangkat galon atau memindahkan lemari atau yang lainnya," Endrea mengulangi perkataan Semuel kemarin waktu berada di dalam mobil."Ya tuhan itu perkataan beberapa tahun yang lalu, kenapa perempuan selalu ingat," ucap Semuel dengan nada heran."Makannya Bro jangan sekali-kali berjanji kepada wanita, bisa panjang urusannya," celetuk Kevin dengan menepuk pundak Semuel."Aku tidak berjanji," jawab Semuel membela dirinya sendiri."Tapi kamu memberikan harapan kepada mereka," ja
"Hari sudah sore kita pamit pulang dulu ya En, besok kapan-kapan pasti aku akan main," pamit Yuana kepada Endrea.Endrea melihat ke arah jam dipergelangan tangannya, sudah menunjukkan jam empat kurang sepuluh menit."Oh iya hati-hati di jalan ya," ucap Endrea kemudian mengantarkan Yuana dan Kevin sampai di depan rumah.Endrea membalikan badannya ketika mobil Kevin tidak kagi terlihat, saat akan masuk ke dalam hampir saja Endrea menabrak Semuel."Mau kemana?" tanya Endrea dengan menatap ke arah Semuel dari atas sampai bawah."Kopiku sudah habis, aku mau pulang takut Qila nyariin juga," pamit Semuel kemudian keluar dari rumah Endrea."Titip salam buat Qila," teriak Endrea sebelum Semuel masuk ke dalam mobil."Akan aku sampaikan, lain kali main ke rumah pasti Qila senang," perintah Semuel, Endrea mengangguk.Semuel menjalankan mobilnya karena rumah mereka berhadapan, jadi tidak membutuhkan waktu lama Semuel sudah
Endrea melihat ke arah jam yang ada di dinding sudah menunjukan jam sebelas malam, Endrea menutup laptopnya dan meletakan bantal disekeliling Ardan kemudian keluar dari kamar tidak lupa mematikan lampunya, mulai saat ini Endrea akan membiasakan Ardan tidur sendiri.Pagi ini sekitar jam sepuluh pagi mobil Semuel datang ke rumah Endrea, seperti katanya semalam akan mengajak Endrea dan Ardan pergi kesuatu tempat.Ting... Tong...Semuel menekan bel rumah Endrea tidak lama kemudian pintu rumahnya terbuka, ternyata Lia yang membukakan pintu dan mempersilahkan Semuel dan Qila masuk.Qila dan Semuel duduk disofa menunggu Endrea keluar dari kamar, Endrea turun dari lantai dua hari ini Endrea memakai celana jeans panjang warna hitam dipadukan dengan kaos lengan pendek warna putih."Kalian menunggu Tante lama ya?" tanya Endrea kepada Qila."Ngga kok Tante, Qila juga baru sampai," jawab Qila kemudian mereka langsung ber
"Tapi aku percaya semua itu memang sudah ditakdirkan untukku, satu minggu Qila sudah boleh diijinkan untuk pulang, awalnya aku tidak ingin mengurus Qila namun saat menatap mata kecilnya sungguh anak itu mengingatkanku kepada Intan," jelas Semuel, Endrea hanya menjadi pendengar setia."Dan setelah itu aku menjadi sangat sayang kepada Qila, tidak ingin melihatnya menangis dan kesepian," lanjut Semuel kemudian matanya terkunci saat menatap Endrea.'Tapi perasaanku selalu berbunga-bunga saat melihat matamu,' batin Semuel tidak berani berkata langsung kepada Endrea.Endrea memalingkan wajahnya ke arah samping, kemudian berkata "Ayo lankutkan perjalanannya,"."Benar juga anak-anak sudah jauh," ujar Semuel kemudian dirinya terkekeh.Setelah mengujungi makam Arya mereka cukup lama berada disana, karena Ardan tidak mau di ajak pulang dengan alesan masih ingin bersama Papinya.Setelah berhasil membujuk Ardan mereka langsu
Endrea menghentikan taksi yang lewat dan langsung masuk ke dalamnya tanpa menghiraukan teriakan Semuel, Semuel mengusap wajahnya dengan kasar pasti Kakek berkata yang tidak-tidak kepada Endrea."Sebenarnya apa yang Kakek katakan kepada Endrea kenapa dia tiba-tiba jadi marah tidak jelas seperti itu?" tanya Semuel kepada Kakeknya."Kakek tidak bicara apa-apa," jawab Kakek Semuel kemudian meninggalkan Semuel dengan perasaan yang kacau."Qila ayo pulang," ajak Semuel.Qila berjalan ke arah Papanya dengan tidak bersemangat, Qila merasa ada yang salah dengan Tante baik kenapa tidak menjawab pertanyaannya tadi."Kenapa Papa jahat kepada Tante baik, kenapa Papa buat Tante baik jadi marah sama Qila, kenapa Pa?" tanya Qila yang terus menyalahkan Papanya."Sayang Papa juga tidak tahu kenapa Tante jadi marah-marah, nanti kita bujuk sama-sama ya biar Tante baik ngga marah lagi," ajak Semuel."Ngga pokoknya Papa harus
"Semuel...." Endrea terkejut melihat Semuel berdiri di balik pintu, perkataan Kakek semuel tiga hari yang laly berputar dikepala Endrea, Endrea ingin menutup pintunya tapi ditahan oleh Semuel."Aku mohon jangan seperti ini terus Endrea, aku ngga bisa didiemi sama kalian," ucap Semuel masih dengan menahan pintunya."Terus kamu maunya aku gimana?" tanya Endrea dengan nada yang tertahan."Aku mau kembali seperti kemarin, ngga marah-marah ngga jelas kaya gini, kamu tahu karena kamu marah Qila juga tidak mau berbicara denganku," jelas Semuel.Endrea tidak jadi menutup pintunya saat mendengar nama Qila, Endrea melipat kedua tangannya di dada."Kamu kan Papanya, kenapa tidak bisa membujuk anaknya yang marah ini sungguh aneh," ujar Endrea dengan nada mengejek."Bukan aku ngga bisa, tetapi Qila maunya kamu datang ke rumah setelah itu dia tidak akan marah lagi, jangankan membujuknya saat berpapasan saja Qila langsung membuang w
Endrea yang sedang menemani Ardan bermain langsung membuka pesan yang dikirimkan oleh Semuel, dan membuka vidio Qila yang sedang berteriak kegirangan dengan berkata Tante baik akan datang "Qila...." gumam Endrea kemudian mematikan vidio Qila dan meletakan ponselnya ke meja.Endrea kembali bermain dengan Ardan, saat mereka sedang asik bermain tiba-tiba Ardan menanyakan tentang Qila."Mami kenapa sudah tiga hari Qila ngga pernah main ke rumah lagi?" tanya Ardan."Mungkin Qilanya lagi sibuk atau lagi senang main di rumah sayang jadi ngga main kesini," jawab Endrea sekenanya."Kalau begitu besok kita yang main ke rumah Qila ya Mi, ngga asik kalau main sendiri," pinta Ardan."Kan Ardan main sama Mami masa ngga asik?" tanya Endrea kemudian berpura-pura mengambek ke Ardan."Buka begitu maksud Ardan Mami, pokoknya kurang seru kalau cuma main sama Kami pokoknya besok Ardan mau main ke rumah Qila," ujar Ardan."Iya Oke,
Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali
Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan
"Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,
Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau
"Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.
"Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me
Endrea berbalik ingin memukul Kevin tapi Kevin menghindar, Endrea mengejar Kevin dengan berkata "Bisa diam ngga sih,"."Mami lagi apa?" tanya Ardan yang baru turun dari kamarnya dan melihat Mami dan Omnya sedang berlarian."Ngga sayang, itu si Om nakal," jawab Endrea kemudian menggendong Ardan dan membawanya ke meja makan, Yuana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya dan Endrea.Sebentar lagi Kevin sudah mau menjari seorang Ayah tapi tingkahnya masih seperti anak kecil saat bertemu dengan Endrea, tapi Yuana tidak pernah melarangnya selagi itu membuat suaminya bahagia."Makan yuk ini semuanya sudah siap," ajak Yuana kemudian mereka bertiga jalan ke arah meha makan dan mulai menikmati soto ayam buatan Yuana.Selesai sarapan Yuana dan Kevin pamit pulang karena mereka harus berangkat ke kantor, begitu juga Endrea harus bersiap untuk bekerja.Endrea mengantarkan Kevin sampai di depan rumahnya, Endrea kembali
"Lain kali jangan memaksa orang yang sedang hamil, itu tidak baik," gerutu Endrea, Kevin hanya bisa memamerkan giginya yang putih dan tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jam sebelas malam mereka baru selesai makan malam, Kevin dan Yuan pulang terlebih dahulu malam ini mereka aka menginap di rumah Endrea.Sedangkan Endrea dan Semuel masih ingin menikmati malam berdua, Semuel memerintahkan Endrea untuk menatap ke arahnya."Coba lihat ke arahku dan tatap mataku," perintah Semuel kepada Endrea.Endrea menurut dan langsung menatap mata Kevin, mereka saling bertatap kemudian Semuel memalingkan wajahnya ke arah lain."Kamu cantik, aku tidak menyangka kamu mau menerima cintaku," ujar Semuel dengan menggengam tangan Endrea."Tugas kita masih satu lagi," ujar Semuel.Endrea melihat ke arah Semuel dengan menaikan sebelah alisnya kemudian bertanya "Apa?"."Kita harus mendapatkam restu Kakek, setelah itu kita b
"Seperti anak remaja saja yang mudah tersingung," gumam Endrea kemudian dirinya tersenyum dan mematikan ponselnya dan meletakan kembali ke meja kamar.Siang ini Endrea berencana ingin pergi ke mal untuk berbelanja barang yang sudah habis, karena Ardan baru saja tertidur jadi Endrea menitipkan Ardan kepada Lia, agar dirinya bisa leluasa belanja.Endrea berjalan ke arah garasi dan memgeluarkan mobil pajero putihnya, Endrea membawa dengan perlahan mobil itu ke mal.Semuel yang sedang berada dibalkon kamarnya melihat mobil Endrea keluar, Semuel menghembuskan nafas lega kemudian tersenyum itu artinya Endrea sudah tidak lagi marah dengan ucapan Kakeknya.Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu sejak pernyataan cinta Semuel waktu itu, sekarang waktunya Endrea memberikan jawaban kepada Semuel.Dan selama satu minggu itu juga hubungan mereka semakim dekat, Ardan dan juga Qila juga terlihat sangat dekat Qila sudah mengangap