Home / Romansa / Tetanggaku Bukan Mantanku / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Tetanggaku Bukan Mantanku: Chapter 1 - Chapter 10

45 Chapters

1. Tetangga AC

Baju rapi, sepatu bersih walau bukan sepatu baru, tas lumayan meski beli di Tanah Abang harga lima puluh ribuan, rambut dikucir rapi. Muka? Poloslah pakai skincare alami. Maklum gak ada duit, boro-boro beli bedak. Buat makan sama ongkos setiap hari aja usahanya udah luar biasa. Luar biasa mengencangkan keinginan pokoknya."Risaaa ... makan dulu Nduk?""Iya Eyang."Risa segera menuju ruang tengah yang menggabungkan ruang makan dan ruang keluarga. "Nasi goreng sama kerupuk ya Nduk," ucap Eyang dengan tatapan sendu."Iya Eyang, gak papa. Untung masih bisa makan.""Iya, daripada kelaparan ya Nduk.""Iya, untung ya Eyang?""Iya, untung ngumpul. Kata orang Jawa ....""Ora madang ora papa sing penting ngumpul1."1Gak makan gak apa-apa yang penting kumpulRisa dan Eyangnya tertawa. Bagi mereka berdua bahagia itu sederhana, asal masih bisa hidup, bisa makan, bisa tertawa tapi gak usah banyak gaya.Carrisa Aurora, namanya. Usia
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

2. Hukum Kekekalan Cinta

Risa tengah mendengarkan penjelasan Bu Ari dengan seksama. Bu Ari tengah menjelaskan tentang Hukum Kekekalan Massa."Jadi anak-anak, massa zat sebelum dan sesudah reaksi kimia itu sama. Massa itu bukan berat ya. Mereka besaran yang berbeda. Massa benda selalu sama dimanapun ia berada. Sedangkan berat benda berbeda-beda tergantung nilai gravitasi yang ada di daerah itu.""Hukum kekekalan massa dapat kita lihat dari contoh reaksi antara hidrogen dengan oksigen. Kedua zat itu berwujud gas. Setelah bereaksi terbentuklah air dalam wujud gas, yang apabila suhunya mendingin akan berubah menjadi air. Dari contoh ini kita bisa pahami bahwa berdasarkan Hukum Kekekalan Massa, jumlah zat yang bereaksi akan sama dengan zat hasil reaksi. Hanya saja wujud zat yang dihasilkan berbeda dengan wujud zat pembuatnya."Risa dengan penuh minat dan konsentrasi mendengarkan penjelasan Bu Ari. Citra yang sedang mengalami jatuh cinta sesekali melirik pada cowok incarannya, yaitu Gio. Sampai tid
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

3. Perhatian

Suara deru motor memenuhi telinga Risa yang sedang memakai sepatunya. Risa mengamati seseorang yang tengah melepas helmnya. Risa segera menghampiri Arjuna dan menyapanya."Hai Kak, ada apa kesini?""Beli soto Banyumas?""Hah?" Risa melongo."Ck. Jemput kamulah, ayuk naik."Risa masih melongo tak percaya."Buruan ayo."Arjuna menarik tangan Risa menuju ke motornya."Aku belum pamitan.""Oh ... pamitan sana!""Eyang Risa berangkat. Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumussalam," teriak Eyang Risa dari dalam rumah.Risa segera bersiap-siap duduk di jok belakang. Sebelum menstarter motornya perhatian Arjuna dan Risa teralihkan pada seseorang yang tengah menstarter motornya juga dari halaman rumah."Baru berangkat, Bi?" tanya Arjuna."Hem."Tanpa banyak kata Abizar langsung menjalankan motornya membelah jalanan."Ck. Tetangga kamu itu.""Emang dia tetanggaku bukan mantanku," sahut Risa cuek."Hahaha. Iya ya
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

4. Ajakan

Brukkk.Risa kaget dan langsung menatap siapa yang menabraknya."Hei ... cewek kuper bin tonggos. Kamu harusnya ngaca. Muka jelek kayak gini aja sok-sokan mau jadi pacar Arjuna. Gak level tahu."Byurrr.Risa kaget karena Ghea menyiram bajunya dengan segelas minuman berwarna cokelat."Jauhi Arjuna!Awas kamu!"Ghea dan kawan-kawan meninggalkan Risa yang masih bertahan di toilet. Risa menangis, ah ingin rasanya melawan tapi percuma. Ghea CS terlalu superior untuknya. Risa memilih kembali ke kamar mandi dan membersihkan bajunya yang kotor. Sesekali Risa mengelap air matanya. Risa sudah tak tahan hidup di Jakarta. Disini siapa yang kuat, siapa yang cantik, siapa yang berkuasa bisa bertahan. Sedangkan dia? Risa kembali ke kelas dengan mendapatkan tatapan heran dari teman-teman sekelasnya terutama Citra."Kok basah?""Iya. Tadi kaget ada cicak nemplok di bahuku aku jerit-jerit gak karuan. Malah kena keran air, ya udah basah.""Ooooo.""Cit.
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

5. Fifty Fifty

Pagi ini tanggal 14 Februari, semua orang merasa senang pun dengan Risa. Dia melangkah dengan penuh semangat menuju ke pintu gerbang rumahnya. Senyum tak pernah lepas dari bibirnya."Mbak Risa ...." teriak Asyila."Syila. Hai. Wah cantik benar kamu.""Mbak Risa juga, ini Syila kasih cokelat. Selamat hari kasih sayang ya Mbak. Valentino itu ya namanya.""Valentine Syila. Astaga." Kali ini Athaya datang menghampiri kembarannya."Kalau Valentino itu pacar kamu, eh dia ulang tahun berarti loh.""Diem kamu Athaya, aku masih kecil.""Masih kecil tapi niat ngasih cokelat sama Valentino wee ....""Kamu juga mau ngasih bunga sama Bu guru Vira. Weee .... ""Biarin weee, aku kan sayang sama Bu Guru.""Valen temen aku. Aku juga sayang wee ...."Astaga kedua bocah umur tujuh tahun sudah bilang sayang-sayangan. Ckckckck. Apa kabar Risa dulu ya? Perasaan diumur segitu Risa tahunya main gundu. Gak ngerti kata i love you. Hihihi. Risa asik melih
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more

6. Valentine Terburuk

Risa membuka pintu rumahnya, tampak remaja cantik seusianya berdiri di depan pintu."Hai, aku Sherin, sepupunya Arjuna.""Hai, aku Risa. Masuk yuk Kak.""Sherin aja atau kamu bisa panggil aku Ririn.""Oh, baiklah. Masuk Rin.""Oke."Risa mengajak Sherin masuk, rupanya Sherin gadis yang supel dan mudah bergaul. Dalam waktu singkat mereka sudah akrab."Aku langsung dandanin kamu aja ya?""Nunggu maghrib aja Rin, kan bentar lagi.""Okelah."Setelah melaksanakan sholat, Sherin langsung mendandani Risa. Sherin takjub, benar kata sepupunya kalau Risa itu cantik. Risa cuma butuh diperbaiki dandanannya, terutama bentuk giginya."Kamu cantik.""Tapi jelek karena bentuk gigiku kan?""Halah itu mah gampang, pakai behel aja.""Rin.""Iya.""Apa ukuran seorang cewek bagi cowok itu cantik fisik?""Ya iyalah Ris, hampir semua cowok kan lihat kita dari fisiknya dulu. Makanya cewek sekarang berlomba-lomba agar bisa
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more

7. Rasa Yang Ditepis

Risa dan Abizar sampai juga di gerbang rumah. Risa langsung berjalan lunglai menuju pagar rumahnya. Langkah Risa terhenti karena cekalan tangan Abizar. Risa menoleh ke arah Abizar."Kenapa harus dengan cara seperti ini  Risa?"Risa diam, tak menjawab pertanyaan Abizar."Apa yang kamu dapat dengan melakukan hal ini hem?""Sebuah keputusan," jawab Risa singkat."Dan kamu yakin dengan keputusanmu?"Risa mengangguk dan tersenyum."Ayo." Abizar menarik tangan Risa lembut.Mereka bersama-sama mengetuk pintu rumah Risa.Ceklek.Risa dan Abizar tertegun karena mendapati seorang wanita yang membukakan pintu. "Anda siapa?" tanya Risa."Risa," teriak seorang lelaki dari dalam rumah."Lik Hamdi?""Iya. Wah kamu udah besar ya. Kamu mirip Mas Handi. Kenalkan ini istri Lilik, Tina."Risa menyalami lilik dan istrinya. Abizar pun melakukan hal yang sama."Ris, sudah pulang?" Eyang Risa datang menghampiri.
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more

8. Sakit Tapi Tak Berdarah

Risa tengah menemui wali kelasnya untuk pengajuan kepindahan sekolah."Kamu yakin Ris? Gak nunggu setelah semesteran saja." Bu Heni wali kelasnya menasehati."Gak bisa Bu, kan Ibu tahu sendiri masalah saya.""Baiklah kalau begitu. Oh iya kamu sudah bilang sama Dito dan Citra?""Belum Bu. Saya mohon jangan sampai mereka tahu ya.""Apa tidak sebaiknya kamu kasih tahu mereka Ris?""Saya gak tega Bu. Mereka sahabat setia saya. Saya takut mereka sedih.""Ya sudah kalau begitu.""Saya pamit ya Bu.""Iya, hati-hati pulangnya.""Iya Bu, mari."Risa keluar dari ruang guru kemudian berjalan menyusuri koridor sekolah yang mulai sepi. Sampai di dekat ruang perpustakaan dia berpapasan dengan Arjuna. Keduanya tampak canggung apalagi Arjuna tengah jalan dengan cewek cantik yang Risa tahu adalah teman seangkatannya dan memang dia sangat cantik sekaligus populer. Risa memilih berlalu pun Arjuna. Mereka sama-sama menganggap diri mereka tak saling
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more

9. Gadis Cilik Berkucir Dua

Abizar mengamati rumah Risa, dua hari ini rumah itu kelihatan sepi. Kemana semua orang? Sang mamah dari hari sabtu pun sudah sibuk wara wiri mengetuk rumah sebelah tapi nihil. "Kamu kemana Ris?" lirih Abizar. Abizar pun memilih untuk menstarter motornya. Nanti dia akan membeli bubur ayam kesukaan Risa setelah selesai latihan basket. Abizar sudah memutuskan untuk lebih mengikuti kata hatinya.Pulang dari latihan, Abizar begitu terkejut mendapati rumah Risa sedang dikerumuni banyak orang. Disana juga terlihat alat berat yang tengah merobohkan rumah Risa.Abizar langsung berlari dan menuju halaman rumahnya. Terlihat mamahnya tengah menangis di bahu sang papah. Sementara kedua adiknya tengah duduk di teras dengan pandangan kosong. Abizar ikut duduk dan berada di tengah si kembar.Asyila menatap sang kakak dengan mata berkaca-kaca."Mbak Risa pergi Mas. Pergi jauh. Rupanya malam itu Mbak Risa beneran pamitan."Asyila langsung memeluk sang ka
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more

10. Gadis Jawa

Langkah kaki tegap seorang dokter berusia 27 tahun menggema. Tubuh tinggi atletis dengan kulit putih, alis tebal dengan bibir tipis serta wajah tampan nan rupawan membuat siapa saja yang melihatnya tak ingin berpaling. Termasuk Viona."Abizar." Viona melangkah mendekati Abizar yang masih tetap berjalan tanpa berhenti bahkan menengok ke arah Viona pun tidak."Makan yuk Bi, bentar lagi istirahat siang." Viona berusaha mengimbangi langkah kaki Abizar."Gak.""Ayolah Bi, udah lapar nih. Perut kita juga butuh dikasih makan tahu, jangan sampai kita sakit kalau kita sakit kasihan pasien-pasien kita. Ya kan Bi," ucap Viona dengan wajah sumringah. Sayang Abi hanya diam dan terus berjalan bahkan meninggalkan Viona tanpa membalas atau menolak ajakannya. Viona mendesah, dia berhenti mengikuti langkah Abi. Viona menatap punggung Abi dengan mata nanar."Masih belum menyerah rupanya."Viona menoleh ke sumber suara, dia kemudian tersenyum."Hai Arjuna."
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status