"Biar saya yang menanganinya, Dok!" kata arini mengejutkan saka."Arini, tapi?" "Kamu lupa, dulu aku pernah menjadi asisten dokter Paula sebelum menjadi asisten kamu?"Seketika, panggilan yang sudah melekat di diri mereka kembali lagi. Saka menegak salivanya dengan paksa. Jika sudah ada kemauan, ia tak bisa menghentikan langkah tunangannya itu. Ambisinya untuk menolong seseorang begitu tinggi tanpa peduli resiko yang akan dihadapi.Semangatnya, jiwa sosialnya begitu membara. Andai kalo bukan karena hutang, ia tak mungkin melepas pekerjaan yang selama ini ia perjuangkan dengan susah payah."Gara-gara aku, kamu harus merelakan pekerjaan yang sudah menjadi bagian dari dirimu. Jika alya sudah sembuh, aku janji akan mengembalikan pekerjaanmu itu seperti semula!" gumam saka berlari mengikuti mereka yang berlari terlebih dulu.Sesampai di tempat tujuan, Saka menemani Arini menangani pasien yang akan melahirkan.
Read more