Home / Romansa / Cinta Untuk Dr. Saka / Kotak perhiasan

Share

Kotak perhiasan

Author: Suzy Ru
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aduh! Bagaimana bisa aku lupa mengatakannya pada dia, kalo ternyata perhiasanya di ambil oleh kakak!" gumam batin arini menggigit bibir bawahnya.

"Arini, bagaimana?" sahut ayah terkejut saat arini menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana ini? Apa kejadian ini akan mempengaruhi pernikahan kamu nanti?" tanya ibu panik. Ia sangat takut jika keluarga saka akan berubah pikiran untuk menikahi putrinya. Padahal, ibu sudah memberitahu pada semua orang akan rencana pernikahan arini yang akan di adakan sebulan lagi.

Arini menggigit bibir bawahnya. Kedua matanya tak berhenti menatap ke arah kedua orangtuanya yang terlihat begitu khawatir dengan apa yang terjadi.

Kakak bener-bener kelewatan! Jika aku menemukannya, aku tak akan mengampuninya! gumam batin arini seraya mengepalkan tangan kanannya.

Di rumah sakit, Saka terkejut melihat Farel berlari tergopoh-gopoh menuju ruang IGD. Terlihat jelas, ia membawa seorang wanita yang sedang terluka parah. 

"Suste

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Pengakuan Arini

    "Siapa yang menelponmu?" tanya arini penasaran.Saka terdiam saat pertanyaan itu terlontar dari mulut Arini."Kenapa diam? Apa kamu mencoba untuk berselingkuh?"Saka menyeringai. Ia tak menyangka di balik sifat tomboy sang kekasih ternyata juga memiliki sifat posesif padanya. Dengan lembut, saka membelai rambut panjang arini yang terurai panjang. Secara perlahan, ia mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi."Tunanganku yang cantik, bagaimana bisa kamu menuduhku seperti itu? Kamu tau kan, dalam sejarah hidupku tak ada kata selingkuh yang terjadi padaku. Justru, aku sangat takut jika kamu yang selingkuh dan meninggalkanku seperti mantan kekasihku dulu," tutur saka yang membuat senyum arini tertoreh.Sesaat, gelak tawa Arini pecah melihat kekasih hatinya begitu serius menanggapi pertanyaannya."Kenapa ketawa? Apa ada yang lucu?" tanya saka penasaran."Ternyata asyik juga godain kamu seperti ini, lucu!" ujar Arini tak ber

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Penyesalan Aura

    "Apa di bawa sama kak Farel?"Telinga arini semakin panas mendengar nama kakaknya yang terlontar dari mulut tunangannya. Karena kakaknya, ia harus kehilangan uang dan juga motornya."Tunanganku!" panggil saka mengagetkan arini.Arini tersenyum."Aku menjualnya. Lagian, aku juga jarang pakai. Ya sudah, yuk berangkat! Nanti kamu telat lagi," ajak arini meraih tangan saka.Saka tak berhenti mengerjap. Jawaban arini terdengar sangat aneh di telinganya. Seakan ada hal yang di sembunyikan darinya."Bukankah dulu dia pernah bilang, kalo motor itu adalah benda kesayangannya? Kenapa tiba-tiba menjualnya?" batin Saka mulai berpikir.Arini mengernyit. Kedua matanya mengerling melihat saka yang berdiri dan tak kunjung masuk ke dalam mobil."Apa yang ia pikirkan?" tanya arini yang sudah lebih dulu masuk mobil.Tanpa banyak buang waktu, arini memencet bel mobil hingga membuat saka kaget.Sesampai di rumah devian, Ar

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Takut kehilangan

    Aura menegak salivanya dengan paksa. Terasa sangat sakit dan terasa sesak di dada. Jari jemari tangannya mengusap air mata yang jatuh membasahi pipi."Andai dulu aku tidak menyia-nyiakan dia, mungkin saat ini aku bisa menunggu ibu di dalam. Gara-gara ambisiku menjadi orang kaya, aku harus kehilangan orang yang begitu tulus mencintaiku," gumam batin aura menyesal.Hampir setengah jam lamanya saka berada di dalam bersama ibunya.Kedua tangan aura meremas dan mencoba bersikap untuk tenang menunggu kabar dari saka.Bola manik mata indahnya tak berhenti menatap ke arah pintu ruang IGD yang masih tertutup rapat. Kecemasan dan ketakutan kini menghampiri aura. Pikirannya mulai mengarah hal negatif yang akan terjadi pada ibunya. Bagaimana jika ibu kenapa-kenapa? Bagaimana hidupku jika ibu meninggalkanku? Dan bagaimana masa depanku selanjutnya?Pertanyaan itu seakan berputar-putar di dalam otaknya."Ya Tuhan, selamatkan ibuku! Aku masih bu

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kejujuran

    Arini menghela nafas panjang. Bibirnya melipat dan bergetar mengimbangi desiran hatinya yang mulai tak karuan."Jika itu benar dan dia mencoba main hati di belakangku, aku tak akan memaafkannya," gerutu Arini mulai mengeluarkan kata serampahnya.Sejenak, lentik indah bulu mata Arini seakan tak mampu mengerjap saat alya menatapnya dengan tajam."Aduh, apa alya mendengar kata-kataku barusan, ya?" batin arini bertanya. Bibirnya melipat seraya mengedipkan mata kanannya berulang kali."Tante kenapa? Apa om saka menyakiti tante?" Pertanyaan yang seharusnya tak terucap pada anak lima tahun seperti Alya.Perlahan, arini berjongkok tepat di depan gadis kecil bertubuh gendut tersebut, Jari jemari tangan mulusnya mulai memegang bahu alya yang tertutup dengan kaos berwarna pink."Tidak, Sayang. Mana mungkin om saka menyakiti hati tante. Kamu tau sendiri kan, om saka seperti apa?" tanya balik Arini seraya memegang pipi chubby keponakan

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Hadiah untuk Arini

    Bagaimana bisa kamu bicara seperti itu? Apa kamu rela aku kembali lagi padanya?"Kedua mata mereka saling menatap satu sama lain. Hati mereka juga seakan berbicara dan bertolak belakang dengan segala ucapan yang terlontar dari mulut mereka sendiri.Arini menghela nafas panjang. Bola manik matanya mengernyit melihat sang kekasih berusaha membuatnya cemburu."Ya, itu sih tergantung kamu. Kalo kamu ingin kembali padanya, ya nggak apa!" jawab Arini santai.Saka mendesah sebal. Bisa-bisanya arini berbicara seperti itu padanya. Seakan-akan rasa cinta kepadanya tak ada sama sekali.Semua perkataan, pernyataan, dan pertanyaan yang akan ia lontarkan pada arini, seketika terhenti saat Arini menoleh ke arahnya sembari terkekeh pelan."Panik, ya? Aku bicara seperti itu?" ledek Arini tersenyum senang. Ia seakan puas melihat sang kekasih termakan dengan candaannya.Saka tersenyum tipis. Hatinya seakan lega melihat ekspresi tunangannya tersebut."Kamu

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kue ulang tahun untuk Saka

    Kedua mata Arini berbinar. Ia tak menyangka saka benar-benar memperlakukan dirinya bak seperti seorang ratu. Semua di turuti."Sesayang itu kamu padaku? Padahal, jelas-jelas aku telah lupa hari ulang tahunmu," gumam Arini mengusap air matanya yang jatuh membasahi pipi.Matahari mulai menenggelamkan cahayanya. Udara malam terasa begitu dingin menembus pori-pori kulit putih yang di miliki dokter tampan tersebut. Duduk termenung, kedua kaki menyilang di sertai kedua tangan menopang di dada itulah yang di lakukan saka saat ini."Makan malamnya lain kali saja, ya. Hari ini aku ada janji dengan teman SMA-ku." Perkataan Arini mulai melintas kembali dalam pikirannya."Padahal, aku ingin merayakan ulang tahunku bersamanya. Jalan-jalan naik motor bersama, makan malam bersama, rasanya sangat menyenangkan. Hah, tapi apa daya, aku tak bisa memaksanya untuk menuruti keinginanku itu," gumam saka terkejut saat suara bel berbunyi memanggilnya.Saka menghela nafas p

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Hadiah ulang tahun yang berkesan

    "Syukurlah!" ucap Arini menyeringai."Hari ini adalah hari ulang tahun kamu, kamu ingin meminta hadiah apa dariku?" tanya Arini yang membuat saka mengernyit menatapnya."Apa kamu akan menurutinya?" tanya Saka sembari tersenyum manis. Sesaat, kedipan matanya yang genit membuat Arini berpikir yang tidak-tidak terhadapnya."Ya, maksud hadiah seperti jam, baju atau apa gitu dan jangan aneh-aneh!" umpat arini membuat saka terkekeh pelan. Dengan lembut, saka mengusap rambut arini yang terurai panjang."Pasti berpikiran macam-macam, ya? Dasar, otak ngeres!" kata saka yang berhasil menggoda tunangannya tersebut."Si-apa yang berpikir macam-macam?" jawab Arini gugup.Saka tersenyum. Tanpa meminta ijin ataupun memberi kesempatan bertanya, saka menarik tangan arini dan mengajaknya pergi."Mau ke mana?" tanya Arini penasaran.Sepanjang perjalanan, Saka tak berhenti memegang tangan mulus yang melingkar di pinggangnya. Begitu nya

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kecelakaan

    Tanpa ia sadari, kakinya tersandung dan terjatuh tepat di atas tubuh saka.BukSaka terbangun dan terkejut saat bibirnya menempel tepat di bibir arini. Kedua mata saling memandang. Hati mereka sama-sama berdesir hebat saat ciuman itu terjadi lagi.Dengan cepat, Arini terbangun dan duduk di samping saka."Aku hanya ingin memakaikan ini untukmu," kata Arini menyodorkan selimut untuk Saka.Saka menyeringai. Perlahan, ia terbangun dan duduk tepat di hadapan arini."Apa kamu ingin aku libur?" Pertanyaan Saka yang membuat arini mengernyit heran."Tidak, mana mungkin aku menginginkanmu untuk libur," bantah Arini seraya memayunkan bibirnya."Buktinya, kamu memberikan selimut ini untukku. Bukankah itu tandanya kamu menyuruhku untuk tertidur lagi?"Arini menghela nafas panjang. Sudut bibirnya mencibir saat saka mulai menggodanya."Ya ya, terserah apa yang kamu katakan!" jawab Arini mengalah.S

Latest chapter

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Akhirnya, Sah!

    "Iya," jawab Arini seraya melipat bibirnya."Apa mungkin kita bisa sampai rumah sebelum acara kita di mulai?" Pertanyaan Saka yang membuat rasa cemas Arini datang menghampiri."Jika kita datang terlambat, apa iya kita akan gagal menikah lagi?" tanya Arini seakan tak mampu menegak salivanya sendiri.Saka menoleh dan tersenyum menatap arini yang begitu takut kehilangan dirinya.Dengan belaian lembut dan perhatian, Saka membelai rambut Arini yang masih terurai rapi dengan hiasan cantik di kepalanya."Aku tak akan biarkan itu semua terjadi. Pernikahan kita akan terlaksana meskipun cobaan datang menghadangku!" ucap Saka membuat hati Arini sedikit lega. Senyumnya mengembang. Kegigihan Saka memang sudah tak bisa di ragukan lagi."Maaf, Dok. Pak Bondan ingin bicara dengan Anda," ucap sang sopir menyodorkan ponsel ke arah Saka.Ada apa lagi pak Bondan ini. Apa dia tidak bisa berbicara padaku saat aku tiba di sana! kata batin Saka menghela nafas panjang dan menatap nama pak Bondan yang tertera

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Ketakutan Arini

    "Kenapa? Dia sedang tidur. Dan tak masalah jika aku menciummu di depannya," tutur Saka yang mengejutkan Arini."Benarkah dia tertidur?" tanya Arini menoleh menatap sang buah hati ya memang tertidur pulas.Tak biasanya dia tertidur pulas seperti ini? Apalagi tidur tanpa susu sebelumnya? kata batin Arini berpikir.Lamunan Arini buyar saat saka mentoel dagu indahnya."Melamun apa?" tanya Saka mengernyit.Arini menyeringai."Tidak. Hanya saja, Andara tak seperti biasanya. Tertidur lelap seperti ini. Biasanya, kalo dia ingin tidur, dia tak jauh-jauh dari susu," tutur Arini mengernyit heran. "Benarkah? Tapi, sejak tadi malam dia tertidur pulas di gendonganku," kata Saka duduk dan merebahkan tubuh mungil andara tepat di pangkuannya."Coba kamu periksa dia! Aku takut terjadi sesuatu padanya," gumam Arini memegang kening dan pipi chubby yang di miliki putranya itu."Bagaimana? Panas?" tanya Saka memastikan."Tidak! Suhu tubuhnya normal," ucap Arini seraya melipat bibirnya.Saka menghela nafa

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Ikatan kuat antara ayah dan anak

    Arini menoleh. Kedua bola matanya terbelalak kaget dan seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat. Lelaki yang akan menjadi suaminya terlihat baik-baik saja. Begitu gagah memakai seragam operasi yang di kenakan. Dia baik-baik saja! gumam batin Arini tersenyum saat Saka menoleh ke arahnya.Saka tersenyum dan berjalan menghampiri wanita dan putra kecilnya yang juga tersenyum ke arahnya."Dia menangani orang yang hampir saja menabrak mobilnya dan dia menyuruh kami untuk menunggunya di sini bersama jagoan kecil kalian ini," tutur Devian menjelaskan sembari mengusap rambut lembut yang dimiliki Andara."Iya. Andara sangat pintar. Dia sama sekali tak rewel saat Saka sibuk menolong orang kecelakaan," sahut Adelia mengusap punggung Alya yang berada dalam gendongannya."Iya. Terimakasih sudah menjaga Andara!" ucap Arini tersenyum senang mendengarnya."Iya. Sama-sama. Kalo begitu kami ke depan dulu, ya!" gegas Devian pergi bersama anak dan istrinya.Lentik indah bulu mata Arini tak berhenti me

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kecelakaan

    Sesaat, dahi ibu mengernyit. Langkah kakinya mulai berjalan menghampiri Farel yang sibuk dengan benda layar pipih tersebut."Apa? Mereka kecelakaan!" kata Farel mengejutkan ibu dara.."Kecelakaan?" tanya ibu terkejut.Farel menoleh. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa saat suara ibu mengagetkan dirinya. Dengan cepat, ia mematikan ponsel dan memasukkan ke dalam saku jas hitam miliknya."Siapa yang kecelakaan? Apa terjadi sesuatu dengan Saka dan keluarganya? Keponakan kamu bagaimana?" tanya Ibu memastikan.Farel tersenyum dan memegang bahu ibunya yang tertutup dengan kain batik yang di kenakan."Saka dan keluarganya baik-baik saja, Bu. Mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sini," tutur Farel menjelaskan."Trus, siapa orang yang kamu maksud? Siapa yang kecelakaan?" tanya Ibu masih penasaran.Farel menghela nafas panjang. Beginilah jadinya jika ibu mendengar berita yang menghebohkan. Harus menjelaskan secara detail agar tak salah paham ke depannya."Yang kecelakaan adalah teman-te

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Rencana Pernikahan

    Terserah ka ...," kata Arini terbelalak kaget saat saka meraih tangannya dan mencium bibirnya dengan mesra. Rasanya memang sangat berbeda. Semoga, hari ini dan seterusnya aku merasakan hal yang indah seperti ini. Tidak canggung lagi, tidak ada pertengkaran batin lagi dan bisa mencintai dia lagi. Momen inilah yang sangat aku rindukan selama ini! gumam batin Arini membalas ciuman mesra tersebut.Kedua tangannya dengan erat memegang t-shirt hitam yang di kenakan oleh Saka. Saka mulai melepas ciuman itu secara perlahan. Senyum manisnya tertoreh menatap wajah cantik mempesona yang berada dalam dekapannya."Secepatnya! Secepatnya aku akan meresmikan hubungan ini," ucap Saka memegang kedua pipi chubby Arini.Arini tersenyum sembari menganggukkan kepala. Sebuah isyarat kalo iya sangat setuju dengan apa yang telah di putuskan oleh Saka.Sesampai di rumah, Arini terkejut saat melihat kamar miliknya terhias cantik layaknya seperti pengantin baru. Terhias bunga-bunga mawar, lampu yang bersina

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Momen Terindah

    "Arini, apa dia Andara?" tanya Farel yang mengejutkan semuanya. "Bagaimana kakak tau kalo dia adalah Andara?" tanya Arini penasaran. Farel mengangkat tubuh andara dan memangku tepat di atas pahanya. "Ya, saka yang memberitahu kakak," jawab Farel yang lagi dan lagi mengejutkan mereka. Perkataan Farel yang membuat rasa penasaran mereka bertambah. Seakan tau kehidupan Saka sehari-harinya. "Saka? Saka siapa yang kakak maksud?" tanya Arini memastikan dan berharap saka yang di maksud bukan ayahnya andara, tapi orang lain. "Siapa lagi kalo bukan saka tunanganmu itu," tegas Farel yang membuat arini seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Arini termenung, terdiam memikirkan semua ucapan dari kakaknya. Rasa bersalah yang selama ini ia lakukan pada Saka mulai menghampiri dirinya. "Waktu itu kakak berniat untuk bertobat sesuai kemauan ayah, tapi banyak sekali masalah yang menimpa kakak. Menahan lapar setiap harinya dan juga sempat menjadi gelandangan, kakakpun juga mengalaminya. Untu

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kedatangan Farel

    "Meskipun kami saling mencintai, kami tetap tidak bisa bersama, Bu!" tukas Arini menjelaskan."Apa penolakanmu ini karena janji dengan almarhum kakek Rendra?" tanya ibu yang mengejutkan Arini."Almarhum?" tanya Arini mengernyit.Sepulang dari rumah sakit, Saka bergegas menuju ke rumah Arini. Rasa rindu tak tertahan pada sang putra membuatnya tak bisa jauh lagi."Andara, kamu benar-benar membuat daddy rindu!" gumam Saka seraya menatap ke arah baju yang sudah terbungkus rapi dalam totebag."Semoga ukurannya sesuai dengan tubuh kamu!" gumam Saka meletakkan totebag itu tepat di sampingnya." Kita langsung ke rumah tadi pagi, ya Pak!" perintah Saka ke arah sopir pribadinya."Baik, Pak!" jawab sopir itu menambah kecepatan laju kendaraannya.Arini menghela nafas panjang. Kedua matanya mengerling menatap ke arah jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sebuah jam yang menunjukkan pukul 8 malam. "Sayang, ini sudah malam, lho! Kenapa kamu masih sibuk main? Kamu nggak ngantuk?" tanya

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Jika bukan karena janji kakek

    Sesaat, ia terbangun. Kedua bola matanya seakan tak mampu mengerjap melihat sebuah foto Andara berada dalam dekapannya Saka. Apa kamu tak ingin ke sini? Ke pantai, bersamaku dan bersama putra kita! Sebuah pesan yang membuat Arini seakan tak mampu menegak salivanya sendiri."Putra kita? Kenapa dia bilang seperti itu? Apa dia sudah tau yang sebenarnya?" Arini seakan tak percaya. Berulang kali ia menatap ke arah layar pipih itu dan berharap penglihatannya salah. Tapi, harapannya sirna. Foto yang di kirim oleh Saka, memang benar-benar nyata. Sama sekali tak memakai sistem edit."Tidak! Dia tak boleh mengambil Andara dariku!" gegas Arini mengambil kunci dan pergi meninggalkan tempat usahanya. Semua karyawan yang baru datangpun terkejut melihatnya. Kedua mata mereka seakan tak berhenti menatap ke arah Arini yang pergi dengan buru-buru."Tumben si boss sudah tiba sebelum kita datang?" tanya Salsa seraya mengernyit menatap mobil atasannya itu mulai hilang dari hadapan mereka."Iya. Akhir-a

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kenyataan yang sebenarnya

    Siapa lelaki yang mau menjadi suami pura-puranya arini? tanya Saka dalam hati dan melangkah menghampiri.Saka mencoba untuk tersenyum dan bersikap santai menyikapi akting yang akan di jalankan oleh mereka."Maaf, sudah membuat kalian menunggu!" kata Saka teekejut saat suami pura-pura arini menoleh ke arahnya."Saka?" kata Adrian spontan mengejutkan mereka. Terutama Arini.Arini seakan tak mampu menegak salivanya saat mendengar ucapan Adrian."Kak Adrian mengenalnya?" bisik Arini penasaran.Saka mengernyit menatap mereka yang sedang berdiskusi untuk berakting di depannya.Ia menghela nafas seraya menyeruput minuman yang sudah ia pesan lebih dulu."Arini, dia sahabat kakak. Dan tak mungkin juga, aku berakting sebagai suami kamu. Dia tak mungkin percaya! Dia terlalu jenius untuk di bohongi," jawab Adrian dengan nada pelan.Arini menghela nafas panjang. Ia tak menyangka jika rencananya akan gagal total seketika. Tak sesuai harapan.Ini sama saja aku mempermalukan diriku sendiri di depanny

DMCA.com Protection Status