Kedua mata Arini berbinar. Ia tak menyangka saka benar-benar memperlakukan dirinya bak seperti seorang ratu. Semua di turuti."Sesayang itu kamu padaku? Padahal, jelas-jelas aku telah lupa hari ulang tahunmu," gumam Arini mengusap air matanya yang jatuh membasahi pipi.Matahari mulai menenggelamkan cahayanya. Udara malam terasa begitu dingin menembus pori-pori kulit putih yang di miliki dokter tampan tersebut. Duduk termenung, kedua kaki menyilang di sertai kedua tangan menopang di dada itulah yang di lakukan saka saat ini."Makan malamnya lain kali saja, ya. Hari ini aku ada janji dengan teman SMA-ku." Perkataan Arini mulai melintas kembali dalam pikirannya."Padahal, aku ingin merayakan ulang tahunku bersamanya. Jalan-jalan naik motor bersama, makan malam bersama, rasanya sangat menyenangkan. Hah, tapi apa daya, aku tak bisa memaksanya untuk menuruti keinginanku itu," gumam saka terkejut saat suara bel berbunyi memanggilnya.Saka menghela nafas p
Baca selengkapnya