Sanjaya sempat membeku, tatapnya mulai waspada, otaknya bekerja keras. Dia harus mencari alasan agar Rani percaya itu bukan Davinka."Bukan, dia teman wanitaku," jelas Sanjaya dengan nada datar, "pergilah, briefing lima menit lagi," usir Sanjaya agar Rani segera pergi. Waktu lima menitnya bahkan sudah hampir habis untuk meladeni Rani.'Bohong, itu jelas suara Davinka. Dia pasti di dalam.' Rani ingin membuktikannya sendiri, tapi tidak mungkin dia melawan perintah Sanjaya."Pak, tadi saya ketemu Davinka, dia bilang ada urusan sebentar, kopi Anda akan dibawakan oleh Asep, diruang briefing," cetus Sandy mengagetkan keduanya.'Syukurlah kamu datang Sandy. Jika tidak, Rani akan menerobos masuk.' Sananya menatap penuh terima kasih pada Sandy.'Hah, bener, ya itu bukan Davinka. Masa, sih? Itu suara dia kok. Gue yakin baget!' "Saya permisi, Pak. Kami tunggu di ruang meeting." Rani langsung lari menuju lantai tiga dimana briefing akan dimulai."Terima
Last Updated : 2022-02-01 Read more