Home / CEO / Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya: Chapter 141 - Chapter 150

244 Chapters

Bab 141 Apa Sanja akan Meminangku?

Sanjaya terus membolak-balik berkas dalam genggamannya. Pria itu mencari sedetail mungkin sesuatu yang mungkin saja tanpa sengaja terjadi kesalahan di dalamnya. "Golongan darah disini sama dengan Diandra, tapi tanggal dan bulan lahir mereka berada." Sanjaya terus mencari. Tidak puas dengan apa yang ia dapatkan. Sanjaya kembali mencari di lemari dan beberapa tumpukan buku lainnya. Disana ia menemukan semua diary dan buku agenda. "Ini tulisan Davinka sebelum terjadi kecelakaan, dan bukan tulisan Diandra," monolognya lagi. Disana jelas tertera tanggal dan tahun. Davinka wanita yang merencanakan semuanya sesuai jadwal. Wanita itu begitu disiplin pada dirinya sendiri. Bahkan agenda kunjungan ke bidan, mall dah beberapa tempat lainnya sudah dijadwalkan jauh sebelum harinya tiba. Akan tetapi, Sanjaya tidak pernah tahu Davinka yang sekarang, Davinka yang hilang ingatan. Dalam tas Davinka yang sekarang hanya ada ponsel, beberapa make up dan isinya sangat tidak
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more

Bab 142 Jadi Asisten Rumah Tanggaku

Davinka berusaha mengendalikan dirinya. Ia takut berharap terlalu tinggi dan menyakiti dirinya sendiri. "Minta izin untuk apa? Lagipula, apa kak Noel bisa ditemui?" Degup jantungnya begitu nyaring di telinganya. Suara Davinka bahkan terdengar sedikit bergetar.Davinka sangat takut mendengar jawaban Sanjaya. Bolehkah ia berharap Sanjaya akan melamarnya di kapal pesiar dimana mereka akan makan malam nanti? Hanya memikirkan itu Davinka hampir gila.Sanjaya meraih tangan Davinka yang dingin dan memainkannya, menatapnya, menautkan jari mereka, sesekali bahkan mengecupnya penuh kelembutan. Pria itu tahu, Davinka dapat mengerti apa yang ia katakan dengan jelas. Wanita ini hanya memastikannya kembali."Apa aku boleh berkata jujur?" tanyanya ragu. Sanjaya sedikit gugup.Jika ia mengatakan yang sebenarnya apa Davinka akan merah dan merasa sakit hati? Jujur, saat ini ia sendiri dalam dilema besar. Namun, di masa depan bolehkah ia memiliki kedua wan
last updateLast Updated : 2022-06-11
Read more

Bab 143 Sidik Jari yang Sama

Sandy menghembuskan napas panjangnya dan kembali memangku laptop-nya, pria itu kembali terlihat sibuk sambil berkata, "Tidak masalah jika kamu menghabiskan sebagian uangmu untuk ongkos pulang pergi dari kontrakan ke apartemenku!" 'Sial!' Rani mengakui apa yang dikatakan oleh pria ini sangat benar. Ia bahkan tidak tahu berapa gaji jadi ART di rumah pria ini. Tapi ia juga tidak ingin tinggal di tempat Sandy, pria itu masih lajang dan Rani tidak ingin ada omongan yang tidak enak didengar dan ia juga tidak tahu setelah pulang dari sini harus pulang kemana.Rani mendesah, semua pilihan sangat sulit dimatanya. "Baiklah, saya akan tinggal di tempat Bapak dan menyerahkan surat pengunduran diri saya setelah saya pulang dari sini," ujarnya lemah.**Davinka membuka matanya setelah terlelap beberapa saat. Ia melihat Sanjaya tengah menghisap nikotinnya dalam dan menghembuskan dengan kasar."Sanja," panggil Davinka dengan suara se
last updateLast Updated : 2022-06-11
Read more

Bab 144 Sembunyikan Hal Ini

Sanjaya membatu, jantungnya seakan berhenti berdetak. Orang imigrasi ini tidak melanjutkan kata-katanya, tapi ia seolah tahu apa yang akan dikatakan berikutnya."Si-sidik jarinya kenapa?" tanya Sanjaya dengan suara tercekat. Ingin memastikannya lagi apa yang ia pikirkan."Sama dengan Nyonya Diandra," sambung Sandy dengan napas tersengal-sengal. Pria itu seperti habis dikejar hantu dengan wajahnya yang seputih kapas dan peluh mengalir deras disekujur tubuhnya.Sanjaya menatap Sandy tidak percaya, apa yang ia dengar tidak salah? Ia tahu orang imigrasi ini akan mengatakan itu, tapi ini Sandy yang mengatakannya langsung dan apa semua itu benar?"A-apa kamu bisa me-memastikannya?" Kata-katanya terbata, bergetar hebat dengan napasnya yang menderu-deru.Sandy masuk kedalam ruang kerja Sanjaya dan bersimpuh dihadapan bosnya. Matanya memerah dengan linangan yang hampir jatuh. Perasaan pria itu begitu membuncah hebat. Setelah sekian lama berusaha mencari kebenaran, ak
last updateLast Updated : 2022-06-13
Read more

Bab 145 Ayunan

"Ya, ibu pasti punya alasan," sahutnya mengiakan, "Sandy!" panggilnya, suaranya terdengar tegas dan penuh penekanan, "Minta orang itu untuk mencari kebenaran akan putraku. Diandra sudah ditemukan dan bayi kami tidak ada bersama jasad yang dianggap Diandra. Cari tau kebenarannya, apa putraku masih hidup atau sudah tiada," pintanya lemah. Ia memang tidak pernah bisa mengikhlaskan kepergian Diandra dan Putranya, mereka emang bagian dari dirinya yang tidak akan terpisahkan. Mata Sandy terbelalak lebar, ia melupakan hal ini. "Tuan, hal ini hanya Nyonya yang tau. Davinka yang asli juga memiliki seorang putra, tapi baru berusia 1 tahun."Sanjaya mengingat foto robekan di perut Diandra yang begitu mengerikan. Tubuh Sanjaya kembali bergetar hebat, istrinya pasti begitu kesakitan dan sangat tersiksa di tahun pertama. "Lukanya sangat dalam, isi perutnya mungkin terlihat jika kita melihatnya langsung." Sanjaya terisak, suaranya terdengar begitu memilukan, "Apa bayiku dikeluarkan secara paksa?
last updateLast Updated : 2022-06-14
Read more

Bab 146 Identitas Baru

Davinka mengangkat wajahnya dan menatap Sanjaya, wanita itu hampir saja menangis dan terisak, "Ya," jawabnya dengan suara tercekat karena sambil menangis, "dalam mimpiku kalian begitu mesra, tertawa dan sesekali kalian berciuman. Kamu bahkan tidak tau aku disana!" keluhanya. Davinka menggenggam tangan Sanjaya erat, "Sanja, belikan aku ayunan dan untuk sementara bisakah simpan ayunan itu untukku, aku tersiksa disini, di semua tempat di rumah ini selalu ada bayangan Nyonya, wanita itu bahkan memakai bajuku!" rengekannya lagi.Sanjaya tercengang, jika Diandra bermimpi seperti itu seharusnya Dia penasaran dan merasa aneh karena dapat melihat segalanya dengan jelas. Tidakkah Diandra berpikir bahwa itu dirinya? "Apa kamu benar-benar melihat wajah Nyonya?" Davinka mengangguk sebagai jawaban, bibir wanita itu bahkan cemberut dan seperti mulut bebek. Sanjaya bertanya lagi, "Seperti apa wajahnya, apa kamu yakin itu Nyonya, bukan kamu?"Davinka menggeleng dan mendesah panjang
last updateLast Updated : 2022-06-15
Read more

Bab 147 Nyonya Sanjaya Hardian

Dari pantulan kaca Laura menatap Venti dengan matanya yang begitu sipit, sudut bibirnya sedikit terangkat, ada kepuasan terpancar jelas. 'Rencanamu kali ini harus berhasil Nyonya Hardian! Jika tidak, aku sendiri yang akan bertindak untuk mengambil anakmu sebagai ganti nyawa yang telah kamu ambil. Kalian harus hancur di tanganku sendiri!' ancamannya.Hari itu, dimana Venti mendapatkan kecelakaan, itu semua adalah rekayasanya agar menjadi pahlawan dan masuk dengan mudah kedalam kediaman Brata Hardian. Bisa saja ia menggoda Sanjaya langsung dan menjebaknya, menjadi wanita pemuas nafsu pria itu di kelab malam, meminta Sanjaya untuk menikahinya dan berkata ia mengandung anaknya. Tapi, lama berpikir Laura akhirnya memutuskan untuk mendekati Venti agar menyukainya dan itu semua terwujud. Venti begitu menyayanginya seperti putrinya sendiri dan sangat memanjakannya."Aku sudah tidak sabar menjadi menantumu, Mah, dan melahirkan banyak cucu untuk Mama!" ujarnya terdengar begitu tulus. Suara La
last updateLast Updated : 2022-06-16
Read more

Bab 148

Laura memang sangat membenci Venti, tapi ia juga begitu memuja ketampanan dan bentuk tubuh Sanjaya yang atletis. Sudah sangat lama wanita itu memendam hasratnya. Akan tetapi, Diandra selalu menjadi duri panghalang. Teman satu kamarnya itu selalu lebih unggul darinya, kini mendengar wanita itu mati, dengan misinya ini ia yakin dapat mencicipi sebentar tubuh yang selalu ia puja itu sebelum ikut binasa.Wanita itu membelai tubuhnya dengan lembut, jarinya terus bergerak menelusuri setiap lekuk tubuhnya. Dalam bayangannya tangan itu adalah tangan Sanjaya yang begitu penuh kehati-hatian saat menyentuh tubuhnya lalu berhenti pada ujung payudaranya yang montok dan meremasnya kuat."Eghhh, Sanjaya … aku sudah tidak sabar merasakan keperkasaanmu merobek selaput daraku," erang wanita itu dengan mata terpejam. Bayangan wajah Sanjaya sudah sangat dekat di pelupuk matanya.Tet! Tet! Tet! Bel pintu membuatnya terpana. Pria yang baru saja ia hayalkan ada di depan pintu kamar hotelnya.'Apa wanita tua
last updateLast Updated : 2022-06-16
Read more

Bab 149 Aku Butuh Tubuhmu, Rani!

Sandy tahu, ia telah bertanya akan sesuatu yang sangat tidak pantas. Rani bukan wanita murahan, wanita itu ada di apartemennya hanya karena tidak ada pilihan lain selain pekerjaan. Tapi ia bisa apa, tubuhnya sangat panas, sedikit sentuhan wanita itu malah semakin membuatnya terbakar dan mendambakannya lagi.Rani yang masih memegang lengan Sandy agar tidak terjatuh dengan cepat mendorong pria itu dengan seluruh tenaganya."Bapak gila, ya? Apa Bapak mabok?" sarkas Rani. Ia memang tidak mencium bau alkohol, tapi pria itu juga tidak pernah sekurangajar ini. Jika bukan mabuk, lalu apa? Rani kembali meledakkan amarahnya tanpa kendali dengan suaranya yang nyaring, "saya bukan perempuan murahan yang bapak bisa ajak tidur sembarangan! Bapak jangan macam-macam!" dengus Rani lagi. Nyala api terlihat jelas di matanya, napasnya sangat kasar, bukan karena bergairah seperti Sandy, melainkan amarahnya yang sudah meledak seperti letusan gunung Merapi.Wanita itu melangkah pergi hendak ke dalam kamarn
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more

Bab 150 Perjaka Tingting

Sandy merengkuh tengkuk Rani hingga wanita itu jatuh menimpa tubuhnya dan langsung melumat rakus bibir wanita itu dalam sekali raup. Hangat dan basah itulah yang dirasakan oleh Sandy. Kekenyalan bibir itu terasa nikmat di antara celah bibir dan giginya yang terus menyesap dan menggigit kecil bibir itu bergantian. Tangan Sandy tidak diam, menjelajahi seluruh permukaan kulit yang lembut dan meremang, meremas dada wanita itu dengan sedikit kasar hingga desahan nikmat keluar dari bibir Rani saat Sandy menyesap dan meremas dalam waktu bersamaan lebih kuat lagi.Ini pengalaman baru bagi Sandy, pria itu hanya mengikuti instingnya saja, seperti seorang pemburu yang maru melihat mangsanya, Sandy tidak akan melepaskannya begitu saja."Tuntun aku, Rani!" pekiknya disela desah tertahannya saat ia melihat Rani meringis yang ia tahu wanita itu pasti kesakitan. Sandy memindahkan bibirnya, menyusuri leher jenjang wanita itu dengan lidahnya yang panas dan basah.Rani yang kehilangan fokusnya tersenta
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
25
DMCA.com Protection Status