All Chapters of Pendekar Pedang Api: Chapter 121 - Chapter 130
167 Chapters
Ch. 121 - Kau Melupakanku?
"Chong Su!"Piao mengejar laki-laki itu, bersama Luo Lu dan Xiao Long yang segera berdiri di belakangnya menangkal anak panah yang datang. Xiao Long segera menarik Chong Su ke tempat yang aman. Mencabut anak panah di sana, dia mengeluarkan serbuk-serbuk obat yang telah dibuatnya beberapa hari lalu. Sambil menempelkan ke bekas tusukan panah, Xiao Long menyembuhkannya dengan kekuatan.Nyawa Chong Su berhasil diselamatkan, tapi musuh telanjur tahu letak keberadaan mereka. Xue Zhan memeriksa keadaan Chong Su, wajahnya sangat prihatin. "Saudara Chong mungkin tak akan sanggup untuk bertarung lagi. Biar aku menjaganya.""Tidak bisa. Ini akan membahayakan nyawamu," tolak Luo Lu mentah-mentah. Xiao Long mengiyakannya. Dia mengangkat wajah, mendengar suara teriakan disertai bunyi berdebam keras. Han pasti sudah melacak keberadaan para pemanah itu. Xiao Long mengecek beberapa orang yang terkena. Dari tempat mereka, Xiao Long dapat melihat Han memunc
Read more
Ch. 122 - Iblis Menara
Xiao Long mengambil alih pertarungan Qiu Ying, jika membiarkan ini lebih lama Xiao Long yakin sesuatu yang buruk akan terjadi.Qiu Ying jatuh terkapar di atas tanah. Han segera datang, menyeret Qiu Ying ke dalam tempat persembunyian mereka.Iblis Menara mendecih. "Mimpi apa aku semalam dihadapkan bocah tengik sepertimu?" Dia tidak habis pikir, matanya di balik topeng terus memindai Xiao Long. Tatapannya berhenti pada pedang hitam di tangan Xiao Long."Pedang itu-?! Kenapa kau memilikinya?!" kaget Iblis Menara tak main-main. Dia segera menelan ludah ketakutan. Merasa lawannya sangat berbahaya. Tak bisa dipungkiri, senjata itu memiliki masa lalu kelam, ribuan nyawa berjatuhan, hal itu lah yang membuat Pedang Hitam semakin tajam. Saat senjata lain berkarat atau patah seiring berjalannya waktu, Pedang Hitam justru akan semakin kuat dan tajam. Xiao Long tak tahu mengapa Iblis Menara begitu ketakutan. Dia mengangkat pedang itu. "Kau takut?""Hanya
Read more
Ch. 123 - Firasat Han
Karena hal itu, Qiu Ying mulai merasa pemikiran mereka sama. Menolong sesama meski harus mengotori tangan sendiri adalah pilihan yang harus mereka tempuh. Qiu Ying mengambil kepala Iblis Menara, menyerahkannya pada Xue Zhan yang saat itu sudah datang bersama yang lainnya, mereka sudah lengkap dan hanya Xiao Long yang tidak sadarkan diri. Melihat pembalasan dendamnya benar-benar terwujudkan. Marah dan benci menyatu saat Xue Zhan menerima kepala itu. Tak terbayangkan berapa puluh anggota keluarganya yang telah tewas di tangan mereka."Aku benar-benar berterima kasih. Tanpa kalian, aku tak akan bisa melakukannya sendirian.""Kau sudah melihat kehancuran musuhmu, 'kan? Lalu apa lagi yang kau takuti?" tanya Han yang sedang merangkul Xiao Long. Seperti biasa, mukanya selalu mengerut. "Aku mengkhawatirkan orang-orangku di sana. Apakah mereka baik-baik saja?""Tidak mungkin mereka menyerang, semuanya telah kita bunuh," sela Luo Lu kemudian. Han m
Read more
Ch. 124 - Mata di Balik Topeng
Wajah Xi Wang berubah tegang. Dia menatap Han dengan kedua mata marah. "Apa kau adalah mata-matanya?""Tidak mungkin. Hanya saja aku memiliki insting yang kuat saat ingin diserang."Xi Wang memegang kepalanya yang sakit, menengok ke Han dan rumah Xue Zhan dua kali, lalu berkata dengan pasrah. "Jika dia datang apa yang harus kita lakukan?""Lakukan apa yang kau bisa, aku yakin kita semua belum tentu bisa mengalahkannya."Benar seperti kata Han, tak butuh waktu lama sampai serangan selanjutnya dimulai. Semua orang segera berdatangan ke tempat Xue Zhan. Tapi mereka tak menemukan Iblis Menara di sana. Chong Su berteriak."Kita tidak boleh terpisah! Atau dia akan membunuh kita satu per satu!"Xiao Long dan lainnya langsung bergerak. Di antara mereka semua hanya Piao yang tidak ada.Derap kaki melaju kencang di sepanjang halaman kediaman, Xi Wang menghentikan langkah tiba-tiba dan langsung menerobos ke salah satu pintu
Read more
Ch. 125 - Hasrat Pembunuh
Xiao Long berusaha menghentikan saat Iblis Menara ingin mematahkan sebelah tangan Chong Su lagi. Namun justru dirinya terpental jauh menabrak dinding.Bunyi retak kedua kembali terdengar, Chong Su merangkak di atas lantai kayu. Berusaha menyelamatkan dirinya, Qiu Ying, Xi Wang dan juga Luo Lu mencoba mengalihkan perhatian musuh tapi gagal. Dia hanya akan berhenti sampai Chong Su tewas.Xiao Long melemparkan kayu balok di sampingnya, cukup jauh melesat. Iblis Menara mengangkat tangannya, kayu itu pecah berhamburan di lantai. Matanya menoleh ke belakang, kedua pasang bola matanya murka. Xiao Long bangun. "Serang aku!""Beraninya kau!"Chong Su bangun dibantu Luo Lu. Sementara Xi Wang dan juga Qiu Ying datang membantu Xiao Long. Mereka bertarung satu lawan tiga, meski kalah jumlah nyatanya Iblis Menara jauh lebih unggul dari ketiga orang itu. Hanya dalam kurun waktu sepuluh menit, ketiga lawannya dibuat babak belur. Pertarunga
Read more
Ch. 126 - Murka Sang Iblis
  Sedari awal Iblis Menara sudah tahu, satu-satunya musuh yang harus dibunuhnya adalah Xiao Long. Dia memiliki cara bertarung yang tak dimiliki semua orang. Bertarung dengan memanfaatkan semua cara untuk menjatuhkan lawan. Lebih licik dari siapa pun. Sebelum tangannya terpotong, Iblis Menara ingat betul dia melihat Xiao Long jatuh. Tak ada lagi kekuatan di dalam tubuhnya. Namun ternyata itu hanya tipuan, bahkan saat ini dia bisa melihat kekuatan hitam dalam darah Xiao Long kembali mengalir deras. Sebagai pendekar senior, Iblis Menara dapat melihat seberapa besar kekuatan lawannya. Dan dia merasa, Xiao Long termasuk sebagai musuh terbesar yang harus disingkirkan. Dengan sebelah tangan terputus, Iblis Menara mengambil kembali pedangnya dengan tangan kiri. Kini dia memegang pedang dengan cara kidal.  Iblis Menara tak peduli lagi serangan yang masuk ke tubuhnya. Dia sama sekali tak menangkis dan malah membiarkan Luo Lu, Xi Wang dan juga Qiu
Read more
Ch. 127 - Makam Klan
Xue Zhan telah membayar semua gaji mereka. Hanya Piao yang gugur dalam pertarungan ini. Piao tak memiliki keluarga atau saudara yang bisa menerima uang tersebut. Sementara itu semua mayat telah dimakamkan, termasuk jasad Feng De, pelayan setia Klan Xue. Xue Zhan tak menyangka nyawanya akan berakhir begitu cepat. Bahkan sebelum Xue Zhan memimpin Klan Xue sepenuhnya. Di dekat makam Feng De, diam-diam Xue Zhan menangis. Semua keluarganya, ayah, ibu, paman dan saudaranya. Tidak ada yang tersisa selain dirinya. Seseorang pernah mengatakan bahwa Xue Zhan dilimpahi berkat dan keberuntungan, saat dia lahir Klan Xue mengalami kemajuan. Mereka menjadi klan terpandang dalam waktu cepat.  "Ini dia si cengeng." Han tiba-tiba berada di depannya, Xue Zhan tak menoleh.  "Kau tidak apa? Ada beberapa tamu yang datang ke rumah. Sebaiknya kau temui mereka." Suara itu milik Xiao Long, dalam beberapa hari ini dia memutuskan untuk tinggal sementara. Sambil mengobati luka
Read more
Ch. 128 - Sebuah Luka
Namun dia takut saat semua orang telah pergi dari tempat ini. Mereka bertiga tak selamanya memiliki waktu untuk menjaganya. Dan dari percakapan malam kemarin, Xiao Long juga sudah mengatakan bahwa mereka berdua adalah pengelana. Ada banyak tempat yang harus didatangi. Untuk beberapa alasan, Xiao Long dan Han tak bisa menerima tawaran Xue Zhan untuk menjadi pengawalnya."Aku juga ingin berlatih pedang, agar suatu saat nanti aku tidak hanya melihat pertarungan orang lain."Xue Zhan menatap tangannya, dia tahu dirinya sangat tidak bisa diandalkan dalam situasi genting. Saat melihat Xiao Long dan Han yang seumuran dengannya tapi bisa bertarung mengimbangi pendekar lain, Xue Zhan mulai tergerak. Dia harus menguasai bela diri, setidaknya untuk melindungi dirinya sendiri.Tanggapan yang didapatnya sangat baik, Qiu Ying berujar sambil sedikit tertawa, "Tertarik untuk menjadi muridku?"Xue Zhan menatapnya lama. Dia pikir ada yang salah dengan pendengarannya.
Read more
Ch. 129 - Kabar yang Menyebar
"Itu tidak baik, lukamu akan bernanah atau paling buruknya menyerang bagian tubuhmu yang lain.""Apa harus diobati?""Harus." Xiao Long mengeluarkan sebuah kain berisi serbuk obat untuk mengobati luka Qiu Ying, Qiu Ying menarik lengannya cepat.Qiu Ying tersenyum. "Aku membicarakan tentangmu."Sesaat Xiao Long terdiam. Menyadari maksud Qiu Ying. "Mereka akan membunuh lebih banyak. Ada puluhan orang yang mengalami nasib sama sepertimu. Aku yakin, tak semuanya sanggup melewatinya. Atau bahkan mereka sendirian bertarung untuk menghidupi diri sendiri."Masih belum puas Qiu Ying tetap berbicara, biar pun hal itu sangat mengganggu bagi Xiao Long. Membicarakan tentang masa lalu yang menyakitkan hanya akan membuka luka lama. Xiao Long selalu membenci dirinya setelah kematian kakek dan adiknya. Andai dia cukup kuat untuk membunuh semua orang itu. Andai dirinya memaksa Xiao Qizuan untuk ikut bersama rombongan penduduk untuk meninggalkan desa
Read more
Ch. 130 - Terkapar di Jalan Panas
Sepanjang perjalanan, debu terbang dibawa angin siang yang membawa hawa pengap. Xiao Long duduk sebentar, takut jika meneruskan perjalanan lebih lama Han tiba-tiba pingsan. Padahal dia adalah Salamender Api tapi terkena sengatan matahari kulitnya seperti akan terbakar.Mereka duduk di sebuah pondok kayu, tidak ada siapa pun di sana. Han sudah terbaring kelelahan. Sementara Xiao Long sibuk melihat kanan kiri dan baru menyadari seseorang tengah terbaring di tanah. Dada laki-laki itu naik turun dengan cepat, entah apa yang sedang dilakukannya, Xiao Long segera mendekat kemudian menopang kepala laki-laki itu dengan tangannya."Kau baik-baik saja?""A-air ..." Dengan cekatan Xiao Long mengeluarkan sebuah bambu yang telah diisikan air, dia menuangkan ke dalam mulut orang itu. Tak lama laki-laki itu mengerjap, merasakan nyawanya telah kembali."Siapa ... kau?" Suaranya serak, seperti orang yang tidak minum selama lima hari. Ditengoknya Xiao Long dari
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status