TOK, TOK, TOK!Suara ketukan di pintu depan membuat Citrakara berjengit dan bangkit. Perempuan itu sedang duduk di depan tungku di dapur, merebus sesuatu di dalam belanga tanah liat berukuran sedang."Siapa?" tanya Citrakara, sembari berjalan ke arah pintu. Sebelumnya ia sempatkan menyambar sebilah clurit yang terselip di dinding dapur."Kara, ini aku," sahut suara dari balik pintu. Suara lelaki.Citrakara sontak menghentikan langkah. Itu suara yang sangat ia kenali. Suara milik seseorang yang kepergiannya beberapa hari lalu membuat perempuan tersebut menghabiskan sepanjang malam untuk menangis."Kakang Tumanggala, kaukah itu?" tanya Citrakara lagi, sekadar meyakinkan dirinya karena merasa kepergian wira tamtama itu belum terlalu lama."Cepat buka pintunya, Kara, ada yang ingin aku sampaikan padamu," ujar lelaki di balik pintu."B-baik, Kakang," sahut Citrakara cepat.Yakin yang datang memang Tumanggala, Citrakara lempar clurit di tangannya ke sudut ruangan. Ia lantas menarik lepas pa
Terakhir Diperbarui : 2023-02-07 Baca selengkapnya