"APA kau bilang, Mbok?"Kejut Dyah Wedasri bukan alang kepalang mendengar ucapan simbok emban. Puteri Panjalu itu memandangi wanita pengasuhnya dengan tatapan lekat-lekat. Sepasang mata indahnya menyorotkan rasa tak percaya."M-mohon ampuni hamba, Gusti Puteri. Hamba....""Kau bersungguh-sungguh dengan ucapanmu tadi, Mbok?" tukas Dyah Wedasri, dengan raut muka keheranan bercampur kebingungan."A-ampuni hamba, Gusti Puteri." Simbok emban menjatuhkan diri ke lantai gua, lantas bersujud di depan kaki Dyah Wedasri. "Hamba mungkin sudah salah menduga. Mohon ampuni hamba, Gusti."Dyah Wedasri terdiam sejenak. Ia tak menghiraukan simbok emban yang terus bersujud, sembari menyentuh ujung jemari kakinya. Sang Puteri Panjalu justru tengah berpikir-pikir sendiri."Bangunlah, Mbok. Tidak ada yang salah dengan dugaanmu itu," kata Dyah Wedasri kemudian.Sambil berkata begitu Dyah Wedasri berjongkok, lalu tangan halusnya menarik bahu simbok emban agar kembali berdiri. Namun pengasuhnya itu hanya mau
Last Updated : 2023-02-09 Read more