Aku tidak mengira akan tidur diantara ratusan orang bahkan tidak saling mengenal. Aku berpenampilan sedekil mungkin untuk menjauhkan para lelaki hidung belang agar tidak mendekatiku. Aku mulai punya teman dekat sependeritaan. Dia begitu ikhlas menolongku. Kami saling mendukung dan saling membutuhkan. "Fahim, besuk pagi aku part time, kamu hati-hati ya? Kamu punya uang tidak untuk beli makanan besuk?" tanya Hermin. "Ada Kok," kataku tidak enak hati merepotkan Hermin. "Coba kulihat!" ujarnya sambil merebut dompetku. "Waduh ini cuma cukup untuk sarapan, ini aku tambahi uang untuk beli makan siang ya? Makan malam nanti aku yang belikan," kata Hermin sambil memasukkan beberapa lembar uang ke dompetku. "Aku jadi merepotkan kamu, Hermin," kataku tidak enak hati. "Nggak usah sungkan, Fahim, siapa tahu suatu saat ganti aku yang merepotkan kamu," ujar Hermin tersenyum. "Terima kasih, Hermin," ucapku. "Oh ya, kamu punya ka
Baca selengkapnya