Muzammil teringat saat itu aku sudah menceritakan kisah hidupku, tapi kali ini matanya melihat lagi bukti kekejaman keluarga Faruq dengan melihat bekas luka di tanganku. "Pasti ini rasanya sakit sekali, Fahim? Mereka selalu mencambukmu ya, di seluruh tubuhmu pasti penuh bekas luka?" tanya Muzammil menebak. "Itu tidak seberapa Pangeran, eh Kak Zammil, asal aku dan Iqbal tidak dipisahkan. Kami saling membutuhkan, aku sangat menyayanginya, Kak Zammil. Perpisahan adalah sesuatu yang paling aku takutkan," kataku sambil air mata menggenang di mataku. "Iya aku paham, Fahim, tapi hubunganmu sangat rumit apalagi setelah Faruq menikah," ujar Muzammil. "Kalau kamu bertahan disitu demi Iqbal maka kamu yang akan selalu tersakiti," lanjutnya. "Iqbal sekarang tenang, setelah tahu saya berada disini, Kak Zammil," ujarku kepada Muzammil. "Jadi dia sudah tahu kalau kamu ada disini?" tanya Muzammil meyakinkan. "Iya." Aku kangen Iqbal, Kak Zammil
Read more