Home / Fantasi / Sistem Aura (Infinity) / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Sistem Aura (Infinity): Chapter 241 - Chapter 250

326 Chapters

Episode 234: Akulah Sang Pahlawan Narsistik, Bahkan Ucapanku Jadi Sabda, Jadi Sugesti Yang Suci!

Episode 234: Akulah Sang Pahlawan Narsistik, Bahkan Ucapanku Jadi Sabda, Jadi Sugesti Yang Suci!Bangsa Selatan-Kelabu ....Kerja sama bisnis antar kelompok Eneagram serta kelompok Anaturnity perihal eksplorasi laut Utara sudah membuahkan hasil. Satu hasil yang memuaskan meski menyisakan hal mencelakakan.Desa Nir. Desa di kedalaman palung, tepatnya 10.000 meter di bawah laut Selatan-Kelabu yang gelap, sekelompok masyarakat primitif menapaki kehidupannya di sana selama beberapa ratus tahun. Tidak mengenal teknologi, atau kehidupan Pewaris-Aura pun jauh dari pengetahuan mereka.Tianma sebagai rekan bisnis Eriel sempat keheranan karena mustahil para Pewaris-Aura terdahulu yang terkenal memiliki ilmu Aura tinggi tidak dapat menemukan desa tersebut. Ganjil mengetahui keadaan alam di sana tampak umum bersama sumber cahaya laksana matahari yang terbit di puncak langit-langit, seolah kehidupan desa di bawah laut tidak berbeda sebagaimana kehidupan desa di permukaan bumi. Tetapi, keheranan Ti
last updateLast Updated : 2023-04-27
Read more

Episode 235: Mencari Jati Diri Yang Tidak Pernah Ke Mana-Mana, Mencari-Cari Yang Sudah Di Sana, Di Dalam Angan-Angan.

Episode 235: Mencari Jati Diri Yang Tidak Pernah Ke Mana-Mana, Mencari-Cari Yang Sudah Di Sana, Di Dalam Angan-Angan.15:44.'BLEDAARR' .... 'BLEDAARR' ....Lantai dua di salah satu mal ternama rusak. Beberapa pengunjung berlarian panik, beberapanya mengaktivasi [Pemancar Aura] dalam siaga tempur.“Tuan, kita gunakan kombinasi ilmu tipe Eksperimental [Destruksi Dua Aura] ...!” usul sang siluman tenggiling tipe Tanah. Level 70. Berguling-guling di sekitar majikannya sembari menembakkan [Bola-Bola Aura Gelap] meladeni serangan [Bola-Bola Aura Pingai] milik Aon yang dikombinasikan lewat Pusaka Lima Jari Mata Angin.Persona yang dipanggil 'tuan' adalah pria 30 tahunan, berpenampilan eksentrik, bertopi fedora putih dengan setelan jas berpola batik Parang warna cokelat dan putih—Auranias Jingga level 67. Hanya membalas, “Belum Ling. Belum waktunya.”Dia bergerak lincah. Sangat lincah sampai mampu mengelak dari serangkaian [Bola-Bola Aura Api].'Blar' 'Blar'.[Bola-Bola Aura Api] pecah mem
last updateLast Updated : 2023-04-27
Read more

Episode 236: Adakalanya Kami Bercinta Bukan Untuk Melahirkan Keturunan.

Episode 236: Adakalanya Kami Bercinta Bukan Untuk Melahirkan Keturunan.3468 / 07 / Taurus (Musim Gugur). 15:33. Langit biru terang terbentang di atas awan-awan kelabu di Kota Ayabarus ....“Bagaimanapun, memaksakan diri untuk keuntungan yang justru lebih dekat dengan kerugian adalah kebodohan.” Liora dengan berani mengkritik perilaku Kael yang berlebihan.Di gedung rumah medis, ruang Medisinal no-55 mereka tidak sekadar memulihkan diri, tetapi sekaligus membicarakan kegagalan merebut Pusaka Cambuk Safir-Toksin. Kalah menghadapi dua Auranias Pingai level 65 dan level 62.Begitu perban yang membebat tangan kiri serta kepala Kael dibuka, telinga dan tangan yang baru dicangkoknya pun terekspos.”Ya. Aku mengakui kekeliruanku. Perhitunganku kali ini salah besar. Taktik bertempur mereka setara dengan level mereka. Lebih sial lagi, mereka memiliki Siluman-Kontak.“Sebetulnya Kael tidak sepenuhnya kalah dengan kerugian, dia berhasil menyegel satu Siluman-Kontak tipe Air. Terlebih, Liora pu
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more

Episode 237: Di Atas Rasa Sakitnya Kami Tertawa Puas, Di Atas Penderitaannya Kami Bersyukur Bahagia, Kematiannya Adalah Puncak Dari Hiburan Kami!

Episode 237: Di Atas Rasa Sakitnya Kami Tertawa Puas, Di Atas Penderitaannya Kami Bersyukur Bahagia, Kematiannya Adalah Puncak Dari Hiburan Kami!Bangsa Selatan-Kelabu ....Sebuah ruangan terang nan bersih, bersuasanakan harapan kecemasan dan berisikan segala benda-benda medis yang higienis tengah diisi oleh delapan individu.Ruangan ini seperti sebuah kubah kaca yang dikelilingi alat-alat dengan fungsi yang sistematis dan berbahaya.Figur wanita berpenampilan eksentrik duduk di sofa merah yang tersedia bersama tiga Auranias yang duduk di samping kiri-kanannya. Menyaksikan langsung kegiatan empat individu di depan mereka yang disekat kaca tebal; di dalam kubah kaca.“Uhuk ...! Uhuk ...!” Batuk-batuk yang sulit dan menyakitkan Eriel muntahkan sedari tadi.Kentara bahwa Eriel De Atria menahan derita aneh yang menggerogoti kesadarannya, wajahnya lesu pucat pasi, matanya berbungkus kesuraman, gestur duduk tegapnya penuh perjuangan untuk dipertahankan, sementara dua tangannya bergetar geti
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more

Episode 238: Di Atas Pena, Sutradara Tertawa, Menyaksikan Manusia, Mempertanyakan Sandiwara Dunia.

Episode 238: Di Atas Pena, Sutradara Tertawa, Menyaksikan Manusia, Mempertanyakan Sandiwara Dunia.Liora menyerah. Pasalnya, Siluman Pentana tidak pernah ada di sana. Dirinya yakin, itu bukan karena informasinya yang keliru, tepatnya sang Siluman pandai dalam berkamuflase. 23:08.Di malam dingin yang terbentang bising-bising pertempuran bersama kesunyian misterius ... Liora sudah berdiri menyandarkan punggungnya pada tiang depan kelas dengan bersedekap menyilangkan tangan dalam niat menanti dua rekannya.Delapan menit setelah penantiannya yang membosankan, dua Auranias yang ditunggu pun hadir; Deus yang bicara melantur dan Kael yang tampil sehat karena menelan pil Pemulihan tipe B membuat fisiknya terlihat normal walau mantelnya tetap menggambarkan pengalaman tempur yang melelahkan. Ketika mereka saling bertemu, Liora menatap Kael dengan isyarat mempertanyakan hasilnya.Tanpa basa-basi Kael mengeluarkan selembar Kartu Penyegelan yang berpola lingkaran hitam bulat bernomor 70, di
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more

Episode 239: Bangunkan Aku Ketika Kenyataan Tidak Lagi Menindasku.

Episode 239: Bangunkan Aku Ketika Kenyataan Tidak Lagi Menindasku.3468 / 15 / Taurus (Musim Gugur).Bangsa Selatan-Kelabu pada kota Ikora ....19:22.Malam itu Arius kesulitan mengalihkan atensinya dengan bermain lego. Menyadari sang Mama tercinta tersiksa lebih dari sebulan rasanya tidak etis dipersepsikan baik-baik saja.Kakek neneknya (kedua orang tua Hiro Asashi) sampai hadir dalam rumah megah kepunyaan Eriel. Untuk sekarang, mereka berada di ruangan yang hangat, lantai pertama, duduk di sofa berbentuk daun pisang menemani dan menenangkan Arius. Sayang, itu berlaku sebentar. Rintihan siksa yang Mama-nya gaungkan sedari siang terlalu berat diabaikan.“Arius ...!” Sang nenek (Auranias Pingai, level 78, wanita 50 tahunan berambut cokelat yang disanggul dan berbusana hangat khas bangsa Selatan-Kelabu, bernama Usua Runium) memanggil cucunya yang lepas dari sisinya.Arius berlari ke lantai dua. Berlari menuju sebuah ruangan yang ditempati kedua orang tuanya.“KHHHHUUUUAAKH ...!”Mereka
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more

Episode 240: Biar Alam Yang Bicara Lewat Bahasanya Yang Apa Adanya.

Episode 240: Biar Alam Yang Bicara Lewat Bahasanya Yang Apa Adanya.3468 / 18 / Taurus (Musim Gugur).12:11.'Bruk'.Seorang wanita 30 tahunan berambut cokelat pendek baru saja tumbang dengan tanpa daya di atas ring. Sedang pria bertopi hitam (wasit) mengangkat tangan kanan Ineia menampilkan sang sosok pemenang atas duel seni beladiri Aura tipe Fundamental.Ineia tersenyum berseri-seri. Berdiri tegap di hadapan puluhan manusia.'Prok' 'Prok' 'Prok' ....Gemuruh tepuk tangan para pemirsa menyertai kemenangannya. Untungnya, busana identitas Ineia sebagai anggota militer sudah ditanggalkan sehingga tidak ada bisik-bisik sentimental disebabkan Ineia termasuk Auranias terlatih.Kael hanya tersenyum senang dengan menyelipkan dua tangan ke saku mantel kumalnya di samping ring tanpa bertepuk tangan. Kemenangan rekannya sudah dalam tebakannya yang akurat.Ineia turun dengan melompat dari ring menuju panitia guna mengambil uang hadiahnya, sebesar 2000 Kinh. Lantas membagi setengahnya pada Kael
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more

Episode 241: Maafkan Aku Kawan, Wajahmu Terlalu Kriminal Untuk Jadi Pahlawan.

Episode 241: Maafkan Aku Kawan, Wajahmu Terlalu Kriminal Untuk Jadi Pahlawan.3468 / 19 / Taurus (Musim Gugur).14:11.Di puncak gedung rumah medis berlantai 7 pusat kota ....Liora De Atria.Wanita berambut merah Bob itu berdiri di batas akhir gedung rumah medis bergaya tabung. Memandangi hamparan kosong beberapa puluh meter di depannya yang bisa dijadikan ruang yang cukup untuk lompat bunuh diri, melihat bangunan-bangunan tinggi yang tidak bisa sama tingginya, menyimak suara-suara kesibukan manusia, atau cakrawala yang terbungkus awan-awan warna perak yang membeku menahan suatu gempuran dari dalam dan akan pecah sebagai butiran salju. Berdiri di sana sendiri, seperti menunggu sesuatu yang tidak akan pernah ia temui. Suhu dingin disekitarnya cocok untuk keadaan hatinya. Dia berkontemplasi atas lembaran-lembaran skenario hidupnya. Kadang berpikir, mengapa orang-orang hidup terlihat mudah, mengapa dia yang harus mengalami ini-itu, mengapa rasanya keadilan tidak nyata atau ....Ingat
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more

Episode 242: Kalau Ini Tidak Berguna, Biarlah, Biarlah Melihatnya Demikian, Apa Adanya.

Episode 242: Kalau Ini Tidak Berguna, Biarlah, Biarlah Melihatnya Demikian, Apa Adanya.Masih terang diingatan Eriel, masa kanak-kanaknya yang digunakan untuk belajar, belajar dan belajar menggembleng diri ........Berlari-lari di bawah hujan salju, dua anak kembar 5 tahunan yang punya mata indah serupa berlian bermain riang di sisi hutan. Pedihnya suhu dingin tertahan karena busana tebal yang membungkus mereka.“GHRRROOOOAAAARR ...!” Hingga kesenangan tercuri dari mereka begitu makhluk karnivora berbulu dan bertubuh besar hadir di depan mereka. Beruang putih. Meraung dan seolah datang hendak menerkam.“Mundur Ril, biar aku yang hadapi beruang itu!” Kael memosisikan diri di hadapan Eriel dengan segenggam salju ditangan yang dimaksudkan sebagai senjata sekalian berupaya memproteksi sang adik tercinta.Beruang salju berbulu putih berjalan menghampiri kedua anak kembar itu. Menampilkan giginya yang runcing mengancam, memamerkan tatapan mata lapar dan dia entah bagaimana cukup mengerikan
last updateLast Updated : 2023-05-14
Read more

Episode 243: Hiperrealitas.

Episode 243: Hiperrealitas.3468 / 26 / Taurus (Musim Gugur).Sejauh mata memandang bangunan-bangunan rumah panggung di kota Nirvena yang artistik diputihkan oleh gugusan salju yang rontok, para orang tua mengawasi anak-anaknya supaya bermain sesuai usianya, para remaja bermain sembunyi-sembunyi di luar pengawasan orang tuanya supaya bisa menikmati kebebasan melanggar norma.“HAHAHA ....”“Ayo kenai aku!”Tawa anak-anak mengiringi permainan kejar-kejaran. Diantara mereka kebanyakan berperan sebagai tikus dan hanya satu yang berperan selayaknya kucing. Masa perdamaian yang sangat layak disyukuri dan dinikmati sesuai porsi masing-masing. Tetapi lekas tawa dan kegirangan itu berganti jadi keseriusan dan ketercengangan yang intens. Tepat ketika mendapati hadirnya satu kompi militer di tengah jalan perumahan Avua yang tiba-tiba.Ratusan serdadu militer angkatan darat yang dikomandoi seorang kapten berjalan rapi melintasi mereka menuju suatu tempat. Berbaris bersama-sama selayaknya sekum
last updateLast Updated : 2023-05-14
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
33
DMCA.com Protection Status