1222 Saka *). Ranggalawe terkulai lemas di tepi sungai itu. Kebo Anabrang roboh bersimbah darah. Lembu Sora menatap nanar dengan keris terhunus, yang masih meneteskan darah kental merah berkilap.Lembu Sora tak mengerti, siapa yang pantas disalahkannya. Dua sahabat yang terkapar itu, dirinya, atau bahkan sang raja pemberi titah. Sementara, kehidupan telah menggariskannya. Pantaskah ia menyalahkan Sang Pemberi Hidup yang pada akhirnya memberikan kematian?Keris yang masih saja tergenggam di tangan, diangkat tinggi-tinggi dan diarahkan tepat ke jantungnya. Namun, pelan-pelan keris itu diturunkan kembali. Di antara kilatan ujung keris itu, Lembu Sora menyadari, suatu saat nanti, kematian pasti juga akan menjemputnya, dengan jalan yang ia sendiri tak akan pernah mengerti.Burung-burung gagak hitam terlihat bertebaran di angkasa seperti ribuan anak panah yang dilepaskan pasukan Majapahit, menghujam tubuh-tubuh lelah ratusan bala tentara
Magbasa pa