Home / Romansa / Suami Mudaku / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Suami Mudaku: Chapter 111 - Chapter 120

128 Chapters

Bab 111

Kak Enjang menatapku lama. Kami saling memandang karena aku tak mau terintimidasi olehnya. Sekarang diri ini bukan Rindi yang lemah seperti dulu. Pendidikan, karier dan uang telah kumiliki melampauinya. Aku tahu adik madu yang lebih tua dariku itu hanyalah seorang ibu rumah tangga di tahun-tahun terakhir sejak kelahiran putra-putri kembarnya. Tiba-tiba dia berekspresi datar dan wajah itu tampak dingin. Tengkukku merinding seketika tapi sekuat tenaga menenangkan diri. Tak ada yang perlu kutakuti karena tak ada kesalahan yang kubuat. Kurasa dia terlalu percaya diri hanya karena Kak Dio teramat mencintainya dan berharap selalu menang dari siapapun. Dia salah menilaiku jika berharap aku juga akan menyanjungnya. Jangan harapAkhirnya dia kalah beradu pandang padaku dan berbalik pergi. Aku menghiraukan
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

Bab 112

"Azka, mau tambah ikan, Nak?Mama buangkan durinya, ya," kataku selembut mungkin sambil menggeser kursi mendekati putraku. "Terima kasih, Mama.Sudah cukup ikannya." Bahasa formal Azka membuatku sakit hati. "Ini enak lho, Nak … bagus juga buat pertumbuhan otak kamu." Aku ingin menunjukkan pada anak itu kalau dirinya memiliki ibu yang cerdas dan tahu banyak hal. Dia harus mengenalku lebih baik dari Kak Enjang yang hanya istri ayahnya yang lain. Tak kupedulikan banyak tatapan mata di ruangan ini. Tak ada yang salah dengan seorang ibu yang memberikan perhatian pada anak di meja makan. "...." 
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

Bab 113

Suasana rumah keluarga Pratama menjadi kacau. Azka yang ketakutan akan dibawa oleh ibu kandungnya memberontak dari pelukan neneknya. "Tenang, sayang … ini Oma.Kamu mau ke mana?Ayo masuk," bujuk Bu Salma dengan suara serak karena tangis. Hati wanita itu sungguh sedih menyaksikan ketakutan cucunya. Kedatangan Rindi bukan membuat Azka bahagia tapi justru menimbulkan ketakutan dan trauma. "Azka mau ke Bunda, Oma … mau Bunda!" Tangis Azka semakin keras dan memegang jeruji pagar dengan sangat erat. Kulit putih di tangannya menjadi memerah. Tengah hari yang terik membuat kepala Bu Salma mulai berkunang-kunang.
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

Bab 114

“Apa, Kak Azka akan dibawa tante itu pergi?” tanya Vina dengan mimik wajah sedih. “Namanya Rindi, Dek. Itu memang ibunya, Kak Azka,” kata Vino yang membuat Azka semakin mengkerut di kasur bersama guling yang dipeluk erat. Airmata sudah membasahi bantal tapi sekuat tenaga menahan isak. Orang dewasa yang selalu mengatakan anak lelaki tak boleh menangis membuat Azka menyembunyikan wajah hingga kulitnya yang putih menjadi merah bergesekan dengan sarung guling. “Tapi, Kak Azka tetap kakak kita soalnya ayahnya sama jadi Tante itu gak bisa bawa begitu saja!” pekik Vina. “Tapi ibunya lain sama kita, Dek! Dia bukan anak Bunda.” Azka tak tahan lagi. Segera dirinya menyingkirkan guling yang sedari tadi melindungi wajahnya agar tak tampak sedang menangis. Dirinya tak peduli lagi dengan mata yang mulai membengkak dan bangkit dengan nyalang menat
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

Bab 115

*EnjangPertemuan ini tak seperti yang kuharapkan akan berjalan damai. Rindi sangat tidak mendukung terjadinya dialog sehat dengan terus membuatku tak nyaman dengan kekesalannya. Apa maksudku sangat tidak jelas? Aku hanya ingin keterbukaan diantara keluarga kami. Ada banyak celah untuk kami bertengkar tapi apakah keinginanku begitu sulit? Aku bukan menuduh, lagi pula keadaannya saat itu memang seperti yang mungkin juga bisa orang lain berpikir sama denganku dan aku sudah minta maaf untuk itu. “Maaf, Kak, aku cari Azka dulu,” kata Rindi sambil bangkit meninggalkanku yang masih duduk kaku di sofa ruang keluarga ini. Rindi melarikan diri dengan alasan akan mencari putranya. Aku tak keberatan, biarlah Mas Dio sendiri yang akan mengatasi masalah dengan istri pertamanya itu nanti. Selama Rindi bersikap bermusuhan denganku hanya karena masalah salah paham itu aku juga tidak akan membuat jalan apapun baginya selain hanya menjalank
last updateLast Updated : 2022-03-15
Read more

Bab 116

  Di lantai dua butik Rindi, ibunya Azka itu menghabiskan berlembar-lembar tisu. Benda itu berserakan menjadi gumpalan-gumpalan menjijikan karena dilempar asal setelah digunakan.“Kurang ajar!Aku tak bisa menerima kalau perjuangan selama lima tahun ini sia-sia.Azka milikku bagaimanapun caranya harus kembali ke tanganku!” Rindi bicara sendiri dengan geram. Ingatan segala perlakuan orang-orang di rumah mertuanya benar-benar membuatnya sakit hati. Bukan hanya tak dianggap sebagai menantu tapi juga tak dianggap ibu oleh anak yang dilahirkan dengan bertaruh nyawa.“Dia ketakutan pada ibunya sendiri!A ha ha ha ha ha!”Rindi tertawa keras dengan airmata berderai di pipi. Seorang karyawannya yang berdiri di depan pintu siap mengetuk, mengurungkannya dengan tangan masih menggantung. Bulu kuduknya berdiri mendengar tawa dari dalam sana. Lembaran kertas berisi laporan yang akan di sampai
last updateLast Updated : 2022-03-22
Read more

Bab 117

*Enjang* Kulangkahkan kaki dengan gontai setelah turun dari taksi online yang tadi membawaku kembali ke rumah ini.  Mendekati pagar rumah dengan perasaan hampa menyadari kini aku sendirian. “Mereka pasti akan menginap,” gumamku tak ikhlas. Aku akan kesepian kali ini di rumah yang biasanya penuh hingar bingar suara anak-anak dan teriakanku juga tawa suamiku. Ah, suami Mudaku yang kemudian bahkan aku merasa sebaya dengannya kalau saja kehadiran istri pertama tak menyadarkan diri ini. Harus kuterima sebagai konsekuensi menikahi ‘berondong’ tampan. Kodrat sebagai wanita yang harus menerima masa di mana harus mengalah. “Apa aku sanggub Ya Rabb ....” Cinta ini sudah terlalu dalam. Kebersamaan kami sedikitnya telah membuat aku bergantung seutuhnya. Kembali mengokohkan diri menghadapi kehidupan yang terkad
last updateLast Updated : 2022-03-22
Read more

Bab 118

“Hemmm, wanginya istriku,” kata Mas Dio mengendus tubuhku.Bayangan bahwa baru-baru ini suamiku itu juga dekat dengan istri pertamanya, reaksi tubuh mengikuti otak yang tak bisa berhenti memikirkan bagaimana pertemuan mereka. Desah kecewa lolos dari bibirnya menyadari penolakanku meski sehalus mungkin.“Enjang, ada apa?” tanyanya serak.Sebagai istri yang telah mendampingi lebih dari lima tahun terakhir, jelas aku paham sekali gelagatnya saat ini. Dirinya gelisah mengharapkan sambutan kasih dari wanita halalnya. Sayangnya hati ini tak bisa kompromi.“Kau menolakku dengan tujuan agar aku bisa secepatnya kembali menerima, Rindi?” tanya Mas Dio dengan wajah memerah karena marah.Aku membuka mulutku tapi tak mampu mengeluarkan sepatah katapun.“Sebenarnya apa kau benar-benar mencintaiku kalau selalu saja menyodorkan suamimu ini pada wanita lain?”Otakku memproses sesuatu.Dirinya belu
last updateLast Updated : 2022-03-23
Read more

Bab 119

“Mas!” Aku mendorong dada Mas Dio sambil memekik.“Apa sih, Bund?Dipeluk suami sendiri juga.” Suamiku mengerucutkan bibir.“Lihat bajuku basah!”Kami sama-sama melihat dirinya dengan handuk menempel dipinggang. Air menetes deras dari rambut yang sedikit gondrong. Belum lagi di dada dan punggungnya yang sama sekali belum tersentuh handuk. Tatapannya mengikuti arah pandangku ke lantai kamar yang sekarang telah becek. Seketika kunaikkan pandangan dengan gigi terkatup. Belum lagi semburan kemarahankubkeluar dia lebih dulu mengangkat tangan dan memamerkan cengiran.“Akan kupel segera.”Kutarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Bangkit dari meja rias aku menarik tangan besarnya menyuruh duduk di tempat dudukku semula.Depan meja rias.Kuambil handuk kecil dari lemari dan menghampirinya. Menutupkan handuk di kepala dan mulai mengeringkan rambutnya tanpa kata-kata. Aku tahu
last updateLast Updated : 2022-03-23
Read more

Bab 120

Rindi tertegun menyaksikan ruang kerjanya sangat berantakan. Perlahan dirinya bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak lama kemudian penampilannya telah rapi dan segar dengan busana muslim simple melekat ditubuh langsingnya.Rindi melangkah anggun keluar dari ruangan pribadinya melewati para pegawai butik yang segera menyibukkan diri masing-masing.Tak tampak kekacauan yang baru saja terjadi pada dirinya.“Tolong bereskan ruangan atas, ya.Saya mau keluar jadi selesaikan segera sebelum saya kembali.” Perintahnya lugas layaknya bos.“Baik, Bu.”Rindi memang menjadikan lantai dua butiknya sebagai kantor dan tempat tinggal sementara. Dirinya belum kembali ke rumah kediamannya bersama Dio karena cukup jauh dari kantor Sang Suami.Niatnya sebelum kembali ke rumah itu, Rindi akan memantau kehidupan suami bersama madu dan juga anaknya yang dalam pengasuhan istri kedua suaminya itu.Sayang, se
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status