Share

Bab 114

“Apa, Kak Azka akan dibawa tante itu pergi?” tanya Vina dengan mimik wajah sedih.

“Namanya Rindi, Dek. Itu memang ibunya, Kak Azka,” kata Vino yang membuat Azka semakin mengkerut di kasur bersama guling yang dipeluk erat.

Airmata sudah membasahi bantal tapi sekuat tenaga menahan isak. Orang dewasa yang selalu mengatakan anak lelaki tak boleh menangis membuat Azka menyembunyikan wajah hingga kulitnya yang putih menjadi merah bergesekan dengan sarung guling.

“Tapi, Kak Azka tetap kakak kita soalnya ayahnya sama jadi Tante itu gak bisa bawa begitu saja!” pekik Vina.

“Tapi ibunya lain sama kita, Dek! Dia bukan anak Bunda.”

Azka tak tahan lagi. Segera dirinya menyingkirkan guling yang sedari tadi melindungi wajahnya agar tak tampak sedang menangis. Dirinya tak peduli lagi dengan mata yang mulai membengkak dan bangkit dengan nyalang menat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status