Semua Bab Asisten Tuan Angkuh: Bab 41 - Bab 50

127 Bab

41. Pemeriksaan Terakhir

Perlahan melangkah dengan kaki berjinjit, sampai masuk ke dalam kamar mandi. Tangannya menutup pintu dengan hati hati,Thea berusaha untuk tidak menimbulkan suara. "Buset! hampir copot ni jantung." gumam Thea lirih, Gadis itu bersandar sambil mengusap dada,berusaha mengatur nafas dan juga debaran jantungnya. "Tapi itu bukan salahku! Kan dia yang ngelewatin garis batas," "Tangannya masuk ke wilayah lain, jadi wajar aja dong! Kalo aku ga sengaja nindih tangannya." gerutu Thea memasang raut masam, Tanpa sadar,gadis itu pergi tanpa tudung yang ia gunakan untuk menutupi bagian tubuhnya yang terbuka. Kini gadis itu hanya memakai tanktop hitam dan juga celana pendek, "Aduh mana selendangnya masih di tempat tidur!" serunya berdecak kesal, Melangkah ke arah wastafel,dengan cepat membasuh muka. "His…" rintih Thea,segera mencari towel untuk mengeringkan air yang membasahi telapak tangannya. "Duh, perih banget!" timpalny
Baca selengkapnya

42. Pertolongan

"Aku udah ga sabar mau balas berkali kali lipat! Biar mereka ngerasain apa itu penderitaan!" "Pokoknya besok aku bakal minta Romi anterin buat ketemu mereka." "Aku ga akan, melepas siapapun yang sudah berani menggangguku!" benak Thea. Sorot mata teduh mulai menghilang,gadis itu perlahan larut dalam pikirannya. Tanpa sadar rasa kantuk berhasil menyerbu kesadaran Thea,dia tertidur sambil bersandar ke kaca mobil. Sedangkan laki laki itu dengan raut datarnya,tengah sibuk menatap rantai jalan yang dilewati. Tanpa ucapan ataupun gumaman,Nathan hanya terdiam bahkan tidak menyadari kebungkaman gadis di sampingnya. 1 jam kemudian. Mobil milik Nathan berhenti di samping bangunan yang menjual berbagai jenis obat. Laki laki itu bersiap untuk turun, sorot matanya dengan sadar beralih menatap Thea. Paras yang menyejukkan,gadis itu tengah terlelap. Tanpa pikir panjang,Nathan melangkah keluar untuk menyelesaikan urusannya. Selang beberapa
Baca selengkapnya

43. Bukan mimpi

  "Apa tidak bisa! sehari saja, tidak dapat masalah." benaknya, Kemudian beranjak pergi dan melangkah keluar kamar, mendapati dua pria yang sudah berdiri di depannya. "Dia siapa?" ujarnya,menatap Mike dengan tatapan polos. "Hai.." sapa Mike,melambaikan tangan sambil melontarkan senyum ramah. "Kau sudah selesai mengganti pakaiannya?" ucap Nathan, "Iya. Sudah," "Ayo cepat!" ketus Nathan,menarik paksa tangan Mike. "Eh, apa yang sebenarnya terjadi? kenapa tiba tiba kau memintaku kemari? D-dan kau sudah bersama gadis lain." sontak Mike dengan raut bingung. Manda masih menatap dengan raut polos. Laki laki yang berusaha keras menarik tangan Mike agar segera masuk ke dalam kamar, Dia berhenti mengoceh,saat melihat gadis yang terbaring lemas di atas tempat tidur. "Aku tidak tau, dia tidak sadarkan diri. Suhu tubuhnya juga sangat tinggi," ujar Nathan, "Kau sudah beli obat sesuai resep tadi?"
Baca selengkapnya

44. Rumah

Pukul 19.00 hembusan angin malam yang masuk melalui sedikit celah kaca yang dibiarkan terbuka oleh gadis itu. Membuat helaian rambutnya terombang ambing,udara dingin menusuk ke bagian kutikula tubuh. Sedikit menimbulkan rasa nyeri pada luka yang masih terlihat segar, Menuruti sesuai perintah dokter,gadis itu tetap memakai baju tanpa lengan demi membuat luka di tubuhnya cepat mengering.Mobil melaju cukup cepat,kebetulan suasana kota masih dalam keadaan tidak begitu ramai. Sesekali mata hazel itu melirik ke arah Manda yang tengah sibuk mengemudikan mobil, "Kalo dilihat dari samping, bentuk rahang Manda kelihatan agak mirip sama siluman." "Untung sifat mereka ga mirip sama sekali," pikir Thea, "Tapi, kira kira apa yang Rena lakuin sampe bisa bikin siluman jatuh cinta sama dia?" "Seakan akan, mereka sudah terikat satu sama lain. Siluman sangat percaya sama Rena!" benak Thea,tengah berpikir keras. Membuat gadis tadi bisa mer
Baca selengkapnya

45. Malam Hari

Mereka bertiga saling bertukar pandang satu sama lain. Dengan suasana yang cukup lebih damai dari sebelumnya,  wanita tua itu juga sudah cukup melontarkan banyak omelan untuk Thea. "Tapi bagaimanapun, Thea tetap teman terbaik." "Meski sifatnya yang sedikit manja dan juga keras kepala!" seru Manda, "Apa dalangnya sudah ditangkap? Atau perlu nenek yang mengirim orang untuk menangkap mereka?" sontak Barsha,tersemat raut geram. "Udah kok! udah ditangkap. Rencananya besok kita mau kesana, buat bales perbuatan mereka!" sahut Manda mengangkat kedua alis, "Kalau begitu. Nenek ikut juga!" tegas Barsha, Ucapannya membuat kedua gadis itu terkejut,mereka terbelalak dan saling memandang satu sama lain. "Ga usah Nek! Nenek percayain sama Thea aja." ujar Thea,ditemani anggukan Manda. "Percaya? sama kamu?" "Tenang Nek. Masih ada aku, nanti kalo ada apa apa! Aku bakal nelpon nenek." timpal Manda berusaha membujuk. "
Baca selengkapnya

46. Pertemuan Pertama

Waktu berlalu,saat ini seluruh ruangan kamar dipenuhi keheningan. Apalagi hanya ada Thea yang masih tertidur pulas,lebih tepatnya tersisa 1 jam sebelum waktu yang dijanjikan. Entah kenapa,tanpa bunyi bising atau dering alarm. Kesadaran gadis itu mulai kembali,dia mengernyit dan perlahan membuka kedua mata. Beralih ke sisi kanan,tidak mendapati siapapun. "Manda udah berangkat?" pikirnya,sedikit mengingat kapan gadis tadi keluar dari dalam kamar. Tangannya meraih ponsel yang ia letakkan di atas laci,melihat angka penunjuk waktu di layar ponsel. Rasa kantuk yang masih tersemat, membuatnya kembali terpejam. Dengan ponsel yang ia genggam,Thea memiringkan tubuh lalu berhitung dalam benak. Berusaha untuk tetap sadar, "1, 2, 3-----30." gumamnya dalam hati,kemudian membuka mata kembali. Sorot mata gadis itu masih sigap mengamati pola yang tergambar di seluruh sarung bantal. Thea terdiam sambil mengusir rasa kantuk yang masih tersisa, Se
Baca selengkapnya

47. Mengingat

Sras.. Suara tetesan hujan yang menyirami bumi, entah mengapa cuaca tiba tiba berubah. Awan hitam menghiasi langit,menyembunyikan sinar sang surya. Baru saja gadis itu keluar dari pertemuan yang menyesakkan lalu disambut oleh rintikan air. "Euhg. Sial, sial, sial!" celetuk Thea berulang kali membenturkan kepalan tangannya ke sembarang benda. "Kenapa sih harus dia?" "Kenapa ga cowok lain! yang gendut! yang pendek. Yang jelek," "Cacat juga gapapa. Yang penting jangan dia!" "Eurhg! Bikin kesel aja," "Pasti dia pikir, aku setuju karena mandang fisik. Apalagi dengan penampilanku yang seperti ini!" _____________Flashback "Jadi apa yang anda ketahui tentang pertemuan kita?" "Saya hanya tau kalo nenek ingin menjodohkan saya dengan seorang pria," sahut Thea merendahkan suara. "Lalu? anda menerimanya begitu saja?" sontak Nathan dengan raut datar dan nada angkuhnya. "Ga mungkin kan. Aku
Baca selengkapnya

48. Siluman

"Emangnya kenapa sih? kok mukanya cemberut gitu." "Cowoknya ganteng kan?" ujar Barsha dengan senyum di wajahnya. "Ngga sama sekali! kayak siluman." sahut Thea mengalihkan pandangan. Raut kesal yang terpampang nyata,namun Barsha berusaha tak acuh. Tangan Thea meraih piring dan mengambil beberapa kudapan yang ada di atas meja,melakukan semuanya dengan kasar. "Kamu ga salah lihat? atau salah ketemu orang? perasaan dia ganteng kok!" "Kalo ga salah dia atasanmu di kantor! CEO perusahaan Galaksi." Dep.. Gadis itu tertegun menghentikan gerak tangannya,merasa terkejut dengan kebenaran yang Barsha ucapkan.  Bukankah berarti wanita tua itu tahu sejak kemarin,tapi tidak menceritakan apapun kepada Thea,membuat gadis itu sedikit kesal. "Jadi Nenek sengaja ga ngasih tau aku soal itu?" lirik Thea dengan raut dingin. "Ngapain? Toh akhirnya tau sendiri waktu udah ketemuan. Gimana reaksinya?" "Plis Nek! Batal
Baca selengkapnya

49. Setuju Menikah

Doeng! "Ehrg, canggung banget." gerutu Thea dalam hati,mengalihkan pandangan. Suasana mencekam serta hawa dingin yang memenuhi ruangan. Meski baru saja duduk bersama,selama 5 menit,tapi sudah banyak kesan suram mengelilingi mereka. "Anda telat 10 menit 12 detik," "Maaf. Saya sudah melakukan sebaik mungkin untuk datang tepat waktu," ucap Thea beralasan. "Makan malam akan datang 5 menit lagi," tegas Nathan, "Bagaimana bisa, dia melihat wajah buruk rupaku dengan raut datar seperti itu." pikir Thea, "Sebelumnya saya lupa memperkenalkan diri. Nama saya Nathan," celetuk Nathan dengan raut datar. Gadis itu hanya duduk terdiam,menatap mata Nathan sekilas. Tanpa ekspresi apapun,setelah itu kembali mengalihkan pandangan. "Atau sebelumnya anda sudah tau nama saya?" sontak Nathan, "Sudah." ucap Thea mengangguk pelan dengan raut polosnya, Namun sekejap,segera menekuk bibir ke arah dalam. Menyadari bahwa baru
Baca selengkapnya

50. Perjanjian

Kedua gadis itu tengah berbaring di atas tempat tidur,saling berhadapan satu sama lain. Thea bercerita sedangkan Manda mendengarkan dengan khidmat, "Jadi kamu khawatir kalo ketahuan?" ujar  Manda mengangkat kedua alis. "Iya. Aku takut sama sifatnya, nanti malah aku disiksa selama 1 tahun." sahut Thea dengan raut cemas, "Ga bakal tau kok! Tenang aja," timpal Manda dengan yakin. Lalu meraih ponsel yang ada di sisi lain, "Hah? Kok kamu yakin gitu?" "Iyalah! orang paman ga punya berkas data dirimu." ucap Manda santai. "Maksudnya?" "Ya waktu ngelamar kerja, aku cuma bilang kalo punya temen terus minta biar diterima jadi asisten," "Udah gitu doang. Ga ngajuin apa apa! Paman cuma tau nama lengkapmu." gumam Manda menjelaskan. "Hah? yang bener!" celetuk Thea terbelalak. Kata kata yang baru saja Manda ucapkan,membuat gadis itu terkejut mengetahui kebenaran dibalik caranya masuk menjadi asisten pendiri perusah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status