Home / Romansa / Asisten Tuan Angkuh / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Asisten Tuan Angkuh: Chapter 31 - Chapter 40

127 Chapters

31. Sadar kembali

Di tengah ruangan yang begitu luas. Hanya ada sebuah lampu bohlam kecil,membuat seluruh tempat hanya mendapat cahaya samar samar. Sebuah meja kerja kosong,dan kursi yang ditempati seorang laki laki berjas hitam.Lengkungan sempurna yang terukir di bibir, membuat terkejut beberapa pria berbadan kekar yang tengah berdiri di depannya. "Apa ada hal baik?" celetuknya merendahkan suara. "Tidak ada. Lupakan!" ucap Mike, meletakkan kembali ponsel miliknya ke atas meja. "Apa kontraknya sudah ditandatangani?" "Sudah." sahut pria tadi, "Pergilah, ada hal lain yang harus ku urus! Aku harap kalian bisa memusnahkan mereka dengan cepat." ketus Mike,dengan senyum licik. "Akan kami pastikan!" Kelima pria itu mulai menunduk kemudian berbalik dan melangkah pergi. "Tunggu!" sontak Mike,menghentikan langkah mereka. "Kirim tiga orang lain  untuk menemui rekan selanjutnya," Ucapan laki laki itu,disahuti dengan
Read more

32. Persiapan kembali

Pria itu membawa setelan yang ia ambil dari lemari pakaian. Semua perlengkapan yang ada disini termasuk belum pernah dipakai,karena Mike hanya datang dan menempati jika ada hal darurat.  "Ceritakan apa yang terjadi tadi malam."ucap Mike,sambil menyodorkan benda yang ia bawa ke arah laki laki itu. "Kau kan tahu sendiri, kalau selada mentah adalah musuh terbesarmu." "Aku sedang ada pertemuan di kota Z, bersama teman kuliah dan-"  "Tunggu!" timpalnya,memotong ucapan Nathan. "Jangan bilang, perempuan itu alasan kau kesini. Dan jangan ceritakan, kalau dia juga penyebab kau memakan selada mentah?" "Ya karena kau sudah menebak semuanya, maka aku tidak perlu bercerita apapun." ujar Nathan datar,lalu beranjak dari tempat tidur. "Aku tidak tahu, kenapa dia hanya terpaku pada satu wanita." benak Mike menghela nafas. Laki laki itu segera melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk bebersih diri. Menghabiskan waktu selama 3
Read more

33. Barang kotor

Sebuah ponsel yang ia pegang dan juga tas yang menggantung di pundak.Gadis itu berjalan keluar kamar dan mendekati kedua pria yang masih duduk di atas sofa. "Ayo. Kita bisa kembali sekarang!" celetuk Thea tersenyum lebar, Laki laki itu mendengus kesal,melontarkan tatapan tajam sekaligus marah ke arah Thea. Selang beberapa detik,Nathan beranjak pergi tanpa sepatah kata apapun. "Ng, terima kasih atas semuanya. Saya permisi." pamit Thea sekilas menunduk, Segera berbalik dan menyusul laki laki tadi. Mempercepat langkahnya agar bisa berjalan di dekat Nathan, "Pak, maaf! tapi saya benar benar dalam keadaan bau. Jika saya tidak mandi, maka Bapak akan terganggu dengan aroma tubuh saya!" ujar Thea beralasan. Dap.. Nathan menghentikan langkah kakinya,lalu berbalik menatap Thea. "Dimana hp saya?" "Aa oh, hp bapak ada di tas saya! sebentar." gumam Thea,merogoh ponsel dari dalam tasnya. Sekilas sorot mata Nathan,tida
Read more

34. Berbagi Cerita

Mereka menghabiskan waktu sekitar 45 menit di dalam perjalanan,lebih lama dari waktu yang ditentukan.Karena laki laki itu,menyetir dengan kecepatan yang tergolong lambat dan sesuai dengan permintaan Rena. Mobil hitam itu berhenti di wilayah parkir sebuah restoran bintang 4 yang lokasinya paling dekat dengan villa mereka. "Wah, akhirnya sampai!" seru Rena tersenyum lebar. Gadis itu membuka sabuk pengamannya lalu melangkah keluar dari dalam mobil. Tak lama kemudian,Nathan menyusul dan mereka berjalan masuk bersama, "Sial! kepalaku terasa pusing." benak Nathan berusaha menahan,dan masih memasang wajah datar. "Ada apa?" ucap Rena,menoleh ke arah laki laki yang baru saja berhenti melangkah. "Tidak apa apa, hanya sedikit terkejut dengan restoran ini." "Iya. Aku juga, ini pertama kalinya kita masuk ke dalam restoran bintang 4." gumam Rena, Sorot matanya melihat ke sekeliling, mengamati interior ruangan. Lalu menatap ke arah ku
Read more

35. Jebakan.

Waktu berlalu dengan cepat bagi laki laki dan wanita yang menghabiskan waktu bersama. Mereka meninggalkan restoran kemudian pergi menuju ke tempat selanjutnya,berbelanja ke banyak tempat. Sedangkan bagi gadis yang harus terjebak di dalam kamar seorang diri,waktu yang berlalu setiap jamnya terasa lebih lambat. Dia hanya bisa berjalan di area ruangan kamar kemudian berpindah antara sofa atau tempat tidur. Serta tidak adanya televisi membuat penderitaan gadis itu semakin lengkap,dia hanya bisa bergelut dengan ponsel yang ia pegang. Pukul 20.00 Gadis itu berhasil menghabiskan waktunya di dalam ruangan,bahkan berhasil menahan rasa lapar. "Udah jam segini, kok belum pulang sih!" gerutu Thea,mengerutkan kening. "Masa berangkat dari tadi pagi, sampe malem. Ga kelar kelar!" "Pada ngapain?" benak Thea,bepikir keras tentang apa saja yang dilakukan oleh atasannya dengan wanita lain. Menggelengkan kepala secara berulang, bah
Read more

36. Dilecehkan

Mereka satu persatu mencurahkan setiap pendapat,tak henti melontarkan senyuman dan juga tatapan penuh nafsu. Sedangkan gadis itu masih dalam keadaan diam,dengan keringat yang mulai bercucuran. "Sepertinya secara tidak langsung, babi itu menggali kuburannya sendiri." "Rasa sakit bisa membuatku sadar! Sekarang aku bisa membalas mereka," benak Thea berusaha mengatur nafas. "Hhh..." "Tenang Thea, ingat rasa sakit yang masih berbekas di pipi kananmu." "Beri mereka pelajaran!" ketus Thea dalam hati, Selang hitungan detik,gadis itu menancapkan gigi ke arah tangan yang menjamah salah satu tubuhnya. Thea menggigit dengan sekuat tenaga lalu menghantamkan kepala ke pria lain yang ada di sebelahnya. "Aw!" "Gadis jalang ini berani menggigitku," "Aw! hidungku!" Kedua pria itu merintih, Thea berhasil terlepas dari cengkraman mereka. Lalu memanfaatkan kesempatan untuk meraih salah satu benda yang bisa iya gunakan untuk
Read more

37. Penyelamat

Brak. Sebuah dobrakan keras membuat pembatas kayu itu terbuka. Seorang pria bertubuh kekar tengah melangkah masuk,  "Tadi jebakan, dan sekarang senjataku yang sebenarnya sudah muncul." gumam Thea menyeringai, Semua sorot mata beralih ke arah pria yang baru saja datang. Pria itu tak lain adalah rekan kerja Thea, Dia berjalan secepat mungkin lalu melemparkan tinju ke arah Aros. Membuat pria itu pingsan dalam sekali pukul, "Maaf! aku datang terlambat!" seru Romi. _________Flashback Sebuah mobil putih masuk ke dalam villa. Memberhentikan kendaraan itu,seorang pria melangkah keluar dengan sebuah totebag kecil di tangannya. "Kok ga ada mobil Pak Nathan? apa lagi keluar semua ya?" ucap Romi,menoleh ke sekeliling tempat. "Coba aku telfon Thea deh." Pria itu merogoh ponsel yang ada di dalam saku celana lalu mencari salah satu kontak yang tertera di layar ponsel. Tut… "Apa aku coba cek ke
Read more

38. Mengetahui

Gadis itu sedang berbaring diatas tempat tidur. Romi juga sudah menceritakan kejadian yang menimpa Thea,tentang rencana Aros dan teman temannya. "Hey! apa yang kau lakukan?!" teriak Thea. Menghentikan tangan laki laki yang baru saja ingin meraih jas yang menutupi tubuhnya. "Berbaringlah dengan tenang! aku hanya ingin memeriksa lukamu dan mengobatinya." "Tidak! i-itu terlalu tidak sopan," sanggah Thea menggelengkan kepala,berusaha menolak. "Iya. Thea benar, biarkan aku saj-" "Kau juga tidak!" timpal Thea menghentikan ucapan Romi, Kedua bola matanya membulat,menatap pria yang berdiri di samping tempat tidur. Gadis itu berusaha menghentikan hal yang ingin Mike lakukan. "Apa kalian gila! tidak akan ada yang melakukannya. Biarkan aku yang obati lukaku sendiri," "Tenanglah. Aku hanya ingin mengobati," seru Mike berusaha membujuk. Gadis itu menghela nafas dan berusaha pasrah. Perlahan jas yang menutupi tubuhnya
Read more

39. Kepercayaan

"Tapi sebelum itu. Kalian semua silahkan keluar, karena saya ingin berbicara empat mata dengan Pak Nathan." "Apa kau pikir bisa menyuruh semua orang sesukamu?"sontak Nathan, "Jika Bapak minta penjelasan, maka turuti ucapan saya." sahutnya tersenyum lebar. Sorot mata Thea menatap ke arah dua pria lain,berisyarat agar mereka keluar dari ruangan. Mike mengangguk lalu menepuk lengan Romi,mengajaknya keluar. Nathan terdiam,berusaha untuk menyetujui permintaan gadis itu. "Kau juga Nona! apa kau tuli? aku hanya ingin berbicara empat mata." ketus Thea menggertakkan gigi,dengan senyum palsu. "Tolong Bapak jelaskan,"  "Keluarlah." sontak Nathan singkat, "Tapi!" "Jangan buat aku mengulang." serunya, Membuat wanita itu pasrah,melangkah pergi meninggalkan mereka berdua di dalam kamar. "Apa yang gadis itu rencanakan!" benak Rena, Dua pria tadi baru saja berdiri di luar ruangan. Mike melirik sekila
Read more

40. Tidur Bersama

"Apalagi yang dia mau! kenapa berjalan kesini?" benak Thea,melihat ke arah laki laki yang berjalan mendekat. Nathan berhenti melangkah,berdiri tepat di samping tempat tidur. "Bagaimana keadaanmu?" "Hhh, aku ga habis pikir. Dia bertanya dengan raut menyeramkan! Ku kira dia akan mengoceh atau semacamnya." gerutu Thea dalam hati,menghela nafas lega. "Bapak mau apa?" ucap Thea,datar. "Bapak tidak pernah seperti ini. Pasti ada sesuatu yang Bapak inginkan," "Aku tidak butuh apapun dari orang miskin." ketus Nathan "Maksudku. Aku tidak tertarik dengan apapun yang kau punya! Hanya-" "Hanya?" gumam Thea,mengangkat alis. "Dan kenapa, tiba tiba Bapak berbicara non formal?" "Dimana Aros dan teman temannya." timpal Nathan, "Lah! Bapak kan tadi bilang, saya boleh ngasih hukuman sendiri buat mereka!" "Iya, aku ingat! Aku hanya ingin tau dimana keberadaan mereka?" Gadis itu menghela nafas lalu men
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status