Home / Fiksi Remaja / Playgirl Kelas Teri / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Playgirl Kelas Teri: Chapter 1 - Chapter 10

30 Chapters

Sekolahsatu

"kau minggu depan jadi ikut persami di Swimbath,Ci?" tanya Rere teman satu ekstrakurikuler ku di sekolah tapi beda kelas."Kayaknya sih jadi Re, udah dapat izin juga kok dari si emak!" jawabku sambil meminum teh gelas kemasan seribu."Alhamdulillah, jadi ada kawan deh!""Lagi pula rugi tau gak ikut, persami kali ini kan gabung dengan kecamatan sebelah. Pasti ada cogan nya. Haha!" aku tertawa seraya memukul  pundak Rere.Terlihat Rere sedikit meringis, padahal tak terlalu kuat aku memukulnya. Dasar, Rerenya saja yang lebay!"Sakit tau,Ci. Bisa gak sih kalau ketawa gak mukul mukul orang" Rere memanyunkan bibirnya."Hehe maaf maaf,bawakan dari bayi,Re!" jawabku seraya mengelus pundak Rere yang ku pukul tadi."Dasar!. Eh btw, kau kok tau nanti bakalan banyak cogan nya?" tanya Rere dengan senyum lebarnya."Nebak aja sih!""Yaelah. Kalau iya cogan, kalau colek (cowok jelek) gimana?""Embat aja yang penting di traktir
Read more

SekolahDua

"Re,?" Panggilku  melambaikan tangan seraya memperlihatkan kotak cincin."Wiiiih apaan tuh? Cincin emas?" tanya Rere penasaran. Rere langsung merampas kotak cincin itu dan memperhatikannya."Kalau beneran emas bisa kita jual ni,Ci!" sambungnya lagi membolak-balik kotak itu."Iya 'kan? Lumayan tuh 500 rebu gak kemana!" jawabku penuh semangat."Aku buka,ya?" "Jangan, biar aku aja. Nanti kalau kau yang buka, yang tadinya emas asli bisa jadi emas palsu,hahaha,""Dasar kamvret, nah ambil. Buka cepat kepo aku ni" ucap Rere dengan mengembalikan kotak cincin itu."Oke, aku buka ya. Bismillah,satu dua ti..."Mata kami terbelalak melihat isi yang ada di kotak itu. Isi di dalamnya benar benar di luar perkiraan.Aku dan Rere diam dan saling pandang lalu, "Hahahahaha" Rere ketawa terpingkal-pingkal melihat isinya.Aku yang tadinya kaget juga ikut ketawa."Hahaha, mamam tuh cincin emas!" ucap Rere mengejek, masih
Read more

Bang Ardan

Aku duduk sebangku dengan anak yang cukup diam tapi pintar,namanya Raya.Bukan aku yang memilih duduk disebelahnya, tapi wali kelas yang menyuruhku.Katanya biar aku bisa mencontoh perilaku Raya yang tidak lasak sepertiku.Ada ada saja wali kelasku itu!"Ray, kau tau Bobi gak?" tanyaku di sela guru menjelaskan."Syutt, jangan bicara saat guru sedang menjelaskan,Ci!" jawab Raya berbisik.Memang tidak enak duduk bersebelahan dengan Raya. Seperti tak ada kehidupan.Sangat senyap.Pelajaran yang di jelaskan pun sama sekali tak masuk di kepala ku, yang ada membuat aku menjadi ngantuk. Di tambah tak ada kawan yang bisa ku ajak bicara."Ray?" panggilku, mencoba mengajak bicara sekali lagi."Jangan berisik,Uci!" sentak Raya dengan mata sedikit melotot tanda tak suka."Dasar kuper" ucapku dalam hati.Karena ngantuk yang tak bisa ku tahan, aku pun memutuskan untuk ke toilet mencuci muka. Dari pada aku yang ketiduran,
Read more

Hukuman

"Uci?" Panggil lagi seseorang dari belakang yang membuat jantungku benar benar ingin lepas dari tempatnya.Kenapa banyak sekali orang mengagetkanku."Ngapain disini?" tanyanya lagi."Eh Rere?" ucapku gugup. Kok Rere juga bisa ada di luar jam kelas? Apa dia kebelet juga?"Bang Ardan?" ucap Rere yang terkejut melihat ada sosok manusia tampan di depannya.Bang Ardan hanya mengangguk dan tersenyum."Gila,Ci. Lesung pipitnya makin dalam!" ucap Rere berbisik."Berisik, ah!""Yasudah abang balik dulu ya,Ci. Nanti malam kalau tidak sibuk abang telfon" ucap bang Ardan melelehkan hatiku."Iya hati hati bang Ardan!" ucapku melambaikan tangan.Kaki serasa tak sanggup lagi untuk berpijak melihat aura bang Ardan yang bener bener memukau."Parah kau ah,Ci. Jumpa cogan gak ngajak ngajak. Malah mau di telfon lagi, teman makan teman kau ah!" ucap Rere cemberut."Haha apa pulak teman makan teman, emangnya ada ku rebut
Read more

Dikejar Bobi

Dari kejauhan kulihat sosok yang sangat kukenal. Rere sedang ketemuan dengan cowok berseragam SMA. "Tumben gak ngajak!"gumamku merasa aneh. Biasanya kami selalu berbarengan, apalagi kalau soal cowok.Apa Rere bener bener tersinggung karena  pertemuan ku dengan bang Ardan tadi?Tapi pertemuan tadi kan juga tidak ku rencanakan.Aku meneruskan langkahku ke tempat Rere, pura pura gak tau sepertinya lebih baik."Uci?" Teriak seseorang dari belakang mengagetkan ku. Banyak sekali hari ini yang membuatku terkejut.Kulihat kebelakang ternyata Bobi yang memanggil. Duh lagi lagi dia, untuk saat ini aku harus menghindar dari Bobi, karena aku belum menemukan jawaban yang tepat atas pertemuan tadi.Aku langsung berlari sekuat tenaga menjauh dari Bobi, saat aku menoleh kebelakang rupanya  Bobi ikut mengejar."Ci tunggu!" Teriaknya lagi."Ya ampun tuh bocil pakai ngejar segala lagi!" ucapku terus berlari melewati Rere
Read more

DiRumah

***Sesampai di rumah, seperti biasa, rumah ku pasti tak ada orang.Orang Tua ku mempunyai warung nasi Ampera di pasar, dan selalu menghabiskan waktunya dari pagi hingga petang untuk berjualan.Aku anak ke dua dari tiga bersaudara,Kakak pertama ku sudah tamat sekolah dan saat ini sedang membantu Ibu dan Ayah di warung.Sedangkan adik ku, masih berumur 5 tahun.Aku merebahkan tubuhku yang terasa lelah karena banyaknya aktivitas yang ku lalui hari ini.Mengambil hp di laci, lalu baring sambil memainkannya.Ada dua panggilan tak terjawab dari nomer baru di hp ku. Pasti bang Ardan dan bang Rian.Ada juga beberapa pesan dari cowok online ku.Saat ini pacar ku ada tiga, yang pertama Toni, aku mengenalnya saat aku pulang ke tempat nenek waktu libur sekolah.Yang kedua Rudi, dia ku temui dari fb.Dan yang ketiga tadi Bobi, teman satu sekolah.Mereka sangat baik padaku, tak jarang mereka selalu mengisi pulsa
Read more

Ketahuan

"Rere merajuk?" tanya bang Rian kebingungan."Gak tau bang, biasanya dia juga gak gitu!" jawab ku."Yasudah kalau gitu, Abang pulang dulu,ya?""Iya, makasih ya nasi bungkusnya!"Sebenarnya aku sudah sangat bosan dengan yang namanya nasi bungkus, karena itu makanan yang sering aku makan.Tapi tak apalah,tetap ku hargai usaha bang Rian yang ingin mendapatkan hatiku, asek!"Re ... Kau merajuk?" "Ih siapa juga yang merajuk!""Hmm ... Yasudah nah nasinya untuk kau aja, aku banyak lauk di rumah!""Males ah!""Please gak usah kayak anak kecil deh,Re?" ujarku yang sedikit sewot dengan tingkah Rere yang menurutku aneh."Apaansih, Ci? Kan kita emang masih kecil, kau nya aja yang keganjenan!" Sahut Rere tak kalah sewot."Keganjenan? Maksud kau apa? Aku gak ngerti ya, cuma gara gara nasi bungkus ini kau jadi aneh!""Entah lah, aku pulang dulu!" Rere bangkit  dari duduknya dan langsung ber
Read more

Hukuman

 Aku terperanjat mendengar teriakan seseorang yang sangat aku takuti di sekolah ini."Bagus sekali kalian,ya? Apa kalian tidak sadar, kalau kalian itu masih di bawah umur? tidak seharusnya kalian berpegangan tangan!" Tegur guru BP yang terkenal sangat kejam di sekolah.Aku dan Bobi hanya menunduk, sama sekali tidak berani melihat ke arah Bu Rewe."Ikut saya ke ruang BP!" perintah Bu Rewe yang sudah pasti dengan mata melotot."Tapi, Bu, ini hanya salah paham!" ucapku mencoba membela diri.Aku sedikit menyenggol lengan Bobi agar ia juga ikut membela  agar kami tidak di bawa ke Ruang BP."Maaf Bu, kami salah!" Sahut Bobi yang membuat ku tercengang.Dasar Bod*h batin ku berucap. Ucapan Bobi sama saja memperjelas yang di tuduhkan Bu Rewe, padahal yang terjadi benar benar salah paham."Nah yang lakinya saja sudah mengakui, kamu Suci, mau mengelak? cepat ikut saya!"Aku dan Bobi akhirnya mengikuti langkah kaki Bu Rewe
Read more

Selamat

Dasar poltak, polos tak berot*k!"Kau pikir sendiri!" ujar ku membentak Rere.Selama ini aku dan Rere tak pernah marahan, hal hal kecil selalu kami jadikan lelucon agar tak jadi ribut, tapi kali ini aku tak bisa bersikap seperti biasa, karena yang di lakukan Rere sudah di melewati batas." Oh, pasti kau marah karena aku tinggal tadi, kan? Okedeh aku minta maaf, aku tadi beneran lupa, habis dari toilet tadi aku langsung ke kelas karena bel sudah bunyi" jawab Rere."Alah, alasan kau aja itu bilang lupa, padahal emang sengaja, terus kau juga kan yang bilang sama Bobi kalau aku ada di belakang kelas!" Cerca ku dengan rasa kesal."Hah? Bobi? Aku sama sekali gak ada jumpa Bobi,Ci, hari ini. Aku juga gak tau kalau kau di cariin sama Bobi, beneran deh!" "Banyak alasan!" aku langsung keluar kelas meninggalkan Rere yang bingung. Lebih tepatnya pura pura bingung."Ci, tunggu ... Aku beneran gak tau apa apa soal Bobi!" ucap Rere seraya meng
Read more

Rere

Ku percepat langkah kaki ku untuk menghampirinya.Baru saja tadi di sekolah ia meminta maaf,eh sudah buat kesel lagi."Udah di sini aja,Re?" Tanya ku mengagetkan Rere."Suci? Eh iyah, tadi di panggil bang Rian di suruh mampir, iya kan, bang?" jawab Rere meminta bang Rian membenarkan ucapannya."Ha?  iya!" ucap bang Rian gugup.Aku yakin kegugupan bang Rian hanya menutupi kebohongan Rere."Tapi tadi janji pulang sama?" tanyaku.Kulihat Rere sedikit kebingungan menjawab pertanyaan ku."A- aku kira kau tadi udah pulang, makanya aku langsung pulang!""Aku nungguin loh,Re, dari tadi di depan kelas, masak iya kau gak tau? Ah gak jelas kau lama lama jadi sahabat!" cerca ku dengan nada yang sedikit membentak.Rasa kesal seketika menyelimuti hati.Tak ku pedulikan image ku di depan bang Rian, bodoh amat batinku. Cowok mah banyak!Bukan kali ini saja Rere meninggalkanku, tapi sudah berkali kali, lama lama aku
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status