Dasar poltak, polos tak berot*k!
"Kau pikir sendiri!" ujar ku membentak Rere.
Selama ini aku dan Rere tak pernah marahan, hal hal kecil selalu kami jadikan lelucon agar tak jadi ribut, tapi kali ini aku tak bisa bersikap seperti biasa, karena yang di lakukan Rere sudah di melewati batas.
" Oh, pasti kau marah karena aku tinggal tadi, kan? Okedeh aku minta maaf, aku tadi beneran lupa, habis dari toilet tadi aku langsung ke kelas karena bel sudah bunyi" jawab Rere.
"Alah, alasan kau aja itu bilang lupa, padahal emang sengaja, terus kau juga kan yang bilang sama Bobi kalau aku ada di belakang kelas!" Cerca ku dengan rasa kesal.
"Hah? Bobi? Aku sama sekali gak ada jumpa Bobi,Ci, hari ini. Aku juga gak tau kalau kau di cariin sama Bobi, beneran deh!"
"Banyak alasan!" aku langsung keluar kelas meninggalkan Rere yang bingung. Lebih tepatnya pura pura bingung.
"Ci, tunggu ... Aku beneran gak tau apa apa soal Bobi!" ucap Rere seraya meng
Ku percepat langkah kaki ku untuk menghampirinya.Baru saja tadi di sekolah ia meminta maaf,eh sudah buat kesel lagi."Udah di sini aja,Re?" Tanya ku mengagetkan Rere."Suci? Eh iyah, tadi di panggil bang Rian di suruh mampir, iya kan, bang?" jawab Rere meminta bang Rian membenarkan ucapannya."Ha? iya!" ucap bang Rian gugup.Aku yakin kegugupan bang Rian hanya menutupi kebohongan Rere."Tapi tadi janji pulang sama?" tanyaku.Kulihat Rere sedikit kebingungan menjawab pertanyaan ku."A- aku kira kau tadi udah pulang, makanya aku langsung pulang!""Aku nungguin loh,Re, dari tadi di depan kelas, masak iya kau gak tau? Ah gak jelas kau lama lama jadi sahabat!" cerca ku dengan nada yang sedikit membentak.Rasa kesal seketika menyelimuti hati.Tak ku pedulikan image ku di depan bang Rian, bodoh amat batinku. Cowok mah banyak!Bukan kali ini saja Rere meninggalkanku, tapi sudah berkali kali, lama lama aku
Aku tertegun mendengar pertanyaan bang Rian,Apa Rere telah menceritakannya semua?Ya ampun Rere, dia merusak reputasi ku."Maksudnya,bang? Suci gak paham!" tanyaku memastikan."Tadi Rere bilang sebenarnya kamu sudah punya pacar di sekolah? Apa benar?"tanyanya lagi.Aku bingung harus jawab bagaimana, sebenarnya aku juga tidak suka dengan bang Rian, tapi kebaikannya itu yang aku sayangkan jika ku jawab iya.Pasti bang Rian tidak akan memperdulikan ku lagi jika ia tau aku punya pacar, apalagi pacar ku bukan hanya satu.Tega sekali Rere, padahal apa yang aku dapat dari bang Rian juga ku bagi padanya,dasar!Tapi tunggu, dari pertanyaan bang Rian sepertinya Rere tidak bilang total pacarku.Rere hanya bilang aku sudah punya pacar di sekolah, setidaknya masih sedikit aman."Emang Rere bilang kayak mana ke abang?" aku balik bertanya."Rere bilang, kemarin Suci di tembak sama cowok pakai cincin dan juga bunga, dan S
Kulihat Rere sedikit merengut, mungkin karena hanya nama ku yang di panggil, padahal juga ada Rere di sampingku."Iya,bang?" jawab ku menoleh ke arah suara."Nih, yang abang janjikan semalam!" ujar bang Rian memberiku sebuah bekal.Ku buka isinya nasi goreng dengan telor ceplok, nugget, sosis dan udang, membuat selera ku meningkat sepuluh kali lipat."Ini abang masak sendiri loh, khusus untuk Suci" sambungnya lagi dengan senyum yang mengembang.Aku jadi tak enak dengan Rere, bang Rian memperlakukan seperti tak ada Rere di sampingku."Maaf bang, bukan nya Suci nolak tapi Suci sudah sarapan tadi di buatkan nasi goreng juga sama Emak" ucapku berbohong.Padahal tadi aku tidak sempat sarapan karena takut Rere pergi duluan."Yah, padahal Abang udah susah susah lo buatnya, sampai harus belajar di youtube" seru bang Rian terlihat tak bersemangat."Ambil aja kali,Ci, kasihan tau bang Rian udah capek buat nasi gorengnya!
Mungkin Emak juga tidak menyangka,Toni, anak kelas dua SMA mengendarai motor sendiri dengan jarak yang memakan waktu sampai tiga jam."Sudah,Buk, tuh dia" jawab Toni menunjuk ke arah ku."Si Suci?" tanya Emak kaget."Maksudnya, tuh si Suci numpahi air, Buk!"Aku tersentak saat melihat air yang ku tuang ke dalam gelas sudah penuh berluber, tadi aku hendak minum untuk menenangkan hati ku yang kaget karena kedatangan Toni ku, eh yang ada malah semakin kacau."Ya ampun,Ci, kok melamun!""Eh enggak, Mak, cuma sedikit terkejut aja jumpa Abang Toni di sini, yakan,Bang!"Toni tertawa kecil dan mengangguk.Lalu dia datang mendekat ke arahku, jantung ku serasa ingin copot, bukan karena di dekatinya, tapi karena ada Emak yang melihat. Untung Ayah sudah kebelakang, kalau masih ada Ayah, jantungku bisa copot dua kali."Toni, duduk di sini ya,Buk!" ucap Toni seraya meletakan tas punggungnya di kursi sampingnya."Oh iya, iya
"Tapi apa sih,Ci? Lagi pula ya, yang bisa bawa motor kan juga cuma Ayah dan Toni. Yasudah, Mak luan ya. Hati hati, ya Ton!""Mak????" teriak ku seperti anak kecil yang di tinggal Emaknya pergi.Ya ampun tega sekali Emak, meninggalkan ku yang cantik ini, dengan seorang lelaki.Apa Emak tak takut kalau aku di culik terus di jual.Kenapa Emak dan Ayah juga begitu percaya dengan Toni-ku, apa jangan jangan Toni sudah menghipnotis Emak.Seketika aku langsung merinding membayangkannya."Ayuk,ay, naik, nanti kesore'n loh!" ucap Toni membuyarkan lamunanku."Iya iya!" sahut ku. Aku menaiki motor Toni dengan rasa yang was was, karena ini juga kali pertama aku berboncengan satu motor dengan lelaki selain Ayah.Ku bacakan segala ayat yang ku tahu agar aku selalu di lindungi dengan sang Pencipta."Kita beli buah dulu ya,ay. Masak iya, aku main ke rumah calon mertua gak bawa apa apa!" ucap Toni saat kami sedang di per
Aku berharap Emak dan Ayah sudah menunggu di depan pintu, lalu memarahi Toni karena telah mengajak ku keliling dulu.Tapi kenyataan tak sesuai harapan, Emak dan Ayah malah senang menyambut buah buahan dari Toni."Gak perlu repot repot loh,Ton!" ucap Emak seraya menyusun buah di keranjang buah yang terbuat dari rotan."Enggak repot kok,Buk." Aku meninggalkan Toni yang sedang duduk bersama di ruang depan.Aku langsung mandi karena sudah sangat gerah. Sebelum mandi aku mengecek HP dulu, sambil menghapus beberapa pesan dari gebetan gebetan ku. Mana tau nanti malam Toni memaksa untuk melihat HP ku, kan sudah aman.Ada pesan dan panggilan dari Bang Ardan dan juga Bang Rian.[Suci tadi abang lihat kamu boncengan sama cowok, apa dia pacar kamu?] Pesan dari Bang Rian.Rupanya Bang Rian melihat ku, padahal aku sama sekali tidak melihatnya.Tanpa ku balas, aku memilih menghapusnya.[Tadi Suci bilang pergi sama Ema
"Lebih baik jangan izinin Suci ikut kemah ke sana,Pak. Di sana kan hutan, Suci anak perempuan takutnya hal yang tidak di inginkan terjadi!" ujar Toni. "Iya juga ya?" Sahut Ayah yang membuat ku melototkan mata ke arah Toni. "Iya,Nak. Lebih baik Uci ga usah ikut aja ya?" "Apa?" sentak ku spontan Enak saja si Toni, datang datang malah merusak agenda ku. Dasar pacar gaje! "Mak gak bisa gitu, dong. Nama Suci tuh sudah terdaftar, Mak. Kalau Suci batal ikut Suci bisa di black list dari Pramuka, gak akan pernah bisa ikut lagi selama lamanya" jawab ku asal. Padahal aku sendiri tidak tahu sanksi apa yang akan di beri kakak pembina jika tidak ikut Persami kali ini. "Ya itu lebih baik,ay?" "Ay?" tanya Emak terkejut mendengar cara Toni memanggil ku. "Eh Suci,buk maksudnya, hehe" jawab Toni cengengesan. "Lebih baik kamu tidak ikut Pramuka sama sekali, Ci. Cari ekstrakulikuler lain aja!" sambung Toni.
"Sudah sudah, masih kecil kok sibuk sama gebetan. Suci hari ini kamu di antar Toni aja ya, biar lebih cepat sampai sekolahnya. Gak pakek bantahan!""Ayah!!!!" Aku melongo mendengar ucapan Ayah.Sebegitu percaya nya kah Ayah terhadap Toni, ya ampun dan bagaimana kalau bang Ardan beneran menunggu ku di sekolah. Ah Abang Tampan ku, aku belum siap kamu jauhi."Pokoknya Suci pergi sma Rere aja naik angkot!"Dengan cepat aku bangkit dari meja makan dan berlalu keluar tanpa salam sama Emak dan Ayah.Tapi begitu sampai di ambang pintu kaki ku mendadak berhenti, aku melupakan sesuatu, uang saku.Bagaimama aku mau naik angkot kalau uang nya saja tidak ada.Dengan sangat terpaksa aku kembali ke dapur dengan wajah yang sedikit menahan malu."Haha ... Tuh kan balik lagi. Gak ada uang aja sok sokan mau kabur!" ujar kak Resti mengejek.Dasar kakak sebijik, gak pernah baik sama adeknya yang cantik ini."Mak?" panggil ku yang