Semua Bab Ksatria Pengembara Season 1: Bab 1051 - Bab 1060

1822 Bab

49. Bagian 6

 “Kalian tidak apa-apa”. Ucap Bintang kearah Guriwa dan rombongan yang masih terpaku tak mampu mengucap apa-apa karena baru saja lolos dari kematian yang sangat mengenaskan. Tak menunggu jawaban, Bintang kembali berbalik menghadap kearah sosok Dasamuka yang masih berbentuk raksasa.“Hebat juga perisai pelindungmu bocah”. Ucap Dasamuka“Sudah cukup tindakanmu Dasamuka” ucap Bintang tegas.“Ha ha ha...! memang kau mampu menandingiku bocah, dengan Tombak Naga Kembar ditanganku ini tak ada yang bisa mengalahkanku..Ha ha ha...!”. ucap Dasamuka lagi tertawa. Tapi tiba-tiba saja tawa Dasamuka terhenti saat merasakan aura yang sangat aneh keluar dari tubuh Bintang.“Ini”. Dasamuka mencoba melihat jelas sosok Bintang yang begitu kecil dihadapannya, ditatapnya dengan jelas sosok Bintang yang kini tampak mengangkat telapak tangan kanannya.“Clab”. tiba-tiba saja dari jari manis Binta
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-07
Baca selengkapnya

49. Bagian 7

Malam itu, eyang Mandalaksana memanggil Guriwa dan Jagat Lanang untuk menghadapnya. Dihadapan eyang Mandalaksana, Guriwa dan Jagat Lanang menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di alam ghaib, dan tiba-tiba saja wajah eyang Mandalaksana berubah.“Apa! jadi cucuku Roro tewas!”. ucap eyang Mandalaksana sangat terkejut.“Benar guru, tapi Dasamuka kembali menghidupkan gusti Roro dengan menggunakan Tombak Naga Kembar”. Ucap Guriwa lagi.“Benar-benar pusaka tiada tanding”. ucap eyang Mandalaksana lagi seraya menoleh kearah sebelah kanannya, dimana tampak Tombak Naga Kembar yang dipajangnya diantara pusaka-pusaka yang lain.“Lanjutkan ceritamu Guriwa”. Ucap eyang Mandalaksana lagi, Guriwapun melanjutkan ceritanya. Dan lagi-lagi wajah eyang Mandalaksana berubah saat mendengar Dasamuka dan para anak buahnya tunduk dan bersujud dihadapan Bintang.“Benarkah itu Guriwa?”“Benar guru, Jag
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-07
Baca selengkapnya

49. Bagian 8

“Negeri seberang”. ucap eyang Mandalaksana dan eyang putri terkejut“Seberang lautan maksudmu raden?”“Benar eyang putri”“Kemana... Kemana saja raden, ceritakan padaku?”. ucap eyang Mandalaksana lagi. “Maafkan sikapku raden, karena terlalu senang, karena dulu keinginanku juga ingin mengembara kenegeri-negeri jauh diseberang lautan untuk mencari ilmu dan pusaka... Ada raden disini sungguh aku ingin sekali mendengar tentang negeri-negeri diseberang lautan itu”. Ucap eyang Mandalaksana.Bintang tersenyum lalu Bintangpun menceritakan pengembaraannya dinegeri seberang secara singkat tanpa menceritakan perseteruan-perseteruan yang di alami Bintang selama berada di negeri asing. Pengembaraan yang Bintang ceritakan membuat wajah eyang Mandalaksana dan eyang putri berbinar. Guriwa dan Jagat Lanangpun tak mampu menyembunyikan kekaguman mereka kepada Bintang.“Luar biasa... Sungguh luar biasa&
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-07
Baca selengkapnya

49. Bagian 9

Keesokan harinya. Roro baru saja tersadar dari keadaannya. Orang yang pertama dilihatnya adalah eyang putrinya.“Syukurlah kau sudah sadar Roro”“Apa yang terjadi eyang putri, dimana aku?”“Kau sudah berada dirumah sekarang Roro”. Ucap eyang putri tersenyum.“Apa yang terjadi  eyang ? kang Bintang...dimana kang Bintang eyang?”“Semua baik-baik saja Roro, raden Bintang berhasil mendapatkan Tombak Naga Kembar” ucap eyang putri lagi, eyang Mandalaksana sudah memerintahkan semuanya untuk tidak menceritakan tentang apa yang terjadi di alam ghaib kepada Roro.“Syukurlah”. ucap Roro dengan nafas lega.“Dimana kang Bintang sekarang eyang?”“Ada Roro” ucap eyang putri lagi. Tiba-tiba saja Roro mencoba untuk bangkit tapi cepat ditahan sama eyang putri.“Mau kemana?”“Mau menemui kang Bintang eyang”
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-07
Baca selengkapnya

49. Bagian 10

Sesampai di aula pertemuan yang megah, eyang putri langsung mempersilahkan para tamunya untuk duduk.“Jadi nama kalian Cakra dan Buana?”. tanya eyang putri lagi.“Benar eyang putri” ucap Cakra dan Buana hampir bersamaan.“Bagaimana kabar gurumu?”“Guru baik-baik saja eyang putri... Guru juga menitipkan salam kepada eyang putri dan eyang Mandalaksana”Percakapan panjangpun terjadi diantara mereka, sementara Yuki sendiri tampak terus memperhatikan sosok Roro putri, demikian pula sebaliknya.Malam akhirnya tiba, Cakra dan Buana tidur bersama–sama dengan Bintang, sedangkan Yuki bersama eyang putri dan Roro putri.“Jadi kakak Roro ini ya putri kakek begawan” ucap Yuki kepada Roro yang ada dihadapannya. Roro terlihat hanya tersenyum dan mengangguk.“Yuki, bolehkah eyang putri bertanya sesuatu yang pribadi?”“Tentu boleh eyang putri”
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-07
Baca selengkapnya

49. Bagian 11

Keesokan harinya, eyang putri tampak menjamu para tamunya di pondopo halaman depan dengan pemandangan seluruh murid-murid eyang Mandalaksana yang telah berlatih jurus. Sementara itu eyang Mandalaksana sendiri meminta Bintang untuk menemuinya secara pribadi.“Besok, kuizinkan cucuku untuk menemui ayahnya”. Ucap eyang Mandalaksana lagi.“Terima kasih eyang”. Ucap Bintang lagi.Sejenak eyang Mandalaksana tampak menatap kearah Bintang dengan penuh seksama.“Apakah benda yang ada dikeningmu itu bernama Mutiara Naga raden?” ucap eyang Mandalaksana tiba-tiba, Bintang terkejut mendengar hal itu.“Benar eyang”. ucap Bintang akhirnya“Darimana raden mendapatkannya?”“Ini pemberian istri hamba eyang”“Siapa istri raden itu?” tanya eyang Mandalaksana lagi, Bintang tampak ragu untuk menjawabnya.“Jika raden tak mau menjawabnya, tidak apa”
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-08
Baca selengkapnya

49. Bagian 12

“Settt..settttt!”. eyang Mandalaksana maju terlebih dahulu melancarkan serangannya kearah Yuki yang masih tegak memutar pedang ditangannya, kedua mata Yuki masih terpejam.“Trang...tranggg...tranggg...tranggg.” serangan eyang Mandalaksana menghantam putaran pedang Yuki.“Settt...setttt”. eyang Mandalaksana sangat terkejut oleh serangan tiba-tiba yang dilancarkan oleh Yuki kearahnya, balasan serangan yang begitu sangat cepat dan mematikan. Terlambat sedikit saja eyang Mandalaksana bergerak, tubuhnya sudah terkoyak-koyak oleh serangan Yuki.Kini pertarungan pedang antara eyang Mandalaksana dan Yuki berlangsung dahsyat dan sengit, jurus Pedang Kilat Buana yang dipergunakan oleh eyang Mandalaksana bergerak cepat bagaikan kilat menyambar, sementara itu Yuki yang menggunakan jurus pedang Mimpi Dewanya, menghadapi lawan dengan mata terpejam, pedang ditangan Yuki bagaikan memiliki mata tersendiri, bergerak menyerang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-08
Baca selengkapnya

49. Bagian 13

Malam kembali datang, sang bulan tampak bersinar redup malam itu karena tertutup oleh segulungan awan hitam, Bintang-Bintangpun tak banyak yang menampakkan dirinya malam itu dikaki langit. Ditempat kediaman eyang Mandalaksana, 3 orang tampak berkumpul disebuah ruangan. Mereka tak lain adalah eyang Mandalaksana, eyang putri dan Roro Putri Srikandi.“Jadi keputusanmu sudah bulat Roro?” tanya eyang putri“Ya eyang, Roro sudah memutuskan”“Kau tidak menyesal, walau harus jadi istri ke-5?” ucap eyang Mandalaksana lagi. Sesaat Roro tampak terdiam.“Roro tidak akan menyesal eyang, karena Roro sangat mencintai kang Bintang”“Cinta memang terkadang membutakan hati seseorang”. Ucap eyang Mandalaksana lagi seraya menarik nafas panjang.“Jika memang itu keputusanmu, eyang putri dan eyang lanangmu tidak bisa melarangmu” ucap eyang putri lagi hingga membuat wajah Roro berseri-seri men
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-08
Baca selengkapnya

49. Bagian 14

“Berapa semuanya ki?” tanya Roro lembut, sipemilik warung tampak tertegun sesaat melihat kearah Roro, kecantikan Roro sedikit membuatnya terpana.“Ki?”. tegur Roro tersenyum hingga menyadarkan pemilik warung.“Oh iya maaf nini, semuanya 3 kepeng” ucap pemilik warung lagi gugup. Roro tersenyum dan menyerahkan 4 kepeng uang.“Ambil saja kembaliannya ki”“Terima kasih nini...terima kasih”“Maaf ki, apakah disini masih ada kamar kosong?”. tanya Bintang tiba-tiba.“Oh masih ada den, raden perlu berapa kamar?”“3 kamar ki”“Baik semuanya akan saya persiapkan”. Ucap pemilik warung cepat seraya meninggalkan tempat itu.“Kita menginap disini kak?”. tanya Yuki, tanpa menjawab Bintang menganggukkan kepalanya.Malam itu, keadaan dikadipaten tersebut terlihat lengang, sepi, hanya beberapa rombongan prajurit y
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-08
Baca selengkapnya

49. Bagian 15

Pagi-pagi Bintang dan yang lainnya sudah bangun dan sudah duduk menikmati sarapan, Bintang telah memberitahukan untuk melanjutkan perjalanan setelah sarapan pagi. Sementara itu Roro terus terlihat tersenyum sumringah sejak bangun sampai dengan sekarang.“Kenapa sih kak Roro senyum terus sejak bangun tidur tadi!”. goda Yuki“Ada aja Yuki, pengen tahu aja nih adik”. Ucap Roro tersenyum.“Sudah-sudah, ayo cepat dihabiskan sarapannya agar kita bisa melanjutkan perjalanan” ucap Bintang menengahi keduanya.Sedang asyik menikmati makanan yang terhidang dimeja, tiba-tiba saja serombongan prajurit memasuki kedai makan tersebut, hal ini tentu saja menjadi perhatian semua orang yang ada didalam kedai makan tersebut.Tak lama, seorang laki-laki berperawakan gagah dan beribawa masuk kedalam kedai makan tersebut, dari pakaian yang dikenakannya dapat dipastikan kalau dia adalah seorang bangsawan, dikiri dan kanannya tampak peng
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
104105106107108
...
183
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status