Wajah itu smakin mendekati wajahku membuatku semakin sesak dan tidak bisa bernapas karena degub jantung itu semakin keras. Mataku terpejam karena semakin takberani menatapnya. "Daiva, buka matamu! Lihat aku,"ucapnya dengan kembali menarik daguku yang seketika membuatku meringis menahan sakit. "Lepaskan, Key!" desisku marah. Kali ini aku membalas tatapannya dengan berani. Pria itu hanya bergeming matanya tak henti-hentinya menatapku dengan mata sulit aku artikan. Dengan susah payah aku mencoba melepaskan diri dari cengkraman Keyko. "Aku nggak akan pernah melepaskanmu, Daiva!" Aku tersentak mendengar ucapannya yang begitu sarkas itu. Mataku tak henti-hentinya membulat dan mencoba melotot ke arahnya, namun dia hanya terdiam tanpa ekspresi. "Dasar laki-laki brengsek!" umpatku tentunya dalam hati. Mataku tak berhenti melotot padanya. "Aku bilang lepasin! Aku mau kembali ke meja makan," suaraku semakin tercekat karena dia tiba-tiba mengikis
Read more