Aku melihat Maya meringis sambil memegangi pipinya. Ada kemarahan di sinar coklat matanya. "Kamu siapa? Kok nampar saya?" tanyanya protes pada sosok pria tampan itu "Karena kamu pantas ditampar, Nona! Lihat kelakuan ksmu, semena-mena sama teman kerja!" Luapan emosi Keyko memuncak mana kala Maya semakin berani melawannya. "Heh! Itu bukan urusan Anda, ya! Jadi jangan sok jadi pahlawan. Dan kamu beraninya nampar cewek. Kamu ini siapanya Daiva, yang suka beli dia, ya. Aku pernah lihat dia keluar dari hotel sama seorang pria. Apa itu kamu?" "Plakkk-plakk!" Duh! Tamparan itu mendarat lagi di pipinya. Membuat Mbak Mika dan Mbak Dina keluar dari ruangannya. "Kamu saya ingatkan! Mulut pedas kamu itu jangan sampai saya jahit sendiri nanti!" Ya ampun! Keyko benar-benar sudah marah. "Key, sudah," ucapku lirih sambil memegangi lengannya. Keyko seketika luluh dan merangkulku mambuatku malu lalu aku berusaha untuk mrlepaslan diri dari
Baca selengkapnya