Beranda / Romansa / FATAMORGANA / Bab 32. Sepertinya Aku Sudah Gila

Share

Bab 32. Sepertinya Aku Sudah Gila

Penulis: Air
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-30 07:20:24

Aku bilang ini gila! Bagaimana tidak? Aku sudah melakukan hal yang tidak seharusnya aku lakukan dengan Damian. Meskipun aku sudah sendiri tapi itu tak seharusnya aku lakukan. 

Dam it! Aku ini kenapa? Kenapa sampai kelepasan seperti ini? Rasanya aku sangat malu. Mau aku taruh di mana mukaku ini kalau bertemu dengan duda keren ini.

Beberapa menit kemudian kudengar langkah kaki dan berhenti tepat di depan kamar yang ku tempati.

"Iva, kamu ada di dalam kan?" Panggilan yang berlanjut dengan pertanyaan itu membuatku membeku. Jantungku tiba-tiba berdebar mendengar panggilan itu.

Ada apa ini? Kok jadi begini? Apa karena kejadian tadi? Akh! Memang dasar brengsek! Terus siapa yang kusebut brengsek? Aku atau dia?

Akhhhhh! Aku meremas rambutku dengan keras. Kenapa tiba-tiba aku jadi frustasi begini. Harga diri! Yah! Ini tentang harga diri. Beberapa jam yang lalu aku seperti jalang yang murahan. Mencampakkan harga diriku di depan pria berstatus duda y

Air

Silakan mampir di sini, Fatamorgana Sang Kapten Takdir yang Tertunda

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • FATAMORGANA   Bab. 33. Seperti Jalang

    Aku merutuki diriku sendiri. Aku ini seoerti jalang hina, sampah yang pantasnya dibuang tanpa dipungut lagi. Bagaimana bisa aku melakukan ini dengan Damian? Tapi dia sudah terang-terangan mengakui perasaannya. Sedangkan aku? Oh! Durjana sekali aku ini. Akhirnya sepanjang malam ini aku nggak bisa tidur sama sekali. Berakhir sampai pagi saat duda keren itu menemukan mata padaku yang menggelap. "Iva, kamu nggak tidur semalaman?" tanyanya lembut. Aku hanta tersenyum lantas menyerahkan Baby Azurra ke tangan baby sisternya. Setelah itu aku duduk di meja makan. "Masih memikirkan yang semalam?" tanyanya transparan. Aku tersedak mendengar pertanyaan itu. Duda itu menyodorkan air mineral ke arahku. "Kenapa sich harus dibahas lagi?" gerutuku dalam hati. Aku malu! Damian hanya tersenyum tipis seakan mengejekku. Huft! Berkali-kali aku menghembuskan napas untuk menenangkan hatiku. "Makanlah, setelah tidak usah ke kantor kamu istirahat ke kamar." Suaranya ya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-31
  • FATAMORGANA   Bab 34. Saat Ada Hati Yang Lain

    Aku mendongak ketika uluran tangan itu ada didepan mukaku. Dan alangjah terkejutnya ketika melihat siapa yang sudah menunduk mencoba meraih tanganku dan mengangkatku dari bawah. "Kalingga," suaraku lirih sambil menatapnya seakan tak percaya melihatnya sudah depan mataku. Sudah lama sekali pria tampan itu tidak pernah bertemu lagi denganku. Menghilang begitu saja seolah aku punya salah padanya. "Iya, ini aku, Daiva. Apa kabarmu? Aku yakin kamu terluka dan tersakiti." Pertanyaan yang sekaligus di jawab olehnya itu membuatku membuang muka jauh-jauh agar air hangat yang sudah meleleh tidak jatuh daan disaksikan olehnya. Aku nggak mau dia tahu aku sangat rapuh sekali dan lemah. Padahal aku sudah berusaha untuk kuat. "Aku minta maaf," ucapnya membuatku mengerutkan dahi. "Maaf buat apa?" "Saat kamu di campakkan olehnya, aku tidak di sampingmu." Jawabannya yang begitu cepat itu membuatku terpana sesaat. "Itu bukan kewajibanmu Ingga," uca

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-01
  • FATAMORGANA   Bab 35. MELAWAN PERASAAN

    Wajah itu smakin mendekati wajahku membuatku semakin sesak dan tidak bisa bernapas karena degub jantung itu semakin keras. Mataku terpejam karena semakin takberani menatapnya. "Daiva, buka matamu! Lihat aku,"ucapnya dengan kembali menarik daguku yang seketika membuatku meringis menahan sakit. "Lepaskan, Key!" desisku marah. Kali ini aku membalas tatapannya dengan berani. Pria itu hanya bergeming matanya tak henti-hentinya menatapku dengan mata sulit aku artikan. Dengan susah payah aku mencoba melepaskan diri dari cengkraman Keyko. "Aku nggak akan pernah melepaskanmu, Daiva!" Aku tersentak mendengar ucapannya yang begitu sarkas itu. Mataku tak henti-hentinya membulat dan mencoba melotot ke arahnya, namun dia hanya terdiam tanpa ekspresi. "Dasar laki-laki brengsek!" umpatku tentunya dalam hati. Mataku tak berhenti melotot padanya. "Aku bilang lepasin! Aku mau kembali ke meja makan," suaraku semakin tercekat karena dia tiba-tiba mengikis

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04
  • FATAMORGANA   Bab 36. Akhirnya Aku pun Jatuh Lagi

    Jantungku seperti berdentum manakala bibir itu seolah merambati bibirku. Mengusik dengan geli dan mencoba menelusup masuk mencari lidahku. Aku masih bertahan mengatupkan bibirku rapat-rapat. Meski aku pun menginginkan ciuman panas itu. Aku sudah tidak sanggup menahan dentuman keras jantungku. Seakan mau loncat dari dalam dadaki. Apalagi ketika tangan itu dengan lembutnya membelai pipi dan merambat ke leherku. Kupejamkan mataku dan kunikmati sentuhan duda tampan itu. Akh! Sialan! Kenapa tiba-tiba bibirku mendesah padahal hanya di sentuh sedikit itupun di leher jenjangku. Mendengar desahan itu. Damian tersenyum lantas semakin mengetatkan tubuhnya. Aku semakin sesak merasakan dentuman jantungku yang kian mereda dan semakin menjadi. "Kamu menginginkannya, Sayang?" tanyanya berbisik di telingaku membuatku semakin naik dan menggebu. Akh, brengsek! Kenapa aku seperti ini sich? Murahan sekali seperti jalang liar. Mataku terbuka dengan sayu. Aku sudah gila pas

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-08
  • FATAMORGANA   Bab 37. Ketika Sang Mantan Cemburu

    Aku menggeliatkan tubuhku yang rasanya saat ini sangat nyaman sekali. Mengumpulkan nyawa dan segala memori terakhir sebelum aku tertidur. Seketika aku mengerjab liar ketika semua memori aku sudah kembali. Sebelum aku tertidur aku melakukan olaraga oral sedikit. Itupun Damian yang memberikan kepuasan kepadaku. Dan ini sudah 2 kali ia lakukan padaku. Dia typical pria yang tidak pernah menuntut balik. Akh! Rasanya nggak adil banget kalau sampai aku nggak membalasnya. Seketika aku bangkit dari sofa. Kulihat diriku sangat berantakan. Namun segera kubereskan dan kurapikan penampilanku. Setelah dirasa semua sudah cukup ku langkahkan keluar kaki panjangku menemui sekertarisnya. "Pak Damian pergi meeting, ya?" tanyaku berbisik setelah aku berhasil merapikan baju kemejaku. "Iya, Mbak. Ada di ruang pertemuan. Mbak Iva ke mana aja sampe kehilangan bos?" kelakarnya membuatku nyengir kuda. Sebelum ke ruang pertemuan aku mampir ke ruang Pantr

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-09
  • FATAMORGANA   Bab 38. Kejutan Tak Terduga

    "Akhhh!" Aku mendesah hebat dan kuat. Mengangkat pinggulku dengan sexinya. Tak tahan lagi aku menahan sesuatu yang seolah mau meledak di dalam milikku. Seketika aku menjambak rambut Damian yang semakin membenamkan wajahnya diantara kedua pahaku. "Ohhhh, Damia-annnnn!" Hentakku mengejang indah melentingkan pinggul dan bokong lalu menyemburkan cairan kenikmatan itu ke mana-mana. Napasku tersengal, dadaku turun naik merasakan sesak. Ku lihat Damian masih terpaku melihat milikku menyemburkan cairan banyak. Saking aku penasarannya aku pun ikut menatap ke bawah. Duh! Alangkah nikmatnya itu. Tak lama kemudian Damian kembali menelusupkan lidah dan bibirnya ke dalam inti ku lalu mengecapnya dan menyesapnya pelan-pelan memberikan sensasi geli dan nikmat. Duda yang sangat mahir dan berpengalaman itu menaiki tubuhku lalu tersenyum. Mengecup dan menjilat daun telingaku seraya berbisik. "Kamu sirquirt lagi, Sayang. Dan aku sangat suka melihatnya bik

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10
  • FATAMORGANA   Bab 39. Rasanya Campur Aduk

    "Iva!" teriak Damian dari belakang pagar rumahnya. Decitttt ...! Brukkk! "Iva!" Bau rumah sakit sangat khas di indera penciumanku. Entah sudah berapa lama aku tak sadarkan diri. Kusapukan pandanganku ke seluruh ruangan. Ada rasa nyeri di lengan dan pundakku. "Mbak Daiva sudah sadar?" Tiba-tiba seorang perawat datang menghampri aku. "Sudah, Sus. Kalau boleh tahu siapa yang membawa saya ke sini?" Suster itu hanya tersenyum sambil mengecek semua kondisiku. Dan syukurlah aku dalam kondisi stabil. "Tadi ada sich yang bawa ke sini. Cuma dia nggak mau nyebutin namanya, Mbak. Yang pasti sich cowok." Aku tertegun mendengar ucapan suster itu. "Sekarang orangnya kemana, Sus?" tanyaku lagi untuk memastikan pria itu siapa. "Orangnya sudah pergi, Mbak. Menyelesaikan administrasi ke kasir lalu berpesan sama saya suruh merawat, Mbak sampai sembuh terus orangnya pergi." Huft! Siapa sich? Kalau Damian itu nggak mungki

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • FATAMORGANA   Bab 40. BINGUNG

    Aku dengan cepat melewati moobil sport berwarna merah itu. Jujur aku tak ingin punya urusan lagi dengan orang itu. Aku mau tenang. Itu intinya. Agak terburu-buru aku jalan. Bahkan berkali pemilik mobil sport berwarna merah itu memanggil-manggil namaku. Buru-buru kubuka pintu rumah dan menutupnya. Tapi, sial! Sudah keduluan sama orang itu. Orang yang lain Keyko itu mendorong pintu rumahku yang lagi mati-matian aku pertahankan. Agar cowok itu tidak masuk ke rumahku. "Daiva! Buka pintunya! Jangan sampai aku paksa untuk mendoromgnya!" Aku masih bergeming. Mengerahkan seluruh tenagaku untuk mempertahankan pintu itu agat tidak terbuka. Tapi____ Brakk! "Aouw!" Aku meringis kesakitan menahan tubuhku agar tidak jatuh ke lantai malah membuat lengan kananku terkilir. "Tukan! Kalau dibilangin nggak mau nurut sich?" Aku mendelikkan mataku mendengar ucapannya. Aku mengurut dada menghadapi laki-laki yang nggak punya hati seperti dia. Aku hany

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-13

Bab terbaru

  • FATAMORGANA   Hati Yang Kembali

    "Key, ada yang datang," bisikku masih di bawah tubuhnya yang menindihku. Keyko tak pedul sama sekali. Dia terus melanjutkan aksinya memacu tubuhku dengan miliknya dan membuatku mendesah hebat padahal sudah berkali-kali aku mendapatkan pelepasan, Namun sepertinya iti belum cukup membuat pria itu untuk merasakan kepuasan dariku. "Sayang, akh!" ucapnya dengan erangan yang menggila dan diakhiri dengan desahan yang dahsyat. Aku semakin mengejang hingga kudapatkan kembali pelepasan itu. Saat kami mengakhiri percintaan kami ketukan itu sudah tak terdengar lagi. Aku terkulai lemas lalu akhirnya tertidur karena capeknya dan mengabaikan keberadaannya. Tampak Keyko mendekap tubuh Diva dan membiarkan tangannya digunakan sebagai bantalan olehnya. Lalu pria itu mengecup dengan lembut bibir yang selalu menjadi candunya dan membuatnya menagih terus tubuh gadis itu. Kali ini Keyko tak akan melepaskan gadis itu lagi. Rasanya sudah teralu jauh selama ini dia mencampakan dan mem

  • FATAMORGANA   Bab 79. Sebuah Perasaan

    "Pak Kuntoro!" Pekik Sandra tertahan. Sedangkan Pengacara Kuntoronadi sendiri pun sangat terkejut melihat siapa yang tadi hampir saja bertabrakan dengan dirinya. "Nyonya Sandra," desisnya tak percaya. Bertahun-tahun perempuan ini diusir dari kediaman keluarga Gumelar dan kini tanpa sengaja bertemu di tepi jalan begini. "Apa yang Nyonta lakukan malam-malam begini? Nyonya, pulanglah. Nyonya besar membutuhkan Anda. Saat ini beliau sedang di lapas." Mendengar itu Sandra seperti disengat listrik. "Mama di penjara?" tanyanya sambil menutup mulut tak percaya setelah Kuntoro mengangguk dengan tegas. Sandra bersandar pada badan mobil merasakan sesuatu yang bergemuruh di dadannya. Sudah sekian tahun tapi dia belum bisa membuktikan apa-apa bagaimana mau pulang. "Nyonya, saya harap Anda bisa pulang dan menengok Nyonya tua. Sebentar lagi beliau akan bebas dari tuntutan. Tolong sempatkan untuk menengoknya." Sandra hanya menghela napas lalu m

  • FATAMORGANA   Bab 78. Babak Baru

    Lagi-lagi aku menghela napas. Membalikkan badan dan menautkan kedua alisku saat melihat pria itu kembali lagi."Ada yang ketinggalan?" tanyaku dari kejauhan."Nggak sich tapi boleh nggak aku minta nomor telponmu. Atau kartu nama saja." Aku semakin mengernyitkan keningku."Buat apa?" tanyaku tak mengerti."Buat pesen bunga lagi." Aku kembali menghela napas. Daripada lama dan ribet langsung saja aku mendekat oada pria tampan itu. Kuraih tangannya yang membuat dia kaget setengah mati lalu aku buka telapak tangannya.Ds situ aku tulis nomor aku . Setelah selesai aku segera masuk tanpa menghiraukan dia yang masih tepana melihat telapak tangannya. Sesaat kemudian aku dengar ada suara melengking memanggil namanya.Sudah bisa dipastikan kalau perempuan itu posesif akut. Aku hanya menghela napas lalu masuk ke dalam karena hari sudah siang.Sungguh tak dapat di percaya kalau gari ini toko bungaku akan sangat ramai kedatangan pengunj

  • FATAMORGANA   Bab 77. Orang Baru

    Aku benar-benar kembali ke pinggiran kota yang jauh dari Jakarta. Sudah fix bahwa Key mencariku waktu itu hanya untuk memanfaatkanku.Sekarang ini aku ingin benar-benar meluoakan srmua yang sudah terjadi di Jakarta. Dan tak perlu lagi aku kembali ke sana. Melulakan sosok Key dan Damian juga seabrek masalah yang melibatkanku di masa lalu."Mbak Daiva, kok cuma sebentar du sana. Saya kira bakalan berbulan-bukan, Mbak. Secara yang ngajak Mbak itu ganteng. Bisa jadikan mau merekrut Mbak Daiva jadi karyawan, cicit Yayi polos. Sala satu temanku di kota terpencil ini."Nggak kok, aku cuma menolongnta aja. Perusahaannya butuh aku untuk presentasi buat memenangkan tender. Dan kemarin semya sudah clear.""Kenapa Mbak Daiva nggak minta kerjaan saja sama cowok itu?" Aku tersenyum mendengar pertanyaan Yayi.Agak terkejut sedikit ketika kami mendengar suara mobil dengan halusnya parkir di depan warung."Permisi," sapa seorang cowok yang aku rasa usianya s

  • FATAMORGANA   Bab 76. Mulai Terungkap

    Aku mengernyitkan kening mendengar pertanyaan Damian saat jabat tangan terakhir dengannya. Bahkan ekspresi wajahku datar dan dingin. Apalagi melihat wanita yang ada di sampingnya. Cih! Baru juga sebulan aku pergi dari kota ini, nyatanya dia sudah kembali pada mantannya. Pantes Key sibuk nyari aku. Ternyata hanya ingin saling manas-manasi. Rasanya aku ingin buru-buru pergi dari sini dan menuntaskan tugasku hari ini. Setelah itu aku pergi kembali ke pinggiran kota yang tenang dan damai. Dengan senyum sinis aku membalas tatapan mata Damian. Dan menarik jabat tangan itu. Berharap setelah itu Keyko mengajakku pergi. Namun nyatanya aku malah terjebak dengan dua pria tak bermoral itu menurutku. "Maaf, Kalau sudah selesai, saya undur diri." Dengan cepat aku melangkahkan kakiku dari tempat itu. Baguslah, nggak ada yang mengejarku. Baru sadar aku, ternnyata aku cuma dimanfaatkan. "Taksi!" seruku ketika melihat taksi lewat di depanku. "Kantor pol

  • FATAMORGANA   Bab 75. Kembali Ke Jakarta

    Tubuhku membeku seketika melihat sosok yang ada di seberang tempatku berdiri Tak menyangka akan berada lagi dalam kondisi seperti ini. Rasanya aku ingin berlari dan tak pernah menoleh ke belakang lagi. Aku memang sudah berniat untuk pergi lalu nggak keluar lagi. "Daiva!" Aku menghentikan langkahku seketika tanpa menoleh. Aku sudah tidak ingin sama sekali kembali melihatnya "Maaf, hari ini saya libur nggak jual bunga," ucapku datar dan tanpa menoleh lagi aku berjalan ke arah rumah berniat untuk masuk dan menutup yang pasti mengunci rumah. "Daiva, tunggu! Jangan menghindar dariku, please! Aku mohon!" Aku tiba-tiba bergeming melihat pria yang tak lain Keyko itu. Pria itu mendekatiku lalu tiba-tiba menubrukku dan mendekapku erat. Kaget dan tak dapat mengelak lagi, ketika dengan spontan pria tampan itu memberikan ciuman bertubi-tubi. "Key-Key! Tolong jangan seperti ini, please," ucapku tersengal karena nggak bisa napas dan jug

  • FATAMORGANA   Bab 74.Kehidupan Baru

    Aku tersentak menyadari itu hanya mimpi. Sempat kurasakan basah di milokku. Akh, sial! Apa saking aku merindukannya hingga aku bisa mimpi bersamanya seperti itu? Dengan malas aku bangkit pembaringanku. Ternyata aku ketiduran. Kulihat jam di atas nakas sudah pukul sebelas malam. Rasanya baru tidur srbentar tadi. Beberapa jam yang lalu baru pulang mengantarkan pesanan bunga. Tak terasa aku di tempat ini sudah hampir satu bulam Tidak ada satu pun orang yang mengenalku. Kubeli rumah yang cukup seerhana ini dengan harga murah. Rumah pinggiran jauh dari perkotaan apalagi Jakarta. Tapi aku nyaman dan bahagia. Usahaku juga sudah mulai berkembang. Menjual tanaman hias seperti bunga hidup. Aku berharap Ariana akan senang kslsu sudah kembali nanti. Sengaja aku mengasingkan diri ke tempat terpencil karena aku sudah capek hidup dengan orang-orang yang selalu berpura-pura baik padaku. Bahkan semua akses kominikasi yang dulu tak lagi ada.

  • FATAMORGANA   Bab 73. Bercinta Mendadak

    Damian mengerutkan dahinya mendengar laporan si Bibi. "Polisi? Apa mereka berhasil menemukan bukti itu?" tanya Damian dalam hati. Dengan bergegas duda tampan itu berjalan keluar dan menemui dua orang polisi yang sudah berdiri di haman rumahnya. "Selamat Siang, Pak Damian. Maaf mengganggu waktunya. Kami ingin bertemu dengan korban pembunuhan Daiva Gayatri Maheswari." Damian mengangguk hormat lalu mempersilakan masuk untuk menemui Iva. "Selamat Siang, Mbak Daiva. Semoga kedatangan kami tidak menggangu Mbak Daiva." Aku hanya tersenyum lantas menggeleng pelan. Setelah 15 menit betlalu, sezi tanya jawab itu akhirnya selesai. Aku menarik napas penuh kebahagiaan ketika polisi akan mengejar pelaku yang telah merencanakan pembunuhan buatku. Hari ini juga ada saksi kunci yang sudah datang memberikan bukti akurat. Wajahku menegang sesaat karena aku tahu siapa saksi kunci tersebut. "Dokter Melisa?" "Iya, Mbak Daiv

  • FATAMORGANA   Bab 72. Keputusan

    "Ja-jangan lakukan itu, Nek. Aku mohon!" teriakku ketakutan. Namun nenek itu terus melakukannya. Mencekikku dalam keadaan yang sangat menyakiti aku. Membuat napasku tersengal dengan jari-jarinya yang kokoh mencengkramku. "Nek," desisku mengucapkan nama itu. Namun semua sudah berubah. Rasanya gelap dan sakit. Aku meronta dalam cengkraman itu yang semakin membuatku berteriak dahsyat. "Jangann! Aku mohon, jangan lakukan ini, please ...," "Iva! Iva, bangun! Kamu mimpi buruk." Tepukan di pipi Daiva membuat gadis itu menarik napas panjang yang tersengal dan akhirnya aku terbatuk-batuk. Aku membuka mataku dengan napas tak karuan. Kucoba mengatur napasku yang tersengal tadi. Kulihat sosok Damian sudah ada di depanku. Setelan jas tuxedo melangkahkan kakinya di teras rumah yang sagat besar dan luas itu. Bahkan tanpa megetuk pintu pun pria tampan itu langsung menuju ke kamar Damian. "Daiva! Kamu kenapa?" tanyanya padak

DMCA.com Protection Status