Home / Pernikahan / Suamiku Mencintai Wanita Lain / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Suamiku Mencintai Wanita Lain: Chapter 31 - Chapter 40

70 Chapters

31

“Istrimu berselingkuh dengan suamiku!” Itulah yang dikatakan Gadis pada Abizhar, yang sampai saat ini masih terngiang-ngiang di telinga Abizhar. Membuat Abizhar tak berhenti memikirkan apa yang telah terjadi antara Shelina dan suami Gadis. Persoalan jasad  Yuni yang hilang tidak lebih memusingkan daripada urusan perselingkuhan Shelina dengan pria lain. Ya Abizhar terang gelisah, mengkhawatirkan keberadaan Yuni yang belum diketahui, tapi di saat yang sama pikirannya dirundung bayangan Shelina dan Rafi. Shelina dan Rafi. Apakah yang dilakukan Shelina adalah bentuk balas dendam terhadap Gadis, pikir Abizhar. Jika benar ayah Gadis telah melecehkan Shelina, bukan tidak mungkin Shelina ingin membuat Gadis menderita. Dengan merebut suaminya, tentu saja. Abizhar gemas sekali ingin tahu soal hubungan gelap mereka. Sudah sejauh mana mereka menikmati tubuh satu sama lain. Sudah sejauh mana… Ah, tidak. Apakah aku cemburu, pikir Abizhar malu.
Read more

32

“Hal penting apa bagi istri saya?” “Kau sedang apa di sini,” desis Shelina berusaha terlihat tenang di depan suaminya. Dia mempersilakan suaminya duduk di dekatnya, namun Abizhar diam saja menatapnya. “Aku dan Rafi.. Kami sedang..” “Membicarakan proyek penting,” sergah Rafi meyakinkan Abizhar. “Istrimu menggunakan jasa perusahaanku untuk mempromosikan proyek pentingnya. Kau tahu, dengan teknologi yang berkembang pesat, aku bisa bantu Alina memberi data-data klien yang potensial.” Mata Abizhar lurus-lurus memandang istrinya. Dia tidak percaya pada omong kosong itu. Tanpa ngomong panjang-lebar, ditariknya lengan Shelina dengan kasar, dibawanya istrinya keluar dari restoran. Shelina meronta tapi cengkraman Abizhar di lengannya sangat kuat. Setelah mereka sampai di parkiran, Abizhar melepasnya dengan kasar. “Apa-apaan kau ini!” bentak Abizhar sebelum Shelina memarahinya. “Aku capek-capek kerja, kau malah asyik-asyikan bertemu dengan eks selingkuhanmu! Kal
Read more

33

Kebetulan saja Shelina melewati ruang kerja Abizhar yang tidak tertutup. Di luar ruang kerja tersebut, Shelina berdiri mendengarkan perbincangan Abizhar dengan seseorang yang Shelina duga ibu dari pria itu. “Ma, berhenti menyudutkan Shelina seperti ini. Bagi Abi, Yuni sudah meninggal, dan sudah saatnya Abi bangkit dengan kehidupan Abi yang sekarang. Mama ingin kan, Abi bahagia? Nah, mulailah dengan tidak mencampuri urusan rumah tangga Abi.” Di seberang sana ibunya ikut membentak, “Kau itu tidak tahu apa-apa selain berbisnis! Mama lebih tahu perempuan seperti apa Shelina itu. Dia itu hanya mementingkan uang, uang, dan uang! Manusia sepertimu pasti dianggap hanya alat untuk membuatnya menjadi seorang ibu. Dia itu sama persis dengan ibunya!” “Manusia sepertiku?” ulang Abizhar tersinggung. “Sudahlah, Ma, fokus saja dengan kesehatan Mama dan Papa. Mama tidak usah juga sok-sok paham dengan bisnis, apalagi sampai menjegal usaha Shelin..” “Kurang ajar kau! Ka
Read more

34

Tidak semudah itu rumah tangga mereka menjadi akur. Ibu Abizhar melakukan semua yang dia bisa untuk menyabotase keutuhan hubungan Abizhar dan Shelina. Didatanginya Rafi di kantor pria itu, kemudian dia melempar selembar cek ke muka pria itu.Sebelum Shelina mengalami kecelakaan hebat itu, beberapa bulan sebelumnya Bu Lila membayar Rafi, suami sepupu Shelina yang terkenal materialistis itu untuk menggoda Shelina. Tujuannya agar Abizhar tambah membenci Shelina dan tidak jatuh cinta pada Shelina. Selain itu, Bu Lila ingin Abizhar mengingat Shelina sebagai perempuan nakal yang tidak seharusnya dijadikan istri.Bu Lila menghendaki Abizhar menjadi suami seorang perempuan. Seorang perempuan yang masih tabu untuk disebutkan namanya.Seharusnya setelah perselingkuhan yang dilakukan Shelina terkuak ke permukaan dan dia melahirkan anak laki-lakinya, Abizhar bisa dengan mudah untuk menceraikan Shelina dan memperoleh tanah di Kebon Kacang. Sayangnya, kecelakaan itu naas terj
Read more

35

“Kenapa kau setuju dengan pemberian jabatan oleh ayahku?” dumal Shelina saat suaminya mengantarkannya ke kantornya. Shelina masih duduk di jok belakang dengan Abizhar menyetir di kursi depan. Meski Shelina tidak berada di sebelahnya, dan Abizhar enggan untuk meliriknya lewat kaca spion, dapat dibayangkannya wajah Shelina yang murka. Abizhar tertawa kecil. Reaksi Shelina yang demikian sudah diduganya sejak dia di restoran tadi. “Yang namanya rejeki, masa ditolak, Sayang?” sahut Abizhar santai. “Kau tidak menganggap tawaranku serius. Kau tidak menginginkan pernikahan ini berjalan sebagaimana mestinya,” lanjut Shelina mengomel. “Tapi percuma juga, kan, aku marah padamu. Kau tidak akan pernah mendengarku!” “Shelina, jangan berpikir yang tidak-tidak. Tentu aku mau memiliki rumah tangga yang utuh bersamamu, tapi kau juga tidak bisa gegabah dengan keinginanmu. Kau pikir, semua yang kita miliki ini asalnya dari mana? Datang begitu saja? Kau sadar kan bahwa ad
Read more

36

Shelina ingin menjawab iya, tetapi kepalanya menggeleng. Dia tidak bisa berbuat apa-apa dengan kegelisahan yang dimilikinya. Dipikirnya, Abizhar akan terima saja dengan gelengannya, namun di detik lain Abizhar memeluknya.“Jangan terlalu stres. Kau tahu apa yang bisa meredakan stres? Seks, jadi jangan tolak aku.” Abizhar mengedipkan satu matanya.Shelina pun tidak mengerti ketika Abizhar menyentuhnya, dia justru merasa merinding. Takut, tiba-tiba bayangan itu menghantuinya. Bayangannya dicicipi oleh laki-laki lain.Dia.. telah berselingkuh?Abizhar tidak begitu saja melepaskannya. Ditatapnya Shelina lekat-lekat, seakan ingin mencari tahu apa yang ada di kepala Shelina saat itu. “Kau tidak mungkin menolakku, Shelina. Aku suamimu. Apa kau lupa?!”“Kau tidak bisa memaksa jika aku tidak mau, Abi,” jawab Shelina membela diri.“Setidaknya berikan satu alasan mengapa kau bersikap aneh begini. Apa kau&hellip
Read more

37

Segala permasalahan akan mudah dipecahkan jika orang-orang yang terlibat dalam masalah itu berani jujur. Sayangnya, hidup ini tak jauh dari kepentingan-kepentingan yang tak bisa luput dari manusia. Bahkan, kepentingan itu menjadi tujuan beberapa manusia. Apakah kepentingan Roland adalah memiliki Yuni dan melindunginya, pikir Shelina. Apa yang dimiliki perempuan itu sampai dua pria dalam hidupku tertarik padanya? “Kau dan Yuni punya persoalan seperti Abizhar dengannya, kah?” Shelina memperhatikan raut wajah Roland yang pucat pasi. Pria itu membutuhkan beberapa waktu hingga akhirnya menggeleng. Peluh membasahi dahinya padahal suhu di rumah Shelina cukup dingin. “Kau tahu aku bukan pemaaf, kan, Roland,” sahut Shelina datar. “Kalau aku sampai tahu kau punya hubungan dengan perempuan murahan itu, aku tidak segan membuatmu menyesal. Kau sudah lihat Abizhar, betapa menderitanya dia hidupnya sekarang. Dia bergelimang harta tapi tidak akan bisa bahagia selama
Read more

38

Di depan suaminya dia berkilah dia punya rapat penting dengan investor, namun sebenarnya dia ditelepon Leo. Pemuda itu sebenarnya tidak enak mengajak Shelina sesuai dengan jadwalnya, namun Leo menjelaskan bahwa dia akan ikut ujian masuk uni, yang ditanggapi senang oleh Shelina karena anak itu punya keinginan untuk belajar. Leo kemudian memberitahu Shelina terkait Roland yang senang mampir ke Panti Asuhan itu. “Saya meretas ponselnya semalam, dan punya akses untuk menyadap saluran ponselnya. Ada perbincangannya dengan Rafi pria yang waktu itu foto sama Anda..” Leo mengangkat bahu. “Kau punya rekamannya?” “Ini.” Leo menyodorkan flash disk pada Shelina. “Anda juga bisa melakukannya. Nanti akan saya berikan salinan link agar Anda bisa mendengarnya langsung. Saya tidak bisa ke sini terus, karena saya harap saya diterima di uni yang saya apply dan saya ingin fokus.” “Benarkah?” tanya Shelina ragu. “Tentu tidak, dengan uang
Read more

39

“Apakah kau sudah sehat, Shelina?” tanya Abizhar suatu malam. Dipandanginya Shelina yang masih sibuk dengan ponselnya, mengecek pekerjaan bawahannya. “Kalau sudah, bagaimana jika kita punya anak lagi?” Deg. Shelina merasa jantungnya berdebar lebih kencang. Dimatikannya ponselnya. Dia menoleh pada Abizhar yang telentang di sebelahnya. “Anak?” ulang Shelina seakan dia tidak mendengar apa yang dikatakan suaminya barusan. “Ya, anak,” jawab Abizhar memberi kepastian. “Kali ini aku tidak meminta anak laki-laki darimu. Perempuan juga tak apa.” “Kenapa tiba-tiba kau ingin anak?” “Kenapa tidak?” Abizhar balik bertanya. Dia memandang heran istrinya. “Kau tidak punya anak dariku?” Shelina diam saja. “Aku tidak akan memaksa jika kau belum siap.” Bukan Shelina tidak siap. Dia ingin sekali punya anak, mengurus bayi mereka dan membesarkannya, namun bagaimana dengan Abizhar? Jika ada anak, dan anak itu bukan laki-laki, bukankah Abizhar akan tetap bers
Read more

40

Ibu Lila memang kurang ajar, pikir Shelina jengkel. Kini kuingat apa yang terjadi sebelum kecelakaan itu. Saat itu sebenarnya aku sudah tahu rahasia Yuni bahwa dia anak haram Bu Lila dengan.. siapa? Jika anak itu anak suami Bu Lila yang tak lain ayah angkat Abizhar, tidak mungkin Yuni dibuangnya ke Panti. Ya, dibuang, kan? Ketika seorang ibu menaruh bayinya di tempat yang bukan di sisinya, itu sama saja membuang anak, kan? Selama ini Shelina berpikir dia lebih licik daripada ibu mertuanya, namun jika betul Bu Lila yang membuatnya celaka, itu artinya Bu Lila punya hati iblis dan orang seperti itu bisa menghalalkan segala cara untuk menyingkirkan Shelina. Tidak, Shelina tidak mau kalah dari perempuan tua itu. Shelina harus lebih pintar. “Kau tak usah takut padaku, Roland,” kata Shelina meyakinkan temannya. “Berarti kau tahu kan, aku tidak bermaksud menyakiti Yuni. Semua itu ulah ibu mertuaku. Katakan padaku di mana Yuni sekarang, barangkali aku bisa membantunya.”
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status