Home / Pernikahan / Suamiku Mencintai Wanita Lain / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Suamiku Mencintai Wanita Lain: Chapter 41 - Chapter 50

70 Chapters

41

Jantung Bu Lila berdegup kencang saat dia melihat Shelina duduk di ruang tamu rumahnya. Shelina dengan santai menurunkan majalahnya, dan tersenyum. “Hai, Ibu Mertua,” sapanya dengan senyuman menyebalkan.“Shelina! Mana sopan santunmu pada ibu mertuamu?!” tegur Bu Lila marah. Tentu dia kaget melihat menantunya ada di rumahnya. Seingatnya, tidak pernah Shelina mampir ke rumahnya jika tidak diundang. Menantunya yang sombong itu tidak pernah mengakrabkan dirinya dengan Bu Lila, sehingga kehadirannya di rumah Bu Lila membuatnya kaget sekaligus heran. “Dengan siapa kau kemari? Abizhar?”“Tidak, dia masih di kantor,” jawab Shelina, berdiri dan mendekati Bu Lila. Dihadapinya ibu mertuanya dengan tatapan tajam. “Saya ke sini untuk membangun hubungan baik dengan ibu suami saya. Boleh, kan?”“Kau bukan manusia yang beramah-tamah seperti itu. Kau sama dengan ibumu, yang angkuh dan sok berkelas,” kata Bu
Read more

42

“Nyawanya berada di antara hidup dan mati, Shelina. Tolong maafkan dia. Aku merasa, dia tidak bisa kembali normal seperti dulu, sebab dia belum memperoleh maaf dari kau.” “Aku tidak percaya hal semacam itu, Roland. Dia bisa sembuh jika kita memberikan fasilitas yang lebih baik, bukan karena aku memaafkannya,” jawab Shelina dingin. “Kapan kau berencana untuk memindahkannya? Dia tidak bisa berada di sini terus. Dan jika ketahuan, kau bisa dilaporkan Abizhar atas tuduhan pencurian jenazah, atau lebih tepatnya penculikan.” “Aku tidak melakukan tindak pidana apapun, Shelina. Aku menolong Yuni agar dia bisa selamat.” “Roland, kita sudah lama bersama, aku tidak sebodoh itu. Aku yakin kaulah yang berencana menipu Abizhar untuk membuat Yuni seolah-olah mati.” “Itu benar.” “Kita bisa memikirkan hal itu nanti, tapi sekarang kita harus bawa dia ke tempat yang lebih aman.” “Di mana itu, Shelina?” Dihelanya napas panjang. Tidak pernah kusang
Read more

43

Shelina tidak mau menjelaskan apapun selain memberitahu perihal perselingkuhan Abizhar dengan Yuni. Di ruang pemeriksaan dia mengangkat dagunya tinggi-tinggi, yakin pada dirinya yang tidak salah.  “Kalau saya niat mengambil nyawanya, ngapain saya juga yang celaka? Anda bisa tanyakan pada pihak rumah sakit seberapa fatal kecelakaan itu merusak otak saya sampai saya lupa ingatan!” kata Shelina keras. “Anda bilang Anda lupa, bagaimana bisa Anda ingat apakah Anda melakukannya atau tidak?” Polisi balik bertanya. “Ya harusnya dia yang menyingkirkan saya. Yang namanya perebut suami, pasti inginnya istri sahnya yang enyah, kan?” jawab Shelina pantang mengalah. Tiga jam lamanya Shelina ditanya ini-itu di kantor polisi, tanpa pendamping. Abizhar yang diharapkannya menunggunya di sana, boro-boro datang. Shelina dapat membayangkan Abizhar yang dihibur dalam rangkulan ibunya. Menjijikkan! Roland-lah yang datang. Dia memberi pernyataan bahwa dia orang yang cuk
Read more

44

Shelina tidak mengindahkan pertengkaran ayahnya dengan ibu Abizhar. Dia berjalan ke kamarnya, diikuti Abizhar yang membuntutinya. Abizhar memohon-mohon padanya untuk mengubah pikirannya. Pria itu bahkan mengingatkan Shelina bagaimana dia ingin rumah tangga yang normal dengan Shelina. Raut wajah Shelina menunjukkan kekesalannya. Dia tidak senang dengan Abizhar yang mengemis seperti itu. Shelina merasa perutnya melilit dan dia ingin muntah melihat sikap Abizhar yang lemah. Untuk mengalihkan perhatiannya dari Abizhar yang memohon seperti orang kesakitan, Shelina mengawasi Bibi yang mengeluarkan pakaian Abizhar satu per satu dari lemari. Dada Shelina masih terasa sesak, dipenuhi rasa sedih dan amarah. Ya, dia sedih, mengapa nasibnya begitu merana mencintai pria yang tidak ada harganya macam Abizhar. Abizhar tidak berguna dan tidak bisa diharapkan! Bisa-bisanya dia memilih ibu angkatnya daripada istri yang mendampinginya selama ini! Brengsek kau, Abizhar, maki Shelina set
Read more

45

“Jangan telepon aku lagi!” Terdengar suara bentakan Shelina di ponselnya. “Aku dan kau sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi selain rekan kerja. Itu pun juga takkan lama lagi, sebab aku tidak sudi menjadikan kau sebagai kontraktorku lagi! Kau ngerti? Enyahlah dari hidupku, Abizhar!” “Kau masih jadi istriku, Shelina!” jawab Abizhar sama kerasnya. “Aku tidak peduli kau benci aku atau tidak, kau tetap istriku, dan aku wajib untuk memperbaiki rumah tangga kita!” “Istri? Rumah tangga? Cih! Aku tak mau lagi jadi apapun dari hidupmu! Hubungan ktia berakhir! Adios! Bye!” Mengubah Shelina menjadi sosok Shelina yang dulu, yang mencintainya dan siap memberikan apapun untuknya tidaklah hal yang mudah lagi bagi Abizhar, terlebih setelah dia menunjukkan sisi munafiknya sebagai suami. Ya, munafik. Mulutnya bilang ingin punya rumah tangga dengan Shelina, namun kenyataannya dia membiarkan istrinya dijemput polisi walaupun bukti yang dimiliki ibu Abizhar tidak kuat.
Read more

46

“Berhentilah meneleponku lagi, Abizhar!” Didengarnya Shelina membentaknya di speaker ponselnya. “Atau aku betul-betul akan membuat kau menyesal!” Saban hari kerinduan Abizhar semakin besar terhadap Shelina. Dia yang mabuk tidak bisa menahan diri untuk menelepon Shelina, yang dia tahu pasti membuat Shelina marah, tapi tak apa. Abizhar dari dulu egois, selalu memikirkan dirinya sendiri. Mau Shelina marah, dia tidak peduli, asalkan dia bisa mendengar suara wanita itu. Setelah sambungan ditutup, ponsel Abizhar berdering. “Jasad Yuni belum ditemukan juga?” Abizhar menggeram kesal. Dia mendapat kabar dari detektif yang disewanya bahwa belum ada kemajuan dalam proses pencarian jasad Yuni. Orang-orang sekitar makam memercayai bahwa seseorang mencuri tubuh Yuni untuk alasan spiritual. Abizhar tidak percaya dengan hal-hal semacam itu. Entah siapa yang merencanakan hal ini. Dengan dia tidak serumah lagi dengan Shelina, dia tidak bisa memantau aktivitas istrinya
Read more

47

Amarah Shelina tak hentinya menghantuinya. "Kau secara terang-terangan berpihak pada ibumu untuk menghancurkan aku." Seandainya saja Abizhar punya tombol untuk memutar waktu, maka akan dilarangnya ibunya melaporkan istrinya. Sayangnya sekarang dia hanya menunggu waktu. Waktu untuk didepak dari hidup istrinya.Abizhar tidak ingin siapa pun menemuinya kecuali Shelina. Pikirannya kacau selama Shelina belum memaafkannya. Dengan keadaan hatinya yang amburadul, ibunya tak kunjung menenangkannya, malah Bu Lila semakin menambah beban pikirannya dengan tetap berada di dekatnya.Bukan Abizhar durhaka. Dia senang ada ibu yang peduli padanya, yang ada di saat dia terpuruk, tapi di sisi lain dia cukup menyadari bahwa semua hal buruk yang terjadi padanya sekarang adalah disebabkan keegoisan ibunya. Ya, keegoisan ibunya
Read more

48

"Kita harus mengubah rencana kita," kata Shelina saat menelepon Roland. Dia keluar dari ruang praktik Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan. Akhir-akhir ini dia merasa lelah dan haidnya tak kunjung datang. Hasil test pack menunjukkan dua garis, tapi karena masih tidak yakin, dia melakukan cek di rumah sakit dan dari tes darah serta USG, saat ini dia memang mengandung.Mengandung anak Abizhar. Hal yang paling tak diinginkannya saat ini.Rumah tangganya berada di ujung tanduk dan dia sudah siap untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Agama dalam waktu dekat. Kekecewaannya terhadap suaminya lebih besar daripada rasa cintanya. Niatnya dia akan mengembalikan Yuni pada Abizhar dan ibunya setelah bercerai, tapi hal itu takkan terjadi jika Abizhar tahu bahwa dia hamil.Aku buk
Read more

49

"Ibuku harus menderita karena ibumu merebut kekasihnya. Ya, Pak Edward seharusnya menikah dengan ibuku, tapi ibumu yang gatal itu..."Dan terjadilah ribut hingga kejar-kejaran mobil itu. Ya Tuhan. Selama ini aku menyalahkan Yuni karena telah menjadi penyebab kecelakaan itu, padahal... aku lakukan itu untuk diriku sendiri! Lebih baik aku mati daripada Abizhar dan Papa tahu aku telah berselingkuh dengan suami Gadis!"Apa kau ingat, Shelina?" tanya Yuni kemudian.Di hadapan perempuan itu Shelina menggeleng. "Hal itu sudah tidak penting lagi," kilahnya. "Sekarang, Abizhar mencarimu dan dia takkan menyerah menggangguku sampai aku memberitahunya. Nah, karena aku sudah membantumu hidup lagi, apa kau ingin membalas kebaikanku?""Apa yang kau inginkan?""Aku ingin kau bertemu lagi pada Abizhar dan Bu Lila. Terserah jika setelah itu kau memilih Roland, tapi aku ingin kau menampakkan dirimu lebih dulu.""Itu saja? Kenapa kau lakukan itu? Bukankah kau alergi setiap aku dekat dengan Abizhar?""Aku
Read more

50

"....Aku masih suamimu."Abizhar memperhatikan Shelina dari atas sampai bawah. Dia merasa rindu pada perempuan ini. Ingin sekali diciumnya rambut Shelina yang basah. Abizhar mau menikmati perempuan ini, tapi melihat keletihan di mata perempuan itu, birahi Abizhar menurun begitu saja.Nafsu itu berubah menjadi iba, namun tak ditunjukkannya. Dia kembali pada tujuannya untuk menanyai perihal Yuni."Lalu kau mau apa?" tanya Shelina lesu. "Aku sudah bilang aku tidak tahu, kan?""Aku tidak percaya.""Terserah kau saja. Kau tidak dapat informasi apa-apa juga dengan kau di sini," sahut Shelina datar. "Oh ya satu lagi. Aku tahu selain Yuni, kau juga mendekatiku agar aku tidak membatalkan kerjasama perusahaan kita. Karena itu aku tidak jadi melakukannya."Satu alis Abizhar menaik. "Kau serius? Apa yang terjadi padamu? Apa kau kesambet petir hingga kau berbaik hati pada suamimu yang brengsek ini?"Shelina mengulum senyum masam. "Aku berpikir untuk meninggalkan perusahaan."Aku ingin melupakan se
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status