Home / Pernikahan / Suamiku Mencintai Wanita Lain / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Suamiku Mencintai Wanita Lain: Chapter 11 - Chapter 20

70 Chapters

11

Berada di rumah terus-terusan membuat Shelina tersiksa. Setiap dia punya kesempatan untuk melamun, dia jadi teringat Yuni perempuan menyebalkan itu. Suatu malam, dia memberitahu Abizhar bahwa dia sudah siap bekerja di kantor. Abizhar menaikkan satu alisnya. “Kau yakin? Dokter bilang kau seharusnya beristirahat di rumah, setidaknya sampai semua obatmu habis,” kata Abizhar mengingatkan. “Jangan dipaksa. Kantormu juga tidak akan tutup toh selama kau di rumah.” “Aku tidak bisa sembuh jika gelisah terus,” jawab Shelina lirih. “Apakah aku bisa melarangmu, Shelina?” Shelina menatap Abizhar dengan kaget. Baru disadarinya dia jarang sekali meminta persetujuan dari suaminya. Selama ini dia melakukan apa yang dia sukai tanpa mempertimbangkan apa yang diinginkan suaminya. Aneh, pikir Shelina. Dulu aku tidak suka dikekang, terlebih diatur oleh suamiku. Mengapa sekarang aku malah merasa lebih aman jika aku mendengar keputusannya? Apakah aku sudah mulai bisa
Read more

12

Dibukanya map itu. Terdapat foto-fotonya tanpa memakai busana. Tidak hanya dirinya. Tampak seseorang memeluknya dari belakang. Wajah orang itu tak terlihat jelas. Hanya tangannya yang melingkari pinggang Shelina yang telanjang. Dari tangannya, itu bukan tangan Abizhar. Shelina dikejutkan dengan suara dering ponselnya. Ada telepon dari nomor tak dikenal. Diangkatnya dengan hati-hati. “Siapa ini?” “Berikan lima ratus juta atau foto-foto Anda akan tersebar.” “Siapa pikirmu sampai berani mengancam saya,” sahut Shelina dingin. “Kau pikir, saya takut?” “Apakah Anda ingin suami Anda tahu soal perselingkuhan Anda? Atau ayah Anda, barangkali?” “Siapa kau sebenarnya?” “Anda akan tahu setelah Anda berikan uang pada saya.” Bukannya takut Shelina justru tertawa jengkel. “Kau bisa bermimpi. Kau pikir, di jaman yang lagi susah seperti ini, mudah bagi saya untuk memberikan lima ratus juta untuk foto yang tidak saya ketahui keasliannya?
Read more

13

Sejak Shelina menjadi direktur utama di perusahaan properti ayahnya, dia selalu bersikap tenang dan menegakkan cara pikir yang rasional. Jarang sekali dia melewati rapat penting kecuali dia dalam keadaan sakit, namun sejak dia mendapat ancaman itu, dia merasa takut serta mudah gemetar. Dia meminta sekretarisnya saja yang mencatat apa-apa saja yang penting pada rapat. Dia tidak bisa menghindari serangan gugup itu meski dia sudah berusaha keras untuk mengalihkan pikirannya. Sial, kecelakaan itu telah membuatnya jadi tidak tenang. Dia kesulitan untuk mengendalikan emosinya. Getaran di ponselnya berhasil membuatnya sesak napas. Si pengancam terus-terusan menelepon, menagih uang yang dia janjikan. Shelina tidak bisa begitu saja memberikan uang sebanyak itu pada orang yang dia tidak ketahui. Selain itu, dia perlu jaminan bahwa si pengancam tidak akan menyebarkan foto-foto panas itu ke media. Aku tidak bisa biarkan Roland mengurus ini sendiri, pikir Shelina bergegas
Read more

14

Jika Shelina tidak mengangkat telepon, biasanya Abizhar menelepon asisten istrinya. Roland memberitahunya bahwa Shelina akan pulang terlambat hari itu. Kebetulan, pikir Abizhar. Hari ini sepertinya berkah untukku. Abizhar menelepon seseorang untuk masuk ke ruangannya. Perempuan yang masih muda itu tersenyum-senyum padanya. “Kau tahu apa yang harus kau lakukan, kan?” bisik Abizhar penuh maksud. Perempuan itu mengangguk, mendekati Abizhar dan berlutut di depan Abizhar. Tak lama kemudian terdengar suara desahan dalam ruangan itu. Hal itu sudah terjadi sejak dia menikah dengan Shelina. Dia mendapat kepuasan itu dari Yuni. Sebelum kecelakaan itu, Shelina tidak pernah gagal membuatnya sampai ke puncak kenikmatan, akan tetapi ada yang mengganjal di hatinya. Mau sehebat apapun Shelina melayaninya, dia tetap tidak merasa hal itu cukup. Fakta bahwa dia dibeli oleh keluarga istrinya membuatnya mudah murung dan  tidak percaya diri. Bahkan kepuasan yang diras
Read more

15

“Sekali pun aku memang berselingkuh, menurutmu aku takut padamu? Lucu, bukan? Kau mendapat informasi semacam itu dari selingkuhanmu?” Sudah kuduga pernikahan ini tidak akan harmonis, pikir Shelina pahit. Sudah kuduga aku tidak hidup di dunia khayal. Mana mungkin suami yang selama ini tak menghargaiku bisa mencintaiku dalam sekejap mata! “Sudahi saja perbincangan ini. Takkan ada ujungnya,” kata Abizhar lalu pura-pura tidur. “Kenapa sih, kau tidak pernah mengakui perselingkuhanmu? Padahal kan kita sudah sama-sama tahu baik-busuknya diri kita,” sahut Shelina heran. “Kau mengingatkanku pada seseorang di masa lalu. Dia sudah punya istri, bahkan anak, tapi dia tetap menginginkan kepuasan dari keponakannya sendiri.” Sontak Abizhar membuka kedua matanya. Apakah dia membicarakan Oom Surya, pikirnya. “Shelina, tadi kau bilang apa?” Shelina tersenyum pahit. “Bukan urusanmu. Sana tidur.” “Tentu urusanku kalau itu menyangkut dirimu. Kau istriku, in
Read more

16

Salah satu anak Oom Surya, Gadis, direktur di perusahaan baterai yang tiga tahun lalu didirikan olehnya dan Shelina. Perusahaan itu kini menjadi vendor unttuk perusahaan konstruksi milik keluarga Abizhar. Hari itu Gadis datang ke kantor Abizhar untuk berdiskusi soal harga baterai dengan tim Sales perusahaan Abizhar. Abizhar menyerahkan urusan negosiasi tersebut pada bawahannya. Gadis memberikan harga tinggi yang tidak bisa ditawar oleh karyawan-karyawan Abizhar. Alasannya mematok harga tersebut karena kurs dollar sedang naik, sementara barang-barang yang ia sediakan untuk perusahaan Abizhar diimpor langsung dari Cina. Gadis tak pernah suka pada Abizhar, namun keduanya harus terlibat dalam bisnis sejak Abizhar menikah dengan Shelina. Kedua keluarga tersebut telah bersepakat untuk bekerjasama dalam segala hal, termasuk penunjukkan vendor. Bisa saja Gadis menolak, tapi itu artinya dia harus dicap sebagai anak durhaka. Sama dengan Abizhar, dia ingin mencari vendor yang b
Read more

17

Shelina tidak punya firasat apa-apa hari itu. Pertengkaran di rumahnya sudah menjadi hal yang biasa. Malah, dia waswas jika Abizhar bersikap manis padanya, sebab pasti ada maunya. Tidak ada jalan keluar baginya dan Abizhar. Dia harus stagnan di tempat mereka berdiri sekarang. Pernikahan rupanya bukan hal yang mudah. Shelina pikir, dengan uang dan kekuasaan, kehidupan rumah tangganya bisa bahagia. Ternyata tidak ada hubungan kedua hal tersebut dengan keharmonisan rumah tangga. Dia tetap dilanda rasa sesak, memikirkan bagaimana nasibnya. Masa iya sih, harus bertahan di pernikahan di mana cinta itu sudah tidak ada? Apa mereka akan menua bersama dengan dasar kontrak yang mereka tandatangani? Sebelum jam makan siang, Shelina mendapat email dari Leo, berisi video rekaman CCTV di hotel. Semua video itu menampakkan Shelina dan seorang laki-laki. Dan dia… Rafi. Ya, aku tahu siapa dia. Ingatan Shelina kembali terbawa pada masa lima tahun lalu s
Read more

18

Perasaan bersalah itu masih menjalari hatinya. Dia tahu walaupun Gadis tampak tegar, pastilah dia sedih. Mana ada perempuan yang tidak sedih dan kecewa mengetahui suaminya bermain api dengan perempuan lain. Mana perempuan lain itu sepupunya sendiri!Shelina membandingkan hal itu padanya. Aku saja bisa menggila setiap Abizhar main sama Yuni dan wanita-wanita lain, pikir Shelina. Aku bisa membanting apa saja untuk menunjukkan kemarahanku. Gadis. Maafkan aku. Apa ya, yang bisa kulakukan untuk memberi gestur penyesalanku padanya?Shelina tidak ke ruang kerja Abizhar. Dia menunggu di salah satu ruang rapat di lantai yang sama dengan ruang kerja suaminya. Dibukanya kotak bekal itu. Ada nasi goreng putih dengan udang kecil-kecil. Telur dadar dan ayam goreng. Sedapnya.Tak lama kemudian, dia melihat Abizhar masuk ke ruang rapat. Dengan senyum tipis di wajahnya. Diajaknya istrinya duduk bersebelahan dengannya.“Tadi sepupumu datang.” Dia memberitahu. &
Read more

19

Bagaimana aku bisa mengingat semuanya, pikir Shelina murung. Aku tidak bisa mengontak Rafi karena Gadis sudah mengingatkanku untuk tidak melakukannya. Di ponselku juga tidak ada jejak-jejak kedekatanku dengan Rafi. Sudah kucari di galeri, pesan singkat, email, dan hasilnya nihil. Apa benar aku berselingkuh tanpa bukti seperti ini? Roland yang seharusnya tahu semuanya pun tidak bisa bantu apa-apa.Setiap aku mengingat Rafi, tak ada yang berubah dalam diriku. Jantungku berdegup seperti biasa. Aku tidak merasakan apa-apa. Apakah mungkin seseorang berselingkuh tanpa melibatkan rasa sama sekali? Sepertinya tidak mungkin. Malah sekarang aku ingat Oom Surya meski hanya ada kebencian ketika aku mengingatnya.Apakah terhadap Rafi, aku tidak cinta maupun benci?Shelina pulang lebih dulu malam itu. Rumahnya kosong melompong. Setelah mandi dan mengganti pakaian, dia ke ruang kerja. Diambilnya sebuah foto dari laci. Dilihatnya foto itu sambil duduk di sofa. Pada fot
Read more

20

“Bi, menjadi donatur bukan hal yang buruk, kan?” tanya Shelina memerlukan kepastian dari Abizhar. “Tentu tidak! Kau kan sudah besar, sudah tahu mana yang baik dan tidak. Menurutmu, membantu anak-anak yang membutuhkan, itu bukan hal baik?!” Abizhar balik bertanya. “Shelina, kalau kau mau beri, berilah. Berilah selama kau punya sesuatu untuk diberi.” “Jawab pertanyaanku. Apakah kau lebih menyukai Yuni karena dia mau direpotkan mengurus yayasanmu?” “Aku tidak mau membahasnya. Ini sudah malam, dan dia juga sudah tidak ada,” jawab Abizhar mengelak. “Kenapa tidak kau jawab saja? Mau sampai kapan kau lari dari kenyataan?” Mata Abizhar membesar dituding begitu. “Oke aku jawab. Ya, aku suka padanya karena dia memiliki hati yang baik. Kau dengar? Dia punya hati yang baik. B-A-I-K. Dia mau mengerahkan segala tenaga dan pikirannya untuk membantu anak yatim-piatu,” katanya tegas. “Untuk bagian membantu anak yatim-piatu aku setuju, tapi untuk bagian
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status