Home / Romansa / Lidah Menantu / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Lidah Menantu: Chapter 51 - Chapter 60

83 Chapters

Bab 51 (season 2.7)

"Bu, Bagas masih penasaran dari tadi. Apa bener Ibu punya bukti dan saksi atas kejahatan Paklek Bimo? Seingat Bagas Ibu pernah bilang, kan kalau susah mau menuntutnya. Wita memandang dengan tatapan heran. Bingung mungkin karena Bagas memanggil Pak Bimo dengan sebutan Paklek. "Sebenarnya Ibu hanya mencoba menggertak Paklekmu itu. Ternyata nyalinya masih seperti dulu. Dasar pengecut! Nyali seujung kuku sok mau maling!" ujar Ibunya Bagas dengan nada sedikit emosi. "Bu, ini …maksudnya apa? Kenapa Ibu menyebut Pak Bimo, Bapaknya Dini dengan sebutan Paklek? Wita bingung nih, Bu?!" tanya Wita penasaran. "Eh iya, Ibu lupa jelasin sama kamu, Nduk! Jadi, ternyata Bapaknya Dini itu adalah adik tiri ayahnya Bagas. Dia itu dulunya sudah mengambil tanpa izin seluruh warisan untuk ayahnya Bagas. Ibu pernah cerita, kan sama kamu Nduk, yang Ibu harus bersusah-payah mencari uang untuk Bagas sampe menahan lapar. Itu semua karena dia. Tapi, Alhamdulillah, Ibu berhasil mengambil sebagian warisan yang
Read more

Bab 52 (season 2.8)

Ternyata tetangga depan rumah, Bu Leli yang datang. "Mana Imron?" tanya Bu Leli tanpa basa-basi atau ngucapin salam. "Ada di dalam. Emang Bu Leli ada perlu apa sama Imron?" tanyaku penasaran. Jujur aku benar-benar heran tiba-tiba Bu Leli ke sini nanyain Imron. Karena semenjak Dini kami antar waktu itu, Bu Leli tak pernah memijakkan kakinya di rumahku. "Saya mau ngomong, penting! Dah, cepat panggil Imron!" ucapnya dengan nada memerintah. "Bentar saya panggilkan, silahkan masuk, Bu!" ajakku. Bu Leli langsung masuk dan duduk di sofa. Aku segera menuju dapur untuk memanggil Imron. "Im, ada Bu Leli," ucapku. Imron mengernyitkan dahinya. Dia menghentikan tangannya yang akan mengambil nasi. "Tumben, Mak!" ujar Imron heran. "Iya, Mak juga heran. Tapi, pas Mak nanya tadi katanya mau ngomong penting sama kamu!" jawabku. Imron segera berdiri dan melangkah ke depan. Aku menyusul di belakangnya. "Bu Leli, ada apa, Bu?" tanya Imron sembari duduk. Aku pun ikut duduk di sebelah Imron."Im,
Read more

Bab 53 ( season 2.9)

"Lagi di mana?! Kamu ndak papa kan, Le?! tanyaku cemas karena mendengar suara Imron yang panik. "Ndak, Mak. Imron gak papa! Cuma sekarang Imron lagi di rumah sakit.""Hah! Apa? Kamu kenapa toh, Le?" tanyaku lagi. Hatiku dilanda kecemasan. Pikiranku sudah berkelana yang tidak-tidak. Ya Allah lindungi anakku. "Mak, tenang! Mak minum dulu!" Abil menyodorkan segelas air kepadaku. "Biar Abil yang ngomong, Mak!" Aku langsung menyodorkan hapeku. "Im, ni aku Abil. Kamu lagi dimana?" Kulihat Abil menganggukkan kepalanya. Entah apa yang mereka bicarakan aku pun tak tau. Pikiran dan hatiku sudah tidak karuan. "Oh gitu, ya sudah nanti aku yang ngabari ke Ibunya sekalian nanti bareng Mak juga kesana," ucap Abil di telepon. "Oke, kamu urus gih di sana! Kami langsung otw ya!"Abil menyudahi percakapannya dengan Imron. Dan menyodorkan kembali hapeku. "Imron kenapa, Bil?" tanyaku dengan nada cemas. Abil tersenyum memandangku kemudian menggenggam tanganku. "Imron gak papa, Mak!""Tapi tadi bi
Read more

Bab 54 ( season 2.10)

Bibirnya terantuk ke bagian belakang kursi Abil. Yah, sedikit jontor dan merah. Mungkin ini peringatan kali ya dari Allah agar mulut itu dijaga sedikit jangan terlalu julid ke orang. "Kamu gimana sih, Bil?! Memble nih bibir saya!" sungut Bu Leli sambil meringis menahan sakit di bibirnya. "Maaf, Bu gak sengaja. Tiba-tiba aja ada kucing lewat. Spontan saya langsung ngerem," jelas Abil sambil berusaha untuk tidak tertawa. Kemudian Abil kembali melajukan mobil dengan kecepatan sedang. "Maaf …maaf! Kebangetan kamu!" gerutu Bu Leli"Ya sudah! Jadi Ibu maunya apa?" tanya Abil. "Kamu harus tanggung jawab!""Tanggung jawab apa?" tanya Abil kebingungan. "Yah …tanggung jawab karena kamu sudah buat bibir saya sakit," jawab Bu Leli. "Jadi, Bu Leli mau berobat. Ya udah sekalian nanti pas di rumah sakit kita cek.""Gak, saya gak mau tanggung jawab itu, yang lain saja!""Yang lain …? Yang lain itu maksudnya gimana ya, Bu?""Saya mau kamu belikan bubur ayam kalau udah sampe di rumah sakit nanti!
Read more

Bab 55 ( season 2.11)

Dokter itu memeriksa Lastri dengan raut wajah serius. Aku masih memperhatikan Bu Leli yang masih menatap dokter tersebut. "Alhamdulillah Mbak, gak ada luka serius. Bisa langsung pulang hari ini!" ujar Dokter itu. "Makasih ya, Dok!" ucap Lastri. "Sama-sama. Nanti jangan lupa tebus obatnya ya, biar cepat kering lukanya."Lastri menganggukkan kepala tanda mengerti. Dan tak berapa lama dokter pergi meninggalkan kami. Lastri kemudian menatap Ibunya yang masih fokus ke arah Dokter itu. "Bu, Ibu kenapa sih?! Dokternya risih tuh diliatin melulu!" ucap Lastri sebal. "Haduh Lastri …ganteng banget dokter itu. Ibu kok ya jadi kepingin …""Ibu! Apaan sih?!" bentak Lastri. "Ah, kamu ganggu aja! Beneran Las, Ibu naksir sama tuh dokter."Aku mengernyitkan dahi mendengar ucapan Bu Leli. Naksir …gak salah tuh. Umur udah mau kepala enam juga kok ya naksir berondong. Pusing juga tuh dokter, kok bisa-bisanya ditaksir sama mak-mak. "Ibu, ingat umur! Udah bau tanah juga! Mikir pintu kubur sudah d
Read more

Bab 56 (season 2.12)

"Abil …!"ucapku tak percaya. "Kamu kurang ajar ya! Berani kamu nampar saya! Saya ini orang yang lebih tua! Harusnya kamu hormat sama saya!" teriak Bu Leli yang membuat kami jadi pusat perhatian orang-orang di rumah sakit ini. "Saya akan menghormati orang yang pantas dihormati tapi itu bukan Ibu! Mulut Ibu itu udah keterlaluan! Seenaknya saja memfitnah dan mencaci-maki Imron sekeluarga! Noh, dikamar mandi ada cermin. Silahkan bercermin dulu, apakah pantas Ibu dihormati! Dan satu lagi, kalau Ibu masih buat masalah dengan saya dan keluarga Mak, saya gak segan-segan melaporkan Ibu ke polisi! Ini sudah pernah saya bilang juga sama Ibu, kan?! Sekali lagi …ingat sekali lagi, saya pastikan Ibu nginap di penjara!" ujar Abil penuh emosi. Aku tidak menyangka Abil menampar Bu Leli. Tapi baguslah. Mewakili aku yang memang sudah geram dengan kelakuannya Bu Leli. "Nabila, udah Dek! Kita ke ruangan Mas aja yuk!" ajak Riza. Kami beranjak pergi menuju ruangan Riza, sedangkan Bu Leli masih terman
Read more

Bab 57 (season 2.13)

Kami bertiga tidak menanggapi pertanyaan dari orang tersebut yang ternyata Erik. Malas rasanya harus berurusan dengan dia. "Yuk, Mak masuk!" ajak Abil. Aku menganggukkan kepala. Baru saja aku menaiki mobil dan Abil menyusul, Erik kembali memegang bahu Abil. Abil membalikkan badan, menatap tajam pada Erik. Imron yang sudah masuk ke mobil kembali keluar. "Kenapa buru-buru? Kita belum bertegur sapa! Kok main pergi saja?!" ucap Erik"Kami gak ada urusan dengan kamu, Bung. Jadi mending kamu juga gak usah ganggu kami!" ujar Imron. "Siapa kamu? Berani-beraninya ngelarang saya! Terserah saya dong, mau ngapain?!" timpal Erik lagi. "Kamu tuh gak ada kapok-kapoknya ya! Berhenti ganggu kami! Muak lihat mukamu itu!" umpat Abil. "Kamu …masa bisa muak lihat mukaku yang ganteng ini? Bukannya kamu malah terpesona ya?" Erik mengedipkan sebelah matanya. "Hiiy …najis," ucap Abil sambil mengedikkan bahunya."Jangn bilang najis, nanti kamu malah jatuh cinta sama saya, Nabila Saraswati yang tambah men
Read more

Bab 58 ( season 2.14)

Pov Author"Pak, kita gak bisa diam gini saja, Pak! Ludes semua harta kita kalau begini caranya!" gerutu Bu Ratna. Pak Bimo hanya diam mendengar ocehan istrinya sambil sesekali memijat pelipisnya. Setelah kepulangan Bu Erna dan rombongan, istrinya tidak berhenti mengoceh. Pak Bimo tidak tau harus melakukan apa lagi. Pikirannya benar-benar buntu. Daripada dia harus masuk penjara, biarlah hidup biasa saja. Tapi ocehan dan gerutu istrinya, Bu Ratna menambah beban pikirannya. Pak Bimo tau istrinya dan Dini memang tidak pernah hidup susah. Selama ini mereka sudah nyaman hidup bergelimang harta. Namun dia bisa apa. Harta yang mereka nikmati memang bukanlah hak mereka. Jadi wajar saja, jika sewaktu-waktu akan diambil pemiliknya. "Pak …denger gak Ibu ngomong?! Kok cuma diam saja dari kemarin! Usaha, Pak …usaha!" Kembali Bu Ratna mengoceh. Pak Bimo menghela napas kasar. Dia kemudian menatap istrinya yang tengah duduk di hadapannya itu. "Bu, Bapak bisa usaha apa? Ibu mau, Bapak masuk penjara
Read more

Bab 59 (season 2.15)

Imron melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Abil masih fokus ke gawainya, membalas pesan kliennya kalau dia akan datang sedikit terlambat. Setelah urusannya selesai, Abil menatap ke arah Imron. "Kenapa ngeliatinnya gitu? Terpesona ya?" goda Imron sambil menggerakkan alisnya. "Apaan sih?" Abil tersenyum kecil dan mengalihkan pandangannya lurus ke depan. "Bil, kamu …mmm sabar nunggu, kan?""Nungguin apa?" tanya Abil pura-pura tidak mengerti. "Nungguin aku! Soalnya, kan urusan perceraian aku belum selesai. Aku kuatir kamunya merasa dipermainkan! Belum lagi anggapan orang kalau kamu itu pelakor! Aku benar-benar gak enak jadinya sama kamu!"Abil kembali menatap Imron sambil tersenyum. "Aku kan udah bilang dari awal, kalau aku bakal nungguin kamu sampe kapan pun, karena aku udah yakin sama hati aku dan juga sama kamu, Im! Masalah orang mau bilang aku pelakor atau apa terserah mereka saja, yang tau sebenarnya kan kita. Yah, hitung-hitung nimbun pahala aja kalau mereka ngomongin aku, t
Read more

Bab 60 ( season 2.16)

"Ish …sama siapa?! Dari tadi kok plin plan gitu!" bentak Abil. "Saya disuruh sama temen saya, Rizal!" jawab pengemudi itu. "Rizal …?" Abil dan Imron menyebutkan nama Rizal secara bersamaan. Mereka berdua saling berpandangan. "Im, kamu kenal yang namanya Rizal?" tanya Abil. "Gak, kamu?" Imron balik bertanya. Abil menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Lalu Abil beralih menatap pengemudi itu. "Kami gak kenal yang namanya Rizal jadi kamu gak usah bohong!" cecar Abil. "Beneran, Mbak! Saya diminta tolong sama teman saya Rizal buat ngikutin Mas ini!" tunjuk pengemudi itu ke arah Imron. "Hah! Ngikutin aku?!" Imron bertanya dengan wajah terkejut. "Apa urusannya Rizal itu nyuruh kamu ngikutin Imron?' Kembali Abil bertanya. "Saya gak ngerti, Mbak saya cuma disuruh temen. Katanya dia penasaran siapa sebenarnya lelaki yang sekarang dekat sama Lastri!""Lastri …?" Kembali Abil dan Imron berbarengan menyebut nama Lastri. "Apaan sih? Jadi bingung aku!" Imron menggaruk-garuk kepalanya. "
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status