“Sepertinya aku masuk angin,” jawab Bianca. “Perjalanannya jauh.”Putra mendengus sebel menanggapi, “Jauh? Katamu dekat!” Betapa kesal pemuda itu, tapi apa yang harus dilakukan? Hari juga sudah gelap, mustahil untuk kembali ke Jakarta.“Ayo,” ajak Putra sembari mengulurkan tangan. Bianca meraih tangannya, berjalan dengan menyandar di bagian samping tubuh Putra. Diam-diam Bianca bernafas lega, secarik senyuman hadir di wajah secara singkat. Kini, apa yang ia butuhkan hanyalah menahan Putra selama mungkin sampai Robert merasa senang dan melupakan amarah yang disebabkan entah oleh apa.Memikirkan Robert membuat Bianca memutar bola mata, bosan. ‘Bisa-bisanya dia terus membuat aku melakukan hal seperti ini,’ eluhnya di dalam pikiran.Sementara itu, Candy menyimpan ponselnya kembali untuk menuju kamar. Gadis itu berharap untuk bisa berinteraksi dengan sang suami, tapi ternyata Robert sedang berada di d
Read more