Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 731 - Bab 740

2578 Bab

134. Tugas Negara

BRUSSHHHH !!!Sepasang tangan tiba-tiba saja keluar dari dalam tanah dan langsung mencengkram kedua kaki Jenderal Gandhi hingga mengejutkan semua orang yang ada ditempat itu, bahkan Jenderal Gandhi sendiri sangat kaget dengan hal itu.Brusshhh !!!Belum lagi hilang rasa terkejut Jenderal Gandhi, tiba-tiba saja tubuhnya sudah tertarik kebawah, ikut masuk kedalam tanah.Weerrrr !!! Weerrrr !!! Weerrrr !!! Weerrrr !!!Tempat itu bergetar dengan hebat, bahkan ;Buuumm ! Buuumm ! Buuumm ! Buuumm !Terdengar ledakan terjadi dari dalam tanah beberapa kali hingga membuat tempat itu semakin bergetar dengan hebat.Brusshhh !!! Brusshhh !!!Dua sosok itu mencelat keluar dari dalam tanah, salah satunya adalah sosok Bintang yang tampak bersalto beberapa kali diudara, lalu kemudian hinggap ditanah dengan sangat ringannya. Anehnya, walaupun baru keluar dari dalam tanah, tapi sedikitpun tidak ada kotoran tanah yang menyangkut dipakaian
Baca selengkapnya

134. Bagian 2

Rata-rata wajah mereka terlihat langsung pucat pasi melihat dahsyatnya benturan ledakan yang terjadi. Kabut asap tebal tercipta menutupi tempat itu, sehingga mereka tidak dapat mengetahui apa yang telah terjadi didalamnya. Semua terdiam menantikan apa yang terjadi selanjutnya, siapa pemenang dari pertarungan dahsyat itu. Kabut tebal yang menutupi tempat itu secara perlahan mulai sirna tertiup angin yang berhembus kencang ditempat itu, dan samar-samar terlihat dua sosok dibalik kabut asap tersebut, satu sosok masih berdiri gagah dan satu sosok lagi tampak terduduk dihadapan sosok yang tengah berdiri gagah tersebut. Semua mata membesar ketika sosok samar dibalik kabut asap itu mulai terlihat jelas. Sosok Jenderal Gandhi yang terlihat jatuh berlutut dihadapan sosok Bintang yang masih berdiri gagah. Darah terlihat bersimbah diatas tanah tepat dibawah sosok Jenderal Gandhi.Jenderal Gandhi kalah telak dalam pertarungan kali ini, terlihat keadaan Jenderal Gandhi yang benar-benar te
Baca selengkapnya

134. Bagian 3

Sosok Bintang berdiri mematung dibalik sebuah pintu kamar, memandang tak berkedip kearah didepan, dihadapan Bintang, berjarak sekitar 6 langkah, berdiri sosok Farah dengan menggodanya, dengan pakaian khas sari indianya. Farah terlihat tersenyum manis sambil mulai menggoyangkan tubuhnya didepan Bintang dengan sangat perlahan.Glekk...!!!Bintang meneguk ludah seraya memperhatikannya. Mata Bintang berbinar menyaksikan gaya dan aktrasi Farah. Dengan masih bergoyang, Farah mulai membuka sari India yang dikenakannya, satu demi satu sari India itu mulai lepas dari tubuh indahnya. Hingga kini Farah hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, Sambil terus menggoyangkan pinggulnya, perlahan Farah mulai melepas BH-nya, sehingga mencuatlah buah dada montoknya yang tadi masih terbungkus BH.Glekk...!!Kembali Bintang meneguk ludahnya. Dalam keadaan setengah bugil itu goyangan Farah semakin seronok dan menggoda. Kedua tangannya meremasi buahdadanya sambil pinggulnya
Baca selengkapnya

134. Bagian 4

WIJAYANAGARA adalah sebuah kerajaan besar yang berada di India Selatan yang berbasis di Dataran Tinggi Dekkan. Kesultanan ini dinamai dari ibukotanya, Wijayanagara. Di pimpin oleh Maharaja Harihara Raya. Saat ini Wijayanagara tengah menerapkan Siaga 1, bukan saja dikarenakan perang yang berkecamuk di antara kesultanan-kesultanan di dataran tinggi Dekkan, tapi juga dikarenakan sesuatu hal yang sangat mengkhawatirkan, dan kabar mengkhawatirkan ini sengaja tidak disebar luaskan ke khalayak ramai, karena Maharaja Harihara Raya tak ingin Wijayanagara dilanda kegemparan dan kepanikan.Sepertinya seperti malam-malam sebelumnya, Maharaja Harihara Raya kembali mengadakan rapat dengan seluruh petinggi dan pejabat istana Wijayanagara. Hadir juga dalam pertemuan itu, tuan Bukka Raya, Perdana Menteri kerajaan Wijayanagara, juga putri cantik jelita kebanggaan Wijayanagara, Putri Ahisma Raya yang sudah sangat terkenal kepintaran dan keje
Baca selengkapnya

134. Bagian 5

BERAWAL dari sayembara yang dilakukan oleh Sultan Ahmadnagar dari kesultanan Ahmadnagar yang ingin mencarikan jodoh untuk putrinya, Putri Jodhaa Rai”“Maaf dinda, siapa tadi nama putri sultan Ahmadnagar itu?” tanya Bintang cepat. Tapi tiba-tiba saja kedua mata indah Ahisma Raya menjelit kearah Bintang.“Apa kanda juga kenal dengannya ? atau jangan-jangan kanda ada hubungan lagi dengannya!” ucap Ahisma Raya dengan mata mendelik kearah Bintang. Hal ini membuat Bintang garuk-garuk kepalanya sendiri, padahal tidak gatal.“Tidak dinda, hanya saja kanda seperti pernah mendengar nama itu” ucap Bintang lagi seraya berusaha mencoba mengingat-nginat.“Putri Jodhaa Rai., siapa yang tidak mengenal putri yang katanya tercantik sejagat itu” ucap Ahisma Raya.“Ah, tapi istri kakak jauh lebih cantik” goda Bintang tersenyum. “Jodhaa Rai., Jodhaa Rai, Jodhaa Rai” ulang Bintang berkali-kali
Baca selengkapnya

134. Bagian 6

“Ini hadiah pemberian Kakanda Harihara Akbar sebelum kakanda berangkat untuk mengikuti sayembara itu kanda” ucap Ahisma Raya memberikan liontin bermata pemata hijau itu kepada Bintang. Bintang segera menerimanya.“Sudah berapa lama Kakanda Harihara Akbar menghilang dinda?”“Hampir 3-4 mingguan kanda” ucap Ahisma Raya lagi.“Aji terawang jagat bisa mencari seseorang yang baru hilang dinda, tapi mudah-mudahan masih bisa mendeteksi apakah Kakanda Harihara Akbar masih hidup atau...” ucap Bintang menghentikan ucapannya.“Tidak apa-apa kanda, paling tidak dinda tau keadaan Kakanda Harihara Akbar” ucap Ahisma Raya cepat, mengerti kenapa Bintang tak melanjutkan ucapannya.Mendengar hal itu, Bintang segera bangkit dari peraduan, lalu mengambil sikap semadi dengan menggenggam liontin bermata pemata hijau yang tadi diberikan Ahisma Raya. Mata Bintang terpejam, sementara Ahisma Raya tetap dia
Baca selengkapnya

134. Bagian 7

Keesokan harinya, bersama Ahisma, Bintang menghadap Maharaja Harihara Raya yang telah menunggu bersama tuan Bukka Raya dan para pejabat-pejabat yang lain. Hampir bersamaan Bintang dan Ahisma Raya menjura hormat dihadapan Maharaja Harihara Raya. Semua tampak dengan tidak sabar untuk menantikan apa yang akan dikatakan oleh Bintang dan Ahisma Raya kepada mereka.“Kakanda Harihara Akbar masih hidup ayahanda” ucap Ahisma Raya membuka awal pembicaraannya dan ini sudah cukup membuat Maharaja Harihara Raya, tuan Bukka Raya dan pejabat istana yang lain menarik nafas lega. Semua tampak menatap kearah Bintang.“Itu benar, malam tadi saya sudah dapat merasakan sumber kehidupan dari Kakanda Harihara Akbar, hanya saja saya belum bisa mengetahui dimana Kakanda Harihara Akbar saat ini berada” ucap Bintang ikut bicara. Semua yakin apa yang dikatakan oleh Bintang benar adanya.“Saya juga meminta izin kepada ayahanda maharaja, izinkan saya untuk menye
Baca selengkapnya

134. Bagian 8

“Apa punya gelar di dunia persilatan?” tanya prajurit itu lagi singkat tanpa mengangkat wajahnya.“Ksatria Pengembara” ucap Bintang lagi-lagi jujur dan singkat. Sekilas wajah prajurit itu tampak berubah, lalu wajahnya terangkat menatap sosok Bintang dengan seksama. Memandang dari ujung kaki hingga ujung kepala, wajah prajurit itu semakin berubah.“Tu...tunggu se..sebentar tuan pendekar” ucap prajurit itu tiba-tiba saja gugup, meminta Bintang untuk menunggu, sementara siprajurit tampak berlari masuk kedalam gerbang. Tak lama kemudian, prajurit itu sudah kembali, tapi tidak sendiri, beberapa orang tampak ikut bersamanya, salah satunya adalah panglima Kesultanan Bidar. Seorang laki-laki berperawakan tegas, berkumis dan berjambang tebal, sebilah pedang tampak tersampir dipinggangnya. Namanya Panglima Bhagwandas.Di hadapan Bintang, kembali Panglima Bhagwandas tampak menatap sosok Bintang dengan penuh seksama, tidak hanya
Baca selengkapnya

134. Bagian 9

“Tapi bukankah putra mahkota kesultanan Golkonda juga menghilang maharaja?” tanya Bintang lagi sedikit heran dengan masalah ini.“Itu benar, kesultanan Golkonda menuduh kesultanan Bijapur yang melakukannya, karena ada bukti panji kesultanan Bijapur yang tertinggal ditempat kejadian sewaktu penyegapan putra mahkota kesultanan Golkonda terjadi” ucap Sultan Amir Qasim lagi.“Kesultanan Bidar justru dituduh oleh kesultanan Bijapur telah menculik dan menawan putra mahkota mereka, padahal kami benar-benar tidak melakukan itu” ucap Sultan Amir Qasim lagi.“Apakah maharaja tidak merasakan ada yang aneh dengan hal ini?” ucap Bintang lagi.“Tentu saja ini sangat aneh tuan pendekar.. tapi mau bagaimana lagi, ego telah mengalahkan logika” ucap Sultan Amir Qasim lagi.“Sepertinya ada mencoba memancing di air keruh untuk memanfaatkan situasi ini sultan” sambung Bintang lagi hingga membuat Su
Baca selengkapnya

134. Bagian 10

MALAM ITU, Sultan Amir Qasim menjamu Bintang dengan menyuguhkan berbagai macam minuman dan makanan yang mewah. Tapi Bintang hanya menikmati makanan dan minuman sekedarnya saja. Keduanya duduk bersebelahan. Sejak berada didalam kamar sebelum perjamuan ini diadakan, Bintang selalu merasa gerak geriknya selalu diawasi, hingga pergerakan Bintang menjadi tak leluasa, walaupun berada didalam kamar yang sangat mewah, tapi Bintang merasa bagaikan dipenjara. Hingga akhirnya Bintang diminta untuk keruang perjamuan.Sebuah ruangan besar dimana ditengah-tengah tampak sebuah panggung berbentuk bulat dimana tarian-tarian khas india disuguhkan sebagai hiburan, tapi semua itu tidak menarik perhatian Bintang, Bintang lebih banyak mengamati keadaan disekitarnya, ada hal yang membuat Bintang heran, yaitu Sultan Amir Qasim tampak begitu menikmati perjamuan tersebut, Bintang sedikitpun tidak melihat kalau Sultan Amir Qasim khawatir karena telah kehilangan putra mahkotanya. Ini sungguh mengheranka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7273747576
...
258
DMCA.com Protection Status