“Tapi bukankah putra mahkota kesultanan Golkonda juga menghilang maharaja?” tanya Bintang lagi sedikit heran dengan masalah ini.
“Itu benar, kesultanan Golkonda menuduh kesultanan Bijapur yang melakukannya, karena ada bukti panji kesultanan Bijapur yang tertinggal ditempat kejadian sewaktu penyegapan putra mahkota kesultanan Golkonda terjadi” ucap Sultan Amir Qasim lagi.
“Kesultanan Bidar justru dituduh oleh kesultanan Bijapur telah menculik dan menawan putra mahkota mereka, padahal kami benar-benar tidak melakukan itu” ucap Sultan Amir Qasim lagi.
“Apakah maharaja tidak merasakan ada yang aneh dengan hal ini?” ucap Bintang lagi.
“Tentu saja ini sangat aneh tuan pendekar.. tapi mau bagaimana lagi, ego telah mengalahkan logika” ucap Sultan Amir Qasim lagi.
“Sepertinya ada mencoba memancing di air keruh untuk memanfaatkan situasi ini sultan” sambung Bintang lagi hingga membuat Su
MALAM ITU, Sultan Amir Qasim menjamu Bintang dengan menyuguhkan berbagai macam minuman dan makanan yang mewah. Tapi Bintang hanya menikmati makanan dan minuman sekedarnya saja. Keduanya duduk bersebelahan. Sejak berada didalam kamar sebelum perjamuan ini diadakan, Bintang selalu merasa gerak geriknya selalu diawasi, hingga pergerakan Bintang menjadi tak leluasa, walaupun berada didalam kamar yang sangat mewah, tapi Bintang merasa bagaikan dipenjara. Hingga akhirnya Bintang diminta untuk keruang perjamuan.Sebuah ruangan besar dimana ditengah-tengah tampak sebuah panggung berbentuk bulat dimana tarian-tarian khas india disuguhkan sebagai hiburan, tapi semua itu tidak menarik perhatian Bintang, Bintang lebih banyak mengamati keadaan disekitarnya, ada hal yang membuat Bintang heran, yaitu Sultan Amir Qasim tampak begitu menikmati perjamuan tersebut, Bintang sedikitpun tidak melihat kalau Sultan Amir Qasim khawatir karena telah kehilangan putra mahkotanya. Ini sungguh mengheranka
Serrrr !!!Wajah Sultan Amir Qasim langsung berubah saat melihat sosok Bintang tiba-tiba saja menghilang dari hadapannya. Bukan hanya Sultan Amir Qasim yang terkejut melihat hal itu, tapi semua orang yang ada ditempat itu juga terkejut melihatnya dan saat semuanya menatap kearah panggung, sosok Bintang sudah berdiri disana dengan gagah menghadap kearah Bhima. Bintang memang sengaja menunjukkan kemampuannya untuk membalas strategi pintar dan cerdik yang diterapkan oleh Sultan Amir Qasim padanya, sehingga membuat Bintang tidak memiliki pilihan lain selain menerima tantangan adu kebolehan tersebut.“Ayo!” ucap Bintang seraya mengangkat tangannya dan balik menantang Bhima untuk segera menyerangnya.“KHHHAAAAA!”Bhima berteriak dengan keras, dan segera berlari kearah Bintang.Dugh ! Dugh ! Dugh ! Dugh ! Dugh ! Dugh ! Dugh !Suara langkah Bhima terdengar dengan keras saat kedua kakinya menapak dilantai, dapat dibayangkan be
Orang-orang yang melihat pertarungan itu benar-benar dibuat terpana, bagaimana tidak, sosok Bhima yang selama ini selalu menang dalam pertarungan, kini benar-benar tak berdaya menghadapi Ksatria Pengembara yang seperti orang main-main saja menghadapinya. Memasuki jurus ke 77, Bhima tak sanggup lagi untuk melancarkan serangan gada raksasanya, tenaganya benar-benar terkuras. Sekujur tubuh dan wajahnya tampak penuh bersimbah keringat. Bahkan untuk mengangkat wajah saja, sulit bagi Bhima untuk melakukannya.Bintang mengalahkan lawannya tanpa sedikitpun menyentuhnya. Sungguh tontonan yang sangat menarik sekali bagi orang-orang yang melihatnya. Ditempatnya Bhima terlihat sedang mengumpulkan sisa-sisa tenaganya kembali, tak rela dirinya dipermalukan seperti saat ini. Bhima mengangkat wajahnya dan menatap garang kearah Bintang.“Sebagai seorang pendekar besar, apa bisamu cuma menghindar saja, hadapi aku secara jantan!” ucap Bhima dengan penuh kekesalan. Me
“Cabut pedang pendekar!” ucap Nazrat tegas.Untuk menghormati lawannya, Bintangpun mencabut senjatanya, dan ;Sreeggg !!!Bukan Pedang Bintang Angkasa yang Bintang gunakan, melainkan Keris Kyai Guntur yang ada dipinggang belakangnya. Kedua mata Nazratpun terlihat membesar melihat senjata aneh ditangan Bintang, bukan hanya Nazrat, tapi semua orang ditempat itu sampai ikut berdiri untuk melihat lebih jelas senjata yang ada ditangan Bintang.Bentuknya yang sampai membuat orang-orang penasaran untuk melihatnya lebih dekat. Sebuah keris keris yang terbuat dari batu petir berluk 13 dengan ukiran pijaran petir dari gagang hingga ke ujung keris, gagangnya terbuat dari giok hitam yang disebut giok batu bulan.“Mari...!” ucap Bintang lebih dulu meminta Nazrat untuk menyerangnya terlebih dahulu, Bintang ingin melihat lebih jauh apa keistimewaan sepasang belati berantai yang ada ditangan lawannya.Nazrat terliha
Tiba-tiba saja salah seorang yang duduk dibarisan pendekar tampak sudah berjalan menuju kearah panggung arena. Sosok seorang laki-laki yang tampak sangat berbeda dengan yang lain, baik dari penampilan maupun gayanya. Di bagian bawah sekali, lelaki ini tampak menggunakan sepatu bot yang sangat jarang sekali digunakan oleh orang-orang dimasa itu, lalu dikedua lututnya tampak bantalan pelindung lutut, mengenakan celana jeans berwarna biru kehitam-hitaman, dibagian pinggang tampak sabuk yang menggantung sepasang senjata api laras pendek yang menggantung dipinggang kiri dan kanannya, dipinggangnya juga tampak melilit puluhan butir peuru yang melingkar dipinggangnya, sedangkan dibagian atas lelaki juga tampak mengenakan selampang kain yang cukup besar yang menutupi bagian leher hingga sebagian tubuhnya dibagian belakang.Sementara dibagian wajahnya, lelaki ini tampak mengenakan penutup wajah hingga yang terlihat hanyalah sepasang matanya yang juga tampak berwarna kecoklatan, menata
DOR...! DOR...! DOR...! DOR...! DOR...! DOR...!Trang ! Trang ! Trang ! Trang ! Trang ! Trang !Dalam jarak dekat, tiba-tiba saja terdengar suara benda besi yang tertabrakan hingga memencarkan pijaran bunga api, rupanya Bintang telah mencabut Keris Kyai Gunturnya untuk menangkis setiap serangan peluru yang diarahkan padanya.DOR...! DOR...! DOR...! DOR...! DOR...! DOR...!Trang ! Trang ! Trang ! Trang ! Trang ! Trang !Keduanya terus bergelut dengan kecepatan masing-masing, sementara jarak diantara mereka telah semakin mendekat satu sama lain.DOR...! DOR...!Dua senjata John Wesley meletus tepat didepan wajah Bintang yang ada tepat dihadapannya, Bintang hanya menggeoskan kepalanya sedikit kesamping, John Wesley tampak berdiri mematung, karena saat ini Keris Kyai Guntur sudah menempel dilehernya dalam jarak yang sangat dekat sekali.“Aku menyerah!” ucap John Wesley mengangkat kedua tangannya yang m
Hyyaattt !!!Belum lagi hilang rasa terkejut Bintang, Panglima Bhagwandas telah lebih dulu menyerang kearahnya, sungguh serangan yang sangat aneh, Panglima Bhagwandas menggunakan 4 tangan dan 4 kakinya untuk menyerang Bintang. Hal ini membuat Bintang kewalahan, bahkan ilmu kelana pemabuknyapun tidak banyak berarti.Kecepatan serangan Panglima Bhagwandas benar-benar membuat Bintang kerepotan, ilmu mata dewa yang Bintang gunakan sampai bingung melihat kearah tangan dan kaki Panglima Bhagwandas yang sudah menjelma sepasang-sepasang tersebut.Deesshhh !!!Akhirnya pertahanan Bintang jebol, serangan Panglima Bhagwandas berhasil menembus pertahanan Bintang. Tubuh Bintang terlihat terseret beberapa langkah kebelakang. Semua yang ada ditempat itu tampak tersenyum melihat keunggulan Panglima Bhagwandas, bahkan Sultan Amir Qasim tersenyum sumringah melihat hal itu.Bintang kini tampak sudah berdiri ditempatnya setelah tadi sempat terseret b
Justru serangan Bintang tak bisa ditangkis oleh Panglima Bhagwandas hingga pukulan beruntun Bintang berhasil mengenai tubuh Panglima Bhagwandas. Hingga membuat tubuh Panglima Bhagwandas terjajar beberapa langkah belakang. Panglima Bhagwandas terlihat masih mampu berdiri, walaupun sudah menerima banyak serangan, hingga ;Huaakkk !Tiba-tiba saja Panglima Bhagwandas roboh terduduk dengan memuntahkan darah segar dari mulutnya, terlihat Panglima Bhagwandas memegangi dadanya yang terasa nyeri, wajah Panglima Bhagwandas mengeluarkan keringat dingin.“Tadi aku tidak merasakan apa-apa dari pukulannya, tapi kenapa sekarang, sakitnya sampai terasa ke ulu hati” batin Panglima Bhagwandas bingung atas rasa sakit yang dialaminya saat ini.Sementara Bintang yang sudah membuka kedua matanya, tampak berjalan mendekati sosok Panglima Bhagwandas yang masih terduduk berlutut ditempatnya. Panglima Bhagwandas tampak mengangkat wajahnya saat Bintang sudah ada dihada