“Cabut pedang pendekar!” ucap Nazrat tegas.
Untuk menghormati lawannya, Bintangpun mencabut senjatanya, dan ;
Sreeggg !!!
Bukan Pedang Bintang Angkasa yang Bintang gunakan, melainkan Keris Kyai Guntur yang ada dipinggang belakangnya. Kedua mata Nazratpun terlihat membesar melihat senjata aneh ditangan Bintang, bukan hanya Nazrat, tapi semua orang ditempat itu sampai ikut berdiri untuk melihat lebih jelas senjata yang ada ditangan Bintang.
Bentuknya yang sampai membuat orang-orang penasaran untuk melihatnya lebih dekat. Sebuah keris keris yang terbuat dari batu petir berluk 13 dengan ukiran pijaran petir dari gagang hingga ke ujung keris, gagangnya terbuat dari giok hitam yang disebut giok batu bulan.
“Mari...!” ucap Bintang lebih dulu meminta Nazrat untuk menyerangnya terlebih dahulu, Bintang ingin melihat lebih jauh apa keistimewaan sepasang belati berantai yang ada ditangan lawannya.
Nazrat terliha
Tiba-tiba saja salah seorang yang duduk dibarisan pendekar tampak sudah berjalan menuju kearah panggung arena. Sosok seorang laki-laki yang tampak sangat berbeda dengan yang lain, baik dari penampilan maupun gayanya. Di bagian bawah sekali, lelaki ini tampak menggunakan sepatu bot yang sangat jarang sekali digunakan oleh orang-orang dimasa itu, lalu dikedua lututnya tampak bantalan pelindung lutut, mengenakan celana jeans berwarna biru kehitam-hitaman, dibagian pinggang tampak sabuk yang menggantung sepasang senjata api laras pendek yang menggantung dipinggang kiri dan kanannya, dipinggangnya juga tampak melilit puluhan butir peuru yang melingkar dipinggangnya, sedangkan dibagian atas lelaki juga tampak mengenakan selampang kain yang cukup besar yang menutupi bagian leher hingga sebagian tubuhnya dibagian belakang.Sementara dibagian wajahnya, lelaki ini tampak mengenakan penutup wajah hingga yang terlihat hanyalah sepasang matanya yang juga tampak berwarna kecoklatan, menata
DOR...! DOR...! DOR...! DOR...! DOR...! DOR...!Trang ! Trang ! Trang ! Trang ! Trang ! Trang !Dalam jarak dekat, tiba-tiba saja terdengar suara benda besi yang tertabrakan hingga memencarkan pijaran bunga api, rupanya Bintang telah mencabut Keris Kyai Gunturnya untuk menangkis setiap serangan peluru yang diarahkan padanya.DOR...! DOR...! DOR...! DOR...! DOR...! DOR...!Trang ! Trang ! Trang ! Trang ! Trang ! Trang !Keduanya terus bergelut dengan kecepatan masing-masing, sementara jarak diantara mereka telah semakin mendekat satu sama lain.DOR...! DOR...!Dua senjata John Wesley meletus tepat didepan wajah Bintang yang ada tepat dihadapannya, Bintang hanya menggeoskan kepalanya sedikit kesamping, John Wesley tampak berdiri mematung, karena saat ini Keris Kyai Guntur sudah menempel dilehernya dalam jarak yang sangat dekat sekali.“Aku menyerah!” ucap John Wesley mengangkat kedua tangannya yang m
Hyyaattt !!!Belum lagi hilang rasa terkejut Bintang, Panglima Bhagwandas telah lebih dulu menyerang kearahnya, sungguh serangan yang sangat aneh, Panglima Bhagwandas menggunakan 4 tangan dan 4 kakinya untuk menyerang Bintang. Hal ini membuat Bintang kewalahan, bahkan ilmu kelana pemabuknyapun tidak banyak berarti.Kecepatan serangan Panglima Bhagwandas benar-benar membuat Bintang kerepotan, ilmu mata dewa yang Bintang gunakan sampai bingung melihat kearah tangan dan kaki Panglima Bhagwandas yang sudah menjelma sepasang-sepasang tersebut.Deesshhh !!!Akhirnya pertahanan Bintang jebol, serangan Panglima Bhagwandas berhasil menembus pertahanan Bintang. Tubuh Bintang terlihat terseret beberapa langkah kebelakang. Semua yang ada ditempat itu tampak tersenyum melihat keunggulan Panglima Bhagwandas, bahkan Sultan Amir Qasim tersenyum sumringah melihat hal itu.Bintang kini tampak sudah berdiri ditempatnya setelah tadi sempat terseret b
Justru serangan Bintang tak bisa ditangkis oleh Panglima Bhagwandas hingga pukulan beruntun Bintang berhasil mengenai tubuh Panglima Bhagwandas. Hingga membuat tubuh Panglima Bhagwandas terjajar beberapa langkah belakang. Panglima Bhagwandas terlihat masih mampu berdiri, walaupun sudah menerima banyak serangan, hingga ;Huaakkk !Tiba-tiba saja Panglima Bhagwandas roboh terduduk dengan memuntahkan darah segar dari mulutnya, terlihat Panglima Bhagwandas memegangi dadanya yang terasa nyeri, wajah Panglima Bhagwandas mengeluarkan keringat dingin.“Tadi aku tidak merasakan apa-apa dari pukulannya, tapi kenapa sekarang, sakitnya sampai terasa ke ulu hati” batin Panglima Bhagwandas bingung atas rasa sakit yang dialaminya saat ini.Sementara Bintang yang sudah membuka kedua matanya, tampak berjalan mendekati sosok Panglima Bhagwandas yang masih terduduk berlutut ditempatnya. Panglima Bhagwandas tampak mengangkat wajahnya saat Bintang sudah ada dihada
BINTANG termangu dan mematung didepan pintu, menatap dengan mata yang secara perlahan membesar kedepan. Dihadapan Bintang, sesosok tubuh berdiri. Sesosok wanita yang mengenakan pakaian khas india, sari berwarna biru, dimana dibagian perut dan bagian dada terlihat dengan jelas dimata Bintang karena tidak tertutup kain, tapi Bintang tak bisa menduga siapa sosok itu, karena wajahnya tertutup kerudung. Tapi sebagian wajahnya terlihat, terutama dibagian hidung kebawah, sehingga bibirnya yang merah merekah terlihat dengan jelas oleh Bintang. Yang membuat Bintang termangu adalah sosok yang ada dihadapannya ini menebarkan aroma harum semerbak yang sangat menggugah hasrat. Belum lagi belahan dadanya yang begitu membusung menggoda, membuat Bintang harus menelan ludahnya yang kering berkali-kali. Apalagi saat Bintang melihat sesekali wanita dihadapannya tampak membasahi bibirnya dengan lidahnya, seakan menggoda Bintang, hal ini mulai membuat Bintang mengeluarkan keringat dingin. Bintang bingun
Beberapa lama Bintang berada dalam situasi antara merasa nyaman dan malu sekaligus, sampai akhirnya Bintang merasakan ada benda halus menelusup bagian depan celananya. Bintang terkejut begitu mengetahui yang menelusup itu adalah tangan Jacqueline.“Nona..” kata Bintang lirih tanpa Bintang sendiri tahu maksud katanya itu. Jacqueline seperti tidak mempedulikan hal itu, Jacqueline malah sudah bergeser ke samping Bintang dan mulai membuka celana Bintang. Sementara itu Bintang hanya terdiam tanpa tahu harus berbuat apa. Sampai akhirnya Bintang mulai bisa melihat dan merasakan Jacqueline mengelus area bawahnya dari luar CD-nya. Bintang merasakan sensasi yang luar biasa. Belum lagi Bintang sadar sepenuhnya apa yang terjadi, Bintang mendapati area bawahnya sudah menyembul keluar dan Jacqueline sudah menggenggamnya sambil sesekali membelai-belainya. Setelah itu Bintang lebih sering memejamkan mata sambil sekali-kali melirik ke arah area bawahnya yang sudah jadi mainan Jacq
Bibirnya kemudian ia lepaskan dari bibir Bintang dan Jacqueline menyelusuri leher Bintang dengan bibirnya. Napasnya membelai kulit leher Bintang sehingga terasa geli namun nikmat. Kadang-kadang Jacqueline mengginggit leher Bintang namun rupanya ia tidak ingin meninggalkan bekas. Jacqueline kemudian turun ke dada Bintang dan mempermainkan puting buah dada Bintang dengan mulutnya, yang membuat aliran darah Bintang dialiri perasaan geli tapi nikmat. Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap Area bawah Bintang. Jacqueline tersenyum menyaksikan Area bawah Bintang yang seperti mercu suar yang siap memandu pelayaran gairah libido kewanitaannya.Dengan lembut Jacqueline kemudian bermain-main di area bawah itu, maka aliran hangat yang bermula dari permukaan syaraf Area bawah Bintang pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otak, Bintang serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur. Caranya mempermainkan Area bawah Bintang sangat berbeda, Jacqueline melakukannya deng
PAGI ITU“Biar hamba siapkan sarapan, tuan?” tanyanyaBintang mengiyakan saja saat Jacqueline meraih bekas makanan di meja, Bintang menangkap pemandangan indah di balik pakaiannya yang tali pinggangnya tidak diikat dengan ketat. Jacqueline tidak memakai bra-nya, sehingga buah dadanya yang tadi malam Bintang nikmati, tampak dengan jelas. Mulus dan indah pemandangan itu membuat aliran darah Bintang berdesir kembali. Apalagi saat Bintang mencium aroma parfum dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan. Beda dengan aroma yang Jacqueline pakai saat bercinta malam tadi.Sesaat kemudian Jacqueline telah kembali sambil membawa sarapan. Tali pinggang pakaiannya yang semakin longgar membuat pemandangan indah di baliknya semakin tampak, apalagi saat ia duduk, pakaiannya yang tersingkap menampakkan paha putih mulusnya, yang ditumbuhi bulu-bulu halus serta sedikit bukit venus yang di pinggir celana dalamnya tersembul rambut yang menggairahkan.“Nona Jacq