Beberapa lama Bintang berada dalam situasi antara merasa nyaman dan malu sekaligus, sampai akhirnya Bintang merasakan ada benda halus menelusup bagian depan celananya. Bintang terkejut begitu mengetahui yang menelusup itu adalah tangan Jacqueline.
“Nona..” kata Bintang lirih tanpa Bintang sendiri tahu maksud katanya itu. Jacqueline seperti tidak mempedulikan hal itu, Jacqueline malah sudah bergeser ke samping Bintang dan mulai membuka celana Bintang. Sementara itu Bintang hanya terdiam tanpa tahu harus berbuat apa. Sampai akhirnya Bintang mulai bisa melihat dan merasakan Jacqueline mengelus area bawahnya dari luar CD-nya. Bintang merasakan sensasi yang luar biasa. Belum lagi Bintang sadar sepenuhnya apa yang terjadi, Bintang mendapati area bawahnya sudah menyembul keluar dan Jacqueline sudah menggenggamnya sambil sesekali membelai-belainya. Setelah itu Bintang lebih sering memejamkan mata sambil sekali-kali melirik ke arah area bawahnya yang sudah jadi mainan Jacq
Bibirnya kemudian ia lepaskan dari bibir Bintang dan Jacqueline menyelusuri leher Bintang dengan bibirnya. Napasnya membelai kulit leher Bintang sehingga terasa geli namun nikmat. Kadang-kadang Jacqueline mengginggit leher Bintang namun rupanya ia tidak ingin meninggalkan bekas. Jacqueline kemudian turun ke dada Bintang dan mempermainkan puting buah dada Bintang dengan mulutnya, yang membuat aliran darah Bintang dialiri perasaan geli tapi nikmat. Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap Area bawah Bintang. Jacqueline tersenyum menyaksikan Area bawah Bintang yang seperti mercu suar yang siap memandu pelayaran gairah libido kewanitaannya.Dengan lembut Jacqueline kemudian bermain-main di area bawah itu, maka aliran hangat yang bermula dari permukaan syaraf Area bawah Bintang pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otak, Bintang serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur. Caranya mempermainkan Area bawah Bintang sangat berbeda, Jacqueline melakukannya deng
PAGI ITU“Biar hamba siapkan sarapan, tuan?” tanyanyaBintang mengiyakan saja saat Jacqueline meraih bekas makanan di meja, Bintang menangkap pemandangan indah di balik pakaiannya yang tali pinggangnya tidak diikat dengan ketat. Jacqueline tidak memakai bra-nya, sehingga buah dadanya yang tadi malam Bintang nikmati, tampak dengan jelas. Mulus dan indah pemandangan itu membuat aliran darah Bintang berdesir kembali. Apalagi saat Bintang mencium aroma parfum dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan. Beda dengan aroma yang Jacqueline pakai saat bercinta malam tadi.Sesaat kemudian Jacqueline telah kembali sambil membawa sarapan. Tali pinggang pakaiannya yang semakin longgar membuat pemandangan indah di baliknya semakin tampak, apalagi saat ia duduk, pakaiannya yang tersingkap menampakkan paha putih mulusnya, yang ditumbuhi bulu-bulu halus serta sedikit bukit venus yang di pinggir celana dalamnya tersembul rambut yang menggairahkan.“Nona Jacq
“Saat saya melayani utusan Kesultanan Ahmadnagar itu. Utusan itu memberitahu saya, kalau semua ini sudah direncanakan” sambung Jacqueline lagi dalam tulisannya hingga semakin membuat Bintang terkejut.“Tapi saya tidak tau apa maksudnya direncanakan itu, tuan” sambung Jacqueline dalam menulisnya.Bintang terlihat terdiam memikirkan hal itu, Bintang tak ingin memaksa Jacqueline untuk menceritakan lebih jauh dari yang dia tau, karena sedikit banyak Bintang sudah dapat mengambil kesimpulan.“Apakah nona pernah mendengar tentang putra mahkota yang bernama Harihara Akbar?” tanya Bintang dalam tulisan.“Ya. Harihara Akbar, putra mahkota Wijayanagara. Apa benar itu tuan?” jawab Jacqueline dalam tulisannya.Kali ini Bintang mengangguk.“Nama putra mahkota Harihara Akbar memang disebut-sebut dalam pertemuan Sultan Amir Qasima dengan utusan Kesultanan Ahmadnagar itu, tuan” tulis Jacqu
SEBUAH tempat makan terlihat sangat ramai pengunjungnya, semua tampak riuh dengan ceritanya masing-masing. Salah satu diantara para pengunjung yang tengah menikmati makan malamnya saat itu adalah Bintang. Seraya menikmati makan malamnya, sesekali Bintang memperhatikan keadaan disekitarnya, selain masyarakat sekitar, kebanyakan pengunjung tempat makan itu adalah dari kalangan pendekar. Bintang memang sengaja memilih tempat makan yang pengunjungnya sangat ramai karena ingin mendapatkan informasi yang mungkin saja berguna untuknya. Saat ini informasi yang sangat Bintang butuhkan adalah mengenai Kesultanan Berar yang menjadi tempat tujuan Bintang berikutnya. Dan saat ini Bintang sudah tiba diperbatasan Kesultanan Berar.Di saat-saat seperti itu, tiba-tiba saja sebuah harum semerbak tercium begitu santer ditempat itu, begitu harumnya sampai-sampai semua keriuhan yang terjadi di tempat makan itu menjadi hening, semua pandangan kini tertuju kearah pintu rumah makan tersebut, dimana
Diantara ramainya orang yang ada ditempat itu, perhatian laki-laki bertubuh tinggi besar ini tampak berhenti pada satu sosok yang tampak tak perduli dengan semua yang terjadi, masih asyik menikmati makanannya sendiri. Padahal hampir semua orang yang ada ditempat itu tengah memperhatikan kearah laki-laki bertubuh tinggi besar, tapi melihat sosok penampilannya seperti seorang pendekar, membuat laki-laki bertubuh tinggi besar ini tidak berani asal tuduh saja. Merasa tidak menemukan yang dicarinya, laki-laki bertubuh tinggi besar ini kembali mengalihkan pandangannya kearah wanita bercadar dengan tatapan geram.Cring !Tiba-tiba saja wanita bercadar mencabut pedangnya dan langsung mengarahkan ujung pedangnya kearah laki-laki bertubuh tinggi besar tersebut. laki-laki bertubuh tinggi besar terlihat hanya tersenyum sinis melihat ujung pedang yang mengarah padanya, dan ;Dagghhh !!!Dengan gerakan yang sangat cepat dan bertenaga laki-laki bertubuh tinggi besar ini
Sore datang menjelang, saat seekor kuda melintas dengan cepat disebuah jalan setapak didalam sebuah hutan, diatasnya tampak sosok wanita bercadar yang tadi berada dirumah makan. Melihat kuda yang dipacunya dengan cepat, sepertinya wanita bercadar ini ingin buru-buru menuju kesuatu tempat.Seettt ! Seettt ! Seettt ! Seettt ! Seettt !Lima anak panah melesat dengan sangat cepat menancap tepat didepan lari kuda wanita bercadar.Hiieeekkk !!!Secara otomatis wanita bercadar ini menarik tali kekang kudanya hingga membuat kuda itu harus mengangkat kedua kakinya keatas karena kagetnya, hingga hampir saja wanita bercadar ini terjatuh dari punggung kudanya, untunglah wanita bercadar ini cukup lihai mengendalikan kudanya hingga kudanya masih mampu berdiri tenang ditempatnya. Tangan wanita bercadar tampak mengelus-elus lembut leher kudanya untuk menenangkan kudanya. Setelah cukup membuat kudanya tenang, wanita bercadar ini tampak menatap kearah depan dimana kelima a
“He he he.... kau kira bisa lolos begitu mudah dari kami 5 pemanah gunung!” terdengar suara kekeh yang langsung membuat wajah wanita bercadar berubah pucat, wanita bercadar menoleh kearah samping, ternyata yang telah menyambar tubuhnya tadi dari atas punggung kuda adalah salah satu dari ke-5 sosok lelaki bertampang sangar tersebut. Wanita bercadar mencoba menatap kearah depan, dapat dilihatnya kuda yang tadi ditungganginya masih melaju kedepan. Pedang dan busur panah yang biasa dibawanya tampak ikut terbawa oleh kuda tersebut.“He he he... hebat juga kau ranjit” terdengar suara menyapa sosok yang tengah memanggul sosok wanita bercadar tersebut. Wanita bercadar mencoba mengangkat wajahnya, dan dapat dilihatnya ke-4 orang lainnya tengah cengar-cengir melangkah kearahnya, hingga semakin berubah pucatlah wajah wanita bercadar tersebut.“LEPASKAN AKU! LEPASKAN AKU!” teriak wanita bercadar terlihat mulai meronta dengan memukul-muk
Pagi baru saja datang. Matahari baru saja menampakkan dirinya diufuk timur, biar sinar keemasannya tampak menyapu rata mayapada alam ini disebagian belahan bumi. Masuk diantara celah-celah atap gubuk yang menjadi tempat tinggal ke-5 pemanah gunung.“Ugghh...!” terdengar erangan lembut dari bibir indah seorang wanita yang tampak terbaring diatas peraduan yang tampak sudah sangat tua, tapi masih cukup bersih. Wanita yang baru saja terbangun karena wajahnya yang tersapu sinar mentari pagi.Wanita berwajah cantik sensual ini terlihat kembali memejamkan kedua mata indahnya karena merasakan silau sinar mentari pagi yang menerpa wajahnya, sesaat dapat dirasakannya kepalanya yang masih terasa pusing, dicoba diingat-ingatnya kembali apa yang terjadi. Terakhir ingatannya, dirinya sedang dipanggul oleh salah satu lelaki dari ke-5 pemanah gunung, teringkat akan hal itu, kedua mata indah wanita berwajah cantik sensual ini langsung terbuka lebar. Wajah
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig