SEBUAH tempat makan terlihat sangat ramai pengunjungnya, semua tampak riuh dengan ceritanya masing-masing. Salah satu diantara para pengunjung yang tengah menikmati makan malamnya saat itu adalah Bintang. Seraya menikmati makan malamnya, sesekali Bintang memperhatikan keadaan disekitarnya, selain masyarakat sekitar, kebanyakan pengunjung tempat makan itu adalah dari kalangan pendekar. Bintang memang sengaja memilih tempat makan yang pengunjungnya sangat ramai karena ingin mendapatkan informasi yang mungkin saja berguna untuknya. Saat ini informasi yang sangat Bintang butuhkan adalah mengenai Kesultanan Berar yang menjadi tempat tujuan Bintang berikutnya. Dan saat ini Bintang sudah tiba diperbatasan Kesultanan Berar.
Di saat-saat seperti itu, tiba-tiba saja sebuah harum semerbak tercium begitu santer ditempat itu, begitu harumnya sampai-sampai semua keriuhan yang terjadi di tempat makan itu menjadi hening, semua pandangan kini tertuju kearah pintu rumah makan tersebut, dimana
Diantara ramainya orang yang ada ditempat itu, perhatian laki-laki bertubuh tinggi besar ini tampak berhenti pada satu sosok yang tampak tak perduli dengan semua yang terjadi, masih asyik menikmati makanannya sendiri. Padahal hampir semua orang yang ada ditempat itu tengah memperhatikan kearah laki-laki bertubuh tinggi besar, tapi melihat sosok penampilannya seperti seorang pendekar, membuat laki-laki bertubuh tinggi besar ini tidak berani asal tuduh saja. Merasa tidak menemukan yang dicarinya, laki-laki bertubuh tinggi besar ini kembali mengalihkan pandangannya kearah wanita bercadar dengan tatapan geram.Cring !Tiba-tiba saja wanita bercadar mencabut pedangnya dan langsung mengarahkan ujung pedangnya kearah laki-laki bertubuh tinggi besar tersebut. laki-laki bertubuh tinggi besar terlihat hanya tersenyum sinis melihat ujung pedang yang mengarah padanya, dan ;Dagghhh !!!Dengan gerakan yang sangat cepat dan bertenaga laki-laki bertubuh tinggi besar ini
Sore datang menjelang, saat seekor kuda melintas dengan cepat disebuah jalan setapak didalam sebuah hutan, diatasnya tampak sosok wanita bercadar yang tadi berada dirumah makan. Melihat kuda yang dipacunya dengan cepat, sepertinya wanita bercadar ini ingin buru-buru menuju kesuatu tempat.Seettt ! Seettt ! Seettt ! Seettt ! Seettt !Lima anak panah melesat dengan sangat cepat menancap tepat didepan lari kuda wanita bercadar.Hiieeekkk !!!Secara otomatis wanita bercadar ini menarik tali kekang kudanya hingga membuat kuda itu harus mengangkat kedua kakinya keatas karena kagetnya, hingga hampir saja wanita bercadar ini terjatuh dari punggung kudanya, untunglah wanita bercadar ini cukup lihai mengendalikan kudanya hingga kudanya masih mampu berdiri tenang ditempatnya. Tangan wanita bercadar tampak mengelus-elus lembut leher kudanya untuk menenangkan kudanya. Setelah cukup membuat kudanya tenang, wanita bercadar ini tampak menatap kearah depan dimana kelima a
“He he he.... kau kira bisa lolos begitu mudah dari kami 5 pemanah gunung!” terdengar suara kekeh yang langsung membuat wajah wanita bercadar berubah pucat, wanita bercadar menoleh kearah samping, ternyata yang telah menyambar tubuhnya tadi dari atas punggung kuda adalah salah satu dari ke-5 sosok lelaki bertampang sangar tersebut. Wanita bercadar mencoba menatap kearah depan, dapat dilihatnya kuda yang tadi ditungganginya masih melaju kedepan. Pedang dan busur panah yang biasa dibawanya tampak ikut terbawa oleh kuda tersebut.“He he he... hebat juga kau ranjit” terdengar suara menyapa sosok yang tengah memanggul sosok wanita bercadar tersebut. Wanita bercadar mencoba mengangkat wajahnya, dan dapat dilihatnya ke-4 orang lainnya tengah cengar-cengir melangkah kearahnya, hingga semakin berubah pucatlah wajah wanita bercadar tersebut.“LEPASKAN AKU! LEPASKAN AKU!” teriak wanita bercadar terlihat mulai meronta dengan memukul-muk
Pagi baru saja datang. Matahari baru saja menampakkan dirinya diufuk timur, biar sinar keemasannya tampak menyapu rata mayapada alam ini disebagian belahan bumi. Masuk diantara celah-celah atap gubuk yang menjadi tempat tinggal ke-5 pemanah gunung.“Ugghh...!” terdengar erangan lembut dari bibir indah seorang wanita yang tampak terbaring diatas peraduan yang tampak sudah sangat tua, tapi masih cukup bersih. Wanita yang baru saja terbangun karena wajahnya yang tersapu sinar mentari pagi.Wanita berwajah cantik sensual ini terlihat kembali memejamkan kedua mata indahnya karena merasakan silau sinar mentari pagi yang menerpa wajahnya, sesaat dapat dirasakannya kepalanya yang masih terasa pusing, dicoba diingat-ingatnya kembali apa yang terjadi. Terakhir ingatannya, dirinya sedang dipanggul oleh salah satu lelaki dari ke-5 pemanah gunung, teringkat akan hal itu, kedua mata indah wanita berwajah cantik sensual ini langsung terbuka lebar. Wajah
“Benar nona. Saya berasal dari negeri yang sangat jauh, dan tujuan saya mau ke Berar” ucap Bintang. Wajah Sarahhajj langsung berubah saat mendengar perkataan Bintang.“Tuan mau ke Kesultanan Berar?” tanya Sarahhajj lagi mengulangi ucapan Bintang tadi. Bintang mengangguk mantap.“Kebetulan sekali tuan, saya juga mau ke Kesultanan Berar, kebetulan saya orang sana” ucap Sarahhajj lagi hingga kali ini wajah Bintang yang berubah.“Wah... kebetulan sekali”“Saya senang bila tuan mau bersama-sama saya menuju ke Kesultanan Berar, karena saat ini keadaan sedang sangat kacau, banyak kejahatan dimana-mana” ucap Sarahhajj lagi berharap.“Ditemani wanita secantik nona. Tentu saja saya senang bila bisa bersama-sama nona menuju ke Kesultanan Berar” ucap Bintang menggoda. Sarahhajj tersenyum mendengar godaan itu, entah kenapa hatinya senang berbicara dengan Bintang, seperti berbicara dengan or
Kumar bertindak cepat, dua anak panah besar sudah berada ditangannya, kali ini Kumar menggunakan kedua tanganya untuk menarik kedua anak panah itu dari busurnya, sedangkan untuk merenggangkan busur, Kumar menggunakan salah satu kakinya. Bintang yang melihat hal itu cukup terkejut, karena dari tembakan panah pertama saja Bintang sudah dibuat kaget dengan kekuatannya, apalagi dengan dua anak panah ditambah merenggangkan busur panah dengan kaki, pastilah kekuatannya sangatlah luar biasa.Cringg....!!!Bintang mencabut Pedang Bintang Angkasa yang ada dipunggungnya. Sebilah pedang dengan desain yang sangat unik, pedang berwarna hitam dari ujung pedang hingga sampai ke gagang pedang, bintik-bintik putih dan keemasan tampak disepanjang hulu pedang, tapi bila diperhatikan dengan seksama, warna hitam pada pedang ternyata adalah sebuah sebuah gambar ruang angkasa, sedangkan bintik-bintik putih dan keemasan yang ada disepanjang hulu pedang adalah bintang-bintang ya
Kreaakk...Bintang membuka pintu. Tapi kedua mata Bintang langsung membesar saat melihat sosok Sarahhajj yang tersandar dipinggir ranjang dengan memegang sebelah dadanya, terlihat darah merembes keluar dari jubah Bintang yang dikenakannya. Bintang segera mendekati sosok wanita berwajah cantik sensual ini, Bintang dapat melihat didada sebelah kanan yang mengeluarkan darah terdapat serpihan panah yang menancap, rupanya serpihan panah-panah yang hancur tadi melewati tubuh Bintang telah mengenai Sarahhajj yang telah mengintip pertarungan Bintang dari dalam gubuk.“Sa..saya tak ingin mati tuan. Saya tak ingin mati!” ucap Sarahhajj dengan wajah pucat, terlihat jelas ketakutan diwajahnya.“Tenanglah nona, saya akan mencoba menolong nona” ucap Bintang mencoba menenangkan seraya mengamati serpihan panah yang menancap didada kanan Sarahhajj.“Maaf... bolehkah saya” Bintang tak melanjutkan ucapannya, Sarahhajj sepertinya mengerti
“T-to...tolong tuan, tolong selamatkan saya” ucap Sarahhajj dengan suara bergetar, sementara Bintang masih terpaku diam menatap susu buah dada Sarahhajj yang ada tepat didepan matanya, tapi Bintang tidak lagi menatap keindahan susu buah dada itu, melainkan warna hitam yang secara perlahan mulai membesar disekitar area puting buah dada itu.“Hanya ada satu cara untuk mengeluarkan racun itu nona, tapi...” Bintang menghentikan ucapannya seakan ragu untuk meneruskannya.“Tapi apa tuan?”“Saya.. harus... menyedot racun itu” ucap Bintang akhirnya hingga kembali membuat wajah Sarahhajj berubah memerah.“Aa...apa...apakah tidak ada cara lain tuan?” tanya Sarahhajj dengan suara bergetar“Ada... kita harus memotong area yang sudah terkena racun” ucap Bintang hingga membuat wajah Sarahhajj semakin berubah pucat. Sarahhajj menyadari apa yang baru saja dikatakan oleh Bintang.“