“He he he.... kau kira bisa lolos begitu mudah dari kami 5 pemanah gunung!” terdengar suara kekeh yang langsung membuat wajah wanita bercadar berubah pucat, wanita bercadar menoleh kearah samping, ternyata yang telah menyambar tubuhnya tadi dari atas punggung kuda adalah salah satu dari ke-5 sosok lelaki bertampang sangar tersebut. Wanita bercadar mencoba menatap kearah depan, dapat dilihatnya kuda yang tadi ditungganginya masih melaju kedepan. Pedang dan busur panah yang biasa dibawanya tampak ikut terbawa oleh kuda tersebut.
“He he he... hebat juga kau ranjit” terdengar suara menyapa sosok yang tengah memanggul sosok wanita bercadar tersebut. Wanita bercadar mencoba mengangkat wajahnya, dan dapat dilihatnya ke-4 orang lainnya tengah cengar-cengir melangkah kearahnya, hingga semakin berubah pucatlah wajah wanita bercadar tersebut.
“LEPASKAN AKU! LEPASKAN AKU!” teriak wanita bercadar terlihat mulai meronta dengan memukul-muk
Pagi baru saja datang. Matahari baru saja menampakkan dirinya diufuk timur, biar sinar keemasannya tampak menyapu rata mayapada alam ini disebagian belahan bumi. Masuk diantara celah-celah atap gubuk yang menjadi tempat tinggal ke-5 pemanah gunung.“Ugghh...!” terdengar erangan lembut dari bibir indah seorang wanita yang tampak terbaring diatas peraduan yang tampak sudah sangat tua, tapi masih cukup bersih. Wanita yang baru saja terbangun karena wajahnya yang tersapu sinar mentari pagi.Wanita berwajah cantik sensual ini terlihat kembali memejamkan kedua mata indahnya karena merasakan silau sinar mentari pagi yang menerpa wajahnya, sesaat dapat dirasakannya kepalanya yang masih terasa pusing, dicoba diingat-ingatnya kembali apa yang terjadi. Terakhir ingatannya, dirinya sedang dipanggul oleh salah satu lelaki dari ke-5 pemanah gunung, teringkat akan hal itu, kedua mata indah wanita berwajah cantik sensual ini langsung terbuka lebar. Wajah
“Benar nona. Saya berasal dari negeri yang sangat jauh, dan tujuan saya mau ke Berar” ucap Bintang. Wajah Sarahhajj langsung berubah saat mendengar perkataan Bintang.“Tuan mau ke Kesultanan Berar?” tanya Sarahhajj lagi mengulangi ucapan Bintang tadi. Bintang mengangguk mantap.“Kebetulan sekali tuan, saya juga mau ke Kesultanan Berar, kebetulan saya orang sana” ucap Sarahhajj lagi hingga kali ini wajah Bintang yang berubah.“Wah... kebetulan sekali”“Saya senang bila tuan mau bersama-sama saya menuju ke Kesultanan Berar, karena saat ini keadaan sedang sangat kacau, banyak kejahatan dimana-mana” ucap Sarahhajj lagi berharap.“Ditemani wanita secantik nona. Tentu saja saya senang bila bisa bersama-sama nona menuju ke Kesultanan Berar” ucap Bintang menggoda. Sarahhajj tersenyum mendengar godaan itu, entah kenapa hatinya senang berbicara dengan Bintang, seperti berbicara dengan or
Kumar bertindak cepat, dua anak panah besar sudah berada ditangannya, kali ini Kumar menggunakan kedua tanganya untuk menarik kedua anak panah itu dari busurnya, sedangkan untuk merenggangkan busur, Kumar menggunakan salah satu kakinya. Bintang yang melihat hal itu cukup terkejut, karena dari tembakan panah pertama saja Bintang sudah dibuat kaget dengan kekuatannya, apalagi dengan dua anak panah ditambah merenggangkan busur panah dengan kaki, pastilah kekuatannya sangatlah luar biasa.Cringg....!!!Bintang mencabut Pedang Bintang Angkasa yang ada dipunggungnya. Sebilah pedang dengan desain yang sangat unik, pedang berwarna hitam dari ujung pedang hingga sampai ke gagang pedang, bintik-bintik putih dan keemasan tampak disepanjang hulu pedang, tapi bila diperhatikan dengan seksama, warna hitam pada pedang ternyata adalah sebuah sebuah gambar ruang angkasa, sedangkan bintik-bintik putih dan keemasan yang ada disepanjang hulu pedang adalah bintang-bintang ya
Kreaakk...Bintang membuka pintu. Tapi kedua mata Bintang langsung membesar saat melihat sosok Sarahhajj yang tersandar dipinggir ranjang dengan memegang sebelah dadanya, terlihat darah merembes keluar dari jubah Bintang yang dikenakannya. Bintang segera mendekati sosok wanita berwajah cantik sensual ini, Bintang dapat melihat didada sebelah kanan yang mengeluarkan darah terdapat serpihan panah yang menancap, rupanya serpihan panah-panah yang hancur tadi melewati tubuh Bintang telah mengenai Sarahhajj yang telah mengintip pertarungan Bintang dari dalam gubuk.“Sa..saya tak ingin mati tuan. Saya tak ingin mati!” ucap Sarahhajj dengan wajah pucat, terlihat jelas ketakutan diwajahnya.“Tenanglah nona, saya akan mencoba menolong nona” ucap Bintang mencoba menenangkan seraya mengamati serpihan panah yang menancap didada kanan Sarahhajj.“Maaf... bolehkah saya” Bintang tak melanjutkan ucapannya, Sarahhajj sepertinya mengerti
“T-to...tolong tuan, tolong selamatkan saya” ucap Sarahhajj dengan suara bergetar, sementara Bintang masih terpaku diam menatap susu buah dada Sarahhajj yang ada tepat didepan matanya, tapi Bintang tidak lagi menatap keindahan susu buah dada itu, melainkan warna hitam yang secara perlahan mulai membesar disekitar area puting buah dada itu.“Hanya ada satu cara untuk mengeluarkan racun itu nona, tapi...” Bintang menghentikan ucapannya seakan ragu untuk meneruskannya.“Tapi apa tuan?”“Saya.. harus... menyedot racun itu” ucap Bintang akhirnya hingga kembali membuat wajah Sarahhajj berubah memerah.“Aa...apa...apakah tidak ada cara lain tuan?” tanya Sarahhajj dengan suara bergetar“Ada... kita harus memotong area yang sudah terkena racun” ucap Bintang hingga membuat wajah Sarahhajj semakin berubah pucat. Sarahhajj menyadari apa yang baru saja dikatakan oleh Bintang.“
“Owwhhh.... Aaahhh...!” sementara Sarahhajj semakin mendesah panjang tanpa henti seraya terus menekan kepala Bintang dengan kuat untuk lebih menghisap puting buah dadanya yang sudah mulai mengeras, hal ini membuat Bintang juga mulai lupa daratan, bila tangan kirinya menopang tubuh Sarahhajj dipangkuannya, tangan kanan yang sejak tadi meremas-remas lembut buah dada Sarahhajj, kini mulai meremas dengan kuat hingga menonjolkan puting buah dada indah itu kedalam sedotan Bintang.“Aaaaahhhhh....Eessstttt,!!” hilang sudah kendali Sarahhajj atas apa yang dialaminya. Begitu pula dengan Bintang. Sarahhajj merasakan jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung.“Aaahh”, Sarahhajj mendesah merasakan remasan lembut Bintang di buah dadanya yang menonjol di dadanya, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya.“Dadamu sangat indah nona”, sebuah pujian ya
Rembulan tampak bersinar cerah malam itu, ditemani Bintang-bintang yang bertaburan dikaki langit, angin berhembus perlahan, sesekali terdengar suara binatang malam yang memecah kesunyian malam. Di dalam gubuk yang awalnya menjadi tempat kediaman 5 pemanah gunung. Di atas pembaringan, terlihat sepasang muda mudi yang tengah terbaring berpelukan, dimana sosok jelita Sarahhajj tampak tengah terbaring dengan memeluk dada Bintang yang tampak hanya bertelanjang dada, Bintang masih tampak mengenakan celana panjangnya, sedangkan sosok jelita sensual Sarahhajj hanya tampak menutupi tubuhnya dengan sebagian jubah Bintang sehingga beberapa bagian-bagian ditubuhnya terlihat dengan jelas. Sarahhajj sepertinya tertidur pulas dengan senyum merekah diwajahnya, terlihat jelas kepuasan diwajahnya setelah bercinta dengan Bintang. Sementara Bintang masih terlihat terbuka kedua matanya, entah apa yang Bintang pikirkan, tatapan mata Bintang terlihat kosong menatap atap-atap gubuk tersebut.
“Saat ini penjagaan di Kotaraja Berar sangat ketat, banyak mata-mata yang tertangkap karena mencoba masuk ke wilayah Kesultanan Berar” ucap Sarahhajj lagi hingga semakin membuat wajah Bintang berubah.“Apa tuan seorang mata-mata?” tanya Sarahhajj lagi tiba-tiba yang melihat perubahan diwajah Bintang. “Tapi tuan tenang saja, saya tidak akan mengadukan tuan” ucap Sarahhajj tersenyum kearah Bintang. Hingga Bintang ikut tersenyum datar.“Apa yang ingin tuan ketahui tentang Kesultanan Berar, mungkin saya bisa membantu”ucap Sarahhajj menawarkan bantuannya kepada Bintang. Bintang terdiam mendengar hal itu, Bintang mempertimbangkan segala sesuatunya.“Nona... eh nyonya” ucap Bintang gugup menyebutkan status Sarahhajj.“Panggil saja namaku Sarahhajj atau nona Sarahhajj, biar lebih akrab” ucap Sarahhajj tersenyum.“Nona Sarahhajj. Apa kau tentang tentang mata-mata dari Wijayana