Hyyaattt !!!
Belum lagi hilang rasa terkejut Bintang, Panglima Bhagwandas telah lebih dulu menyerang kearahnya, sungguh serangan yang sangat aneh, Panglima Bhagwandas menggunakan 4 tangan dan 4 kakinya untuk menyerang Bintang. Hal ini membuat Bintang kewalahan, bahkan ilmu kelana pemabuknyapun tidak banyak berarti.
Kecepatan serangan Panglima Bhagwandas benar-benar membuat Bintang kerepotan, ilmu mata dewa yang Bintang gunakan sampai bingung melihat kearah tangan dan kaki Panglima Bhagwandas yang sudah menjelma sepasang-sepasang tersebut.
Deesshhh !!!
Akhirnya pertahanan Bintang jebol, serangan Panglima Bhagwandas berhasil menembus pertahanan Bintang. Tubuh Bintang terlihat terseret beberapa langkah kebelakang. Semua yang ada ditempat itu tampak tersenyum melihat keunggulan Panglima Bhagwandas, bahkan Sultan Amir Qasim tersenyum sumringah melihat hal itu.
Bintang kini tampak sudah berdiri ditempatnya setelah tadi sempat terseret b
Justru serangan Bintang tak bisa ditangkis oleh Panglima Bhagwandas hingga pukulan beruntun Bintang berhasil mengenai tubuh Panglima Bhagwandas. Hingga membuat tubuh Panglima Bhagwandas terjajar beberapa langkah belakang. Panglima Bhagwandas terlihat masih mampu berdiri, walaupun sudah menerima banyak serangan, hingga ;Huaakkk !Tiba-tiba saja Panglima Bhagwandas roboh terduduk dengan memuntahkan darah segar dari mulutnya, terlihat Panglima Bhagwandas memegangi dadanya yang terasa nyeri, wajah Panglima Bhagwandas mengeluarkan keringat dingin.“Tadi aku tidak merasakan apa-apa dari pukulannya, tapi kenapa sekarang, sakitnya sampai terasa ke ulu hati” batin Panglima Bhagwandas bingung atas rasa sakit yang dialaminya saat ini.Sementara Bintang yang sudah membuka kedua matanya, tampak berjalan mendekati sosok Panglima Bhagwandas yang masih terduduk berlutut ditempatnya. Panglima Bhagwandas tampak mengangkat wajahnya saat Bintang sudah ada dihada
BINTANG termangu dan mematung didepan pintu, menatap dengan mata yang secara perlahan membesar kedepan. Dihadapan Bintang, sesosok tubuh berdiri. Sesosok wanita yang mengenakan pakaian khas india, sari berwarna biru, dimana dibagian perut dan bagian dada terlihat dengan jelas dimata Bintang karena tidak tertutup kain, tapi Bintang tak bisa menduga siapa sosok itu, karena wajahnya tertutup kerudung. Tapi sebagian wajahnya terlihat, terutama dibagian hidung kebawah, sehingga bibirnya yang merah merekah terlihat dengan jelas oleh Bintang. Yang membuat Bintang termangu adalah sosok yang ada dihadapannya ini menebarkan aroma harum semerbak yang sangat menggugah hasrat. Belum lagi belahan dadanya yang begitu membusung menggoda, membuat Bintang harus menelan ludahnya yang kering berkali-kali. Apalagi saat Bintang melihat sesekali wanita dihadapannya tampak membasahi bibirnya dengan lidahnya, seakan menggoda Bintang, hal ini mulai membuat Bintang mengeluarkan keringat dingin. Bintang bingun
Beberapa lama Bintang berada dalam situasi antara merasa nyaman dan malu sekaligus, sampai akhirnya Bintang merasakan ada benda halus menelusup bagian depan celananya. Bintang terkejut begitu mengetahui yang menelusup itu adalah tangan Jacqueline.“Nona..” kata Bintang lirih tanpa Bintang sendiri tahu maksud katanya itu. Jacqueline seperti tidak mempedulikan hal itu, Jacqueline malah sudah bergeser ke samping Bintang dan mulai membuka celana Bintang. Sementara itu Bintang hanya terdiam tanpa tahu harus berbuat apa. Sampai akhirnya Bintang mulai bisa melihat dan merasakan Jacqueline mengelus area bawahnya dari luar CD-nya. Bintang merasakan sensasi yang luar biasa. Belum lagi Bintang sadar sepenuhnya apa yang terjadi, Bintang mendapati area bawahnya sudah menyembul keluar dan Jacqueline sudah menggenggamnya sambil sesekali membelai-belainya. Setelah itu Bintang lebih sering memejamkan mata sambil sekali-kali melirik ke arah area bawahnya yang sudah jadi mainan Jacq
Bibirnya kemudian ia lepaskan dari bibir Bintang dan Jacqueline menyelusuri leher Bintang dengan bibirnya. Napasnya membelai kulit leher Bintang sehingga terasa geli namun nikmat. Kadang-kadang Jacqueline mengginggit leher Bintang namun rupanya ia tidak ingin meninggalkan bekas. Jacqueline kemudian turun ke dada Bintang dan mempermainkan puting buah dada Bintang dengan mulutnya, yang membuat aliran darah Bintang dialiri perasaan geli tapi nikmat. Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap Area bawah Bintang. Jacqueline tersenyum menyaksikan Area bawah Bintang yang seperti mercu suar yang siap memandu pelayaran gairah libido kewanitaannya.Dengan lembut Jacqueline kemudian bermain-main di area bawah itu, maka aliran hangat yang bermula dari permukaan syaraf Area bawah Bintang pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otak, Bintang serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur. Caranya mempermainkan Area bawah Bintang sangat berbeda, Jacqueline melakukannya deng
PAGI ITU“Biar hamba siapkan sarapan, tuan?” tanyanyaBintang mengiyakan saja saat Jacqueline meraih bekas makanan di meja, Bintang menangkap pemandangan indah di balik pakaiannya yang tali pinggangnya tidak diikat dengan ketat. Jacqueline tidak memakai bra-nya, sehingga buah dadanya yang tadi malam Bintang nikmati, tampak dengan jelas. Mulus dan indah pemandangan itu membuat aliran darah Bintang berdesir kembali. Apalagi saat Bintang mencium aroma parfum dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan. Beda dengan aroma yang Jacqueline pakai saat bercinta malam tadi.Sesaat kemudian Jacqueline telah kembali sambil membawa sarapan. Tali pinggang pakaiannya yang semakin longgar membuat pemandangan indah di baliknya semakin tampak, apalagi saat ia duduk, pakaiannya yang tersingkap menampakkan paha putih mulusnya, yang ditumbuhi bulu-bulu halus serta sedikit bukit venus yang di pinggir celana dalamnya tersembul rambut yang menggairahkan.“Nona Jacq
“Saat saya melayani utusan Kesultanan Ahmadnagar itu. Utusan itu memberitahu saya, kalau semua ini sudah direncanakan” sambung Jacqueline lagi dalam tulisannya hingga semakin membuat Bintang terkejut.“Tapi saya tidak tau apa maksudnya direncanakan itu, tuan” sambung Jacqueline dalam menulisnya.Bintang terlihat terdiam memikirkan hal itu, Bintang tak ingin memaksa Jacqueline untuk menceritakan lebih jauh dari yang dia tau, karena sedikit banyak Bintang sudah dapat mengambil kesimpulan.“Apakah nona pernah mendengar tentang putra mahkota yang bernama Harihara Akbar?” tanya Bintang dalam tulisan.“Ya. Harihara Akbar, putra mahkota Wijayanagara. Apa benar itu tuan?” jawab Jacqueline dalam tulisannya.Kali ini Bintang mengangguk.“Nama putra mahkota Harihara Akbar memang disebut-sebut dalam pertemuan Sultan Amir Qasima dengan utusan Kesultanan Ahmadnagar itu, tuan” tulis Jacqu
SEBUAH tempat makan terlihat sangat ramai pengunjungnya, semua tampak riuh dengan ceritanya masing-masing. Salah satu diantara para pengunjung yang tengah menikmati makan malamnya saat itu adalah Bintang. Seraya menikmati makan malamnya, sesekali Bintang memperhatikan keadaan disekitarnya, selain masyarakat sekitar, kebanyakan pengunjung tempat makan itu adalah dari kalangan pendekar. Bintang memang sengaja memilih tempat makan yang pengunjungnya sangat ramai karena ingin mendapatkan informasi yang mungkin saja berguna untuknya. Saat ini informasi yang sangat Bintang butuhkan adalah mengenai Kesultanan Berar yang menjadi tempat tujuan Bintang berikutnya. Dan saat ini Bintang sudah tiba diperbatasan Kesultanan Berar.Di saat-saat seperti itu, tiba-tiba saja sebuah harum semerbak tercium begitu santer ditempat itu, begitu harumnya sampai-sampai semua keriuhan yang terjadi di tempat makan itu menjadi hening, semua pandangan kini tertuju kearah pintu rumah makan tersebut, dimana
Diantara ramainya orang yang ada ditempat itu, perhatian laki-laki bertubuh tinggi besar ini tampak berhenti pada satu sosok yang tampak tak perduli dengan semua yang terjadi, masih asyik menikmati makanannya sendiri. Padahal hampir semua orang yang ada ditempat itu tengah memperhatikan kearah laki-laki bertubuh tinggi besar, tapi melihat sosok penampilannya seperti seorang pendekar, membuat laki-laki bertubuh tinggi besar ini tidak berani asal tuduh saja. Merasa tidak menemukan yang dicarinya, laki-laki bertubuh tinggi besar ini kembali mengalihkan pandangannya kearah wanita bercadar dengan tatapan geram.Cring !Tiba-tiba saja wanita bercadar mencabut pedangnya dan langsung mengarahkan ujung pedangnya kearah laki-laki bertubuh tinggi besar tersebut. laki-laki bertubuh tinggi besar terlihat hanya tersenyum sinis melihat ujung pedang yang mengarah padanya, dan ;Dagghhh !!!Dengan gerakan yang sangat cepat dan bertenaga laki-laki bertubuh tinggi besar ini