Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 711 - Bab 720

2578 Bab

132. Bagian 16

“Siapa Iblis Mimpi itu kak ?” tanya Gye membuka pembicaraan.“Dia adalah salah satu pengikut Iblis Langit Gye, sama seperti kakak ke-8 Gye, anoman” jelas Bintang.“Kedepan akan banyak halang rintang kakak menghadapi pengikut-pengikut Iblis Langit Gye. Apa Gye siap dengan semua itu?” tanya Bintang. Gye tampak tersenyum mendengar hal itu.“Asalkan bersama kakak, tidak ada yang Gye takutkan didunia ini” jawab Gye mantap hingga membuat Bintang yang tersenyum kini.“Apa kakak sendiri pernah bertemu dengan Iblis Langit?” tanya Gye tiba-tiba hingga menarik perhatian Bintang.“Pernah” ucap Bintang lalu menceritakan tentang pertarungannya dengan Iblis Langit.“Selain Iblis Langit, masih ada Pangeran Iblis dan gerombolannya yang juga menjadi tugas kakak untuk menumpasnya.” ucap Bintang. Lalu Bintangpun menceritakan
Baca selengkapnya

133. Sengketa Lima Kesultanan

SEROMBONGAN pedati tampak berjalan beriringan dan berbaris-baris. Bila dilihat, barisan rombongan ini cukup panjang, di barisan paling depan, terlihat 3 orang berkuda yang sepertinya merupakan pengawal dari rombongan tersebut, dibelakangnya tampak deretan pedati-pedati yang berisi barang-barang rumah tangga dan bahan-bahan masakan, sepertinya rombongan ini adalah rombongan yang mau pindah atau mengungsi. Dibarisan paling belakang terlihat sebuah kereta kuda yang tampak juga dikawal oleh 3 orang penunggang berkuda. Sepertinya, ketiganya tengah mengawal kereta kuda tersebut. Dua orang laki-laki berkumis tebal tampak berkuda dari barisan depan kebelakang, dari belakang kedepan, sepertinya kedua orang ini merupakan komandan dari para-para pengawal tersebut, diatas-atas pedati tampak duduk para sais dan pelayan-pelayan wanita yang tampak duduk menemani para sais mengendalikan pedati-pedati yang membawa barang-barang tersebut. Rombongan ini terus berjalan dengan rapi dan teratur, sementar
Baca selengkapnya

133. Bagian 2

Sore itu, matahari mulai tampak condong ke ufuk barat, mega-mega merah sudah tampak menghiasi dicakrawala barat, seorang lelaki muda tampan tampak duduk santai diatas punggung kuda putihnya seraya menatap kearah matahari yang sudah mulai terbenam, setelah cukup lama menikmati ketenangan dan keindahan alam, sang lelaki muda tampan yang mengenakan baju dalam merah dan jubah berwarna biru ini tampak menatap kearah pemandangan hutan yang ada dihadapannya, sosoknya masih berada diatas bukit hingga dapat memandang luas hamparan pemandangan indah yang ada dihadapannya, lelaki muda tampan ini tampak memiliki rambut yang cukup panjang yang dikuncirnya mirip ekor kuda, sebilah pedang bergagang indah tampak tersampir dipunggungnya, diantara kedua alisnya yang melengkung bagaikan elang terlihat sebuah mutiara merah tertanam dikeningnya, dikedua telinganya tampak sepasang anting berwarna hitam. Melihat sosok dan penampilannya, kita tentu sudah dapat menebak kalau lelaki muda tampan ini tak lain
Baca selengkapnya

133. Bagian 3

“BERHENTI!” Kembali terdengar teriakan keras dari belakang, tapi Bintang tak perduli, terus saja melangkah untuk pergi meninggalkan tempat itu.“BERHENTI!” Kembali teriakan keras itu terdengar dari arah belakang. Tapi Bintang terus melangkah menjauh.DOR !!!Sebuah letusan senapan api terdengar dari arah belakang Bintang. Bintang cukup terperanjat kaget mendengarnya, tapi Bintang bergerak cepat membalik tubuhnya karena Bintang yakin suara letusan senapan api itu dilepaskan oleh wanita yang meneriakinya dari arah belakang.Tappp !!!Peluru tajam yang melesat dengan sangat cepat kearah Bintang tersebut terhenti diantara kedua jari tangan Bintang yang menjepit. Hal ini membuat sosok wanita jelita yang ada dihadapan Bintang terdiam bagaikan patung, menatap takjub atas apa yang Bintang lakukan. Ditangan wanita ini tampak tergenggam sebuah senapan api laras pendek.Wanita ini tampak hanya mengenakan pakaian kaos hitam dan c
Baca selengkapnya

133. Bagian 4

MALAM datang. Wanita ksatria yang memperkenalkan namanya sebagai Anacheri kepada Bintang mulai menceritakan rombongannya yang tiba-tiba saja dicegat oleh begal rampok yang jumlahnya ratusan orang. Anacheri yang berada dalam satu kereta kuda dengan nyonya majikannya, karena memang Anacheri adalah pengawal pribadi nyonya majikannya.“Dalam pertempuran itu, kami berhasil melumpuhkan belasan orang begal rampok tersebut, tapi sayang, saya gagal melindungi nyonya majikan saya yang dibawa kabur oleh para begal rampok tersebut” ucap Anacheri mengakhiri ceritanya kepada Bintang. Bintang yang ada dihadapannya, terlihat mendengarkannya dengan penuh keseriusan.“Lalu dimana pengawal yang lain?” tanya Bintang.“Beberapa orang tetap disuruh melanjutkan perjalanan, sementara saya dan tuan Akhas tetap melanjutkan pencarian untuk menyelamatkan nyonya Farah”“Nyonya Farah” ulang Bintang“Nama majikan saya adalah
Baca selengkapnya

133. Bagian 5

“Sudah siap nona?” tanya Bintang lagi membuyarkan lamunan nona Anacheri.“Sudah” ucap nona Anacheri pelan setengah berbisik ditelinga belakang Bintang, berdiri bulu kuduk Bintang mendengar bisikan itu. Tapi lagi-lagi Bintang harus membuang pikiran kotor dibenaknya.“Tutup mata nona” ucap Bintang lagi. Tak banyak membantah, nona Anacheri segera memejamkan matanya.Weeesshhh....!!!Mengerahkan Ajian Saifi Angin pemberian Begawan Cakra Buana hingga tubuh Bintang berkelebat cepat bagaikan menghilang dari pandangan,  Ajian Saifi Angin adalah sebuah kesaktian kedikdayaan yang dapat mempercepat seseorang dalam perjalanan. Dengan aji Sapu Angin ini Bintang dapat menempuh jarak jauh dalam waktu yang singkat. Ajian ini pula yang menjadikan orang seperti kijang atau burung dalam kecepatan bergerak. Orang yang mempunyai Ajian Saifi Angin dapat meringankan tubuh seringan-ringannya, sehingga dapat lari
Baca selengkapnya

133. Bagian 6

Sosok berpakaian merah yang kini telah berhadapan langsung dengan lelaki berkepala plontos yang tak lain adalah Bintang adanya. Lelaki berkepala plontos sendiri terlihat menggeram penuh kemarahan menatap kearah Bintang karena kesenangannya yang terganggu. Sementara itu para anggota begal rampok yang lain terlihat langsung mendatangi markas mereka saat mendengar suara keras dari tubuh ketua mereka yang tadi terpental keluar setelah menghancurkan dinding bangunan yang menjadi markas mereka. Hingga kini tempat itu sudah dipenuhi oleh ratusan orang anggota begal rampok tersebut.Bintang sendiri tampak berpaling kearah belakang, dapat dilihatnya sosok wanita cantik tersebut sudah mengenakan jubahnya dan saat ini juga tengah menatapnya. Dan seolah tidak memperdulikan lelaki plontos yang tengah menatapnya dengan marah, Bintang terlihat berjalan mendekati wanita cantik tersebut. Dan berjongkok didekat wanita cantik tersebut.“Nyonya Farah tidak apa-apakan?” tanya B
Baca selengkapnya

133. Bagian 7

“Kenapa tidak kau saja yang maju!” tantang Bintang kepada ketua begal Rampok Topeng Hitam dengan menggerakkan dua jarinya untuk menyuruh ketua begal Rampok Topeng Hitam maju.“Semuanya...serang dia!” ketua begal Rampok Topeng Hitam langsung memberikan perintah kepada semua anggota begal Rampok Topeng Hitam yang ada dibelakangnya. Semula terlihat semuanya ragu untuk melaksanakan perintah itu, tapi akhirnya mereka memberanikan diri karena diperintah menyerang secara bersama-sama.Cringg ! Cringg ! Cringg ! Cringg ! Cringg !Semua anggota Rampok Topeng Hitam tampak mencabut lepas golok yang ada dipinggang mereka,    dan ;HHHHYAAATTTTTT !!! HHHHYAAATTTTTT !!!Dengan serentak puluhan orang anggota begal Rampok Topeng Hitam menyerbu kearah Bintang. Karena rumah yang menjadi markas gerombolan Rampok Topeng Hitam tidak muat bila ratusan anggota Rampok Topeng Hitam menyerang secara bersama-sama.“Nyonya F
Baca selengkapnya

133. Bagian 8

“Dengan senjata kecilmu itu, kau mau menghadapi golok pencabut nyawaku ini!” dengus ketua begal Rampok Topeng Hitam dengan mencibir meremehkan.“Ukuran bukan merupakan suatu tolak ukur” jawab Bintang dengan ringannya.“Baik, akan kuperlihatkan jurus golok pencabut nyawaku ini padamu!” ucap ketua begal Rampok Topeng Hitam lagi seraya menyilangkan golok besar ditangannya.Hyyyaatttt !!! Weerrrr !!!WUUUTTTT !!!Ketua begal Rampok Topeng Hitam melesat dengan golok besarnya, suara kibasan goloknya sampai mengeluarkan suara menderu keras, dapat dibayangkan kekuatan yang terkandung dalam serangan ketua begal Rampok Topeng Hitam tersebut. Tapi Bintang justru masih terlihat tenang ditempatnya, seakan serangan ketua begal Rampok Topeng Hitam hanyalah serangan biasa saja baginya.TRANGGGGG !!!Saat tebasan golok besar itu sudah semakin mendekat, dengan gerakan yang sangat cepat, Bintang mena
Baca selengkapnya

133. Bagian 9

“Huuupp!”Bintang melompat menjauh seraya menyarungkan kembali Keris Kyai Guntur kedalam warangkanya, ketua begal Rampok Topeng Hitam sendiri terlihat menghentikan serangannya. Bintang kini menatap kagum pada kekuatan tubuh lawannya yang memang benar-benar tak mampu ditembus serangan, baik serangan tangan kosong maupun senjata.Di tempatnya, ketua begal Rampok Topeng Hitam terlihat tersenyum sinis melihat lawannya terkejut melihat kekebalan tubuhnya.“Tidak ada kesaktian dan senjata sakti yang bisa menembus kekebalan tubuhku!” ucap ketua begal Rampok Topeng Hitam dengan pongahnya. Tiba-tiba Bintang tersenyum dan ini langsung menghapus senyum pongah ketua begal Rampok Topeng Hitam.“Apa yang lucu, ha?!” bentak ketua begal Rampok Topeng Hitam lagi.“Bagaimana kalau kita bertaruh?” ucap Bintang“Bertaruh apa?”“Jika kau bisa menahan satu pukulanku, kau boleh milik
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7071727374
...
258
DMCA.com Protection Status