Beranda / Fantasi / MR. D / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab MR. D: Bab 41 - Bab 50

86 Bab

Bukit Harapan

Raja menatap sebuah gerbang besar di ujung lembah. Sebuah gerbang penyekat antara dunia nyata dan dunia gaib. Sebuah gerbang dengan tingi sepanjang kita mendongakkan kepala. Ada ukiran ular kobra dan hiasan ornamen kepala manusia di sisi permukaannya. Banyak semak-belukar yang ternyata terbuat dari urat-urat manusia jua tertata rapi di permukaannya. Ada dua raksasa bertaring panjang berdiri membawa gada besar di kanan dan kiri. Gerbang terbuat dua sisi sama persis dan simetris dengan gambar lingkaran diagram setan besar pas di tengah. Raja berdiri pas di depan gerbang kali ini. Raja tak bisa menyebutkan tempatnya berdiri malam atau siang. Sebab pas di sisi gerbang adalah gelap. Namun di sisi depan gerbang berjarak satu langkah adalah terang atau siang. Raja sendirian berdiri sambil terus mengamati. Sengaja Raja tak mengikut sertakan pasukan anak keturunan bersamanya. Sebab hanya dia yang mampu membangkitkan efek dari doa tiada meng
Baca selengkapnya

Hampir Mati

Dar, Slap, serot,  Tubuh Raja terpental agak jauh dari arah gerbang lembah setan. Tubuhnya terbentur keras pada sebuah batu besar. Hingga batu tersebut pecah menjadi dua bagian. Mulutnya mulai memuntahkan darah sambil agak batuk-batuk.  Matanya mulai berkunang-kunang. Kepalanya agak berat dan seakan remuk di seluruh badan. Saat Raja tengah mengamati isi di dalam gerbang. Ada sebuah bayangan gelap besar tak berbentuk. Mendorongnya dari dalam dengan sebuah energi yang begitu kuat. Sehingga Raja terpental jauh dari arah gerbang.  “Astagfirullah Hal Adzim, apa itu tadi. Benarkah yang menghantamku adalah sosok dari Raja para setan Barbadak. Benarkah energi kuat itu berasal dari dia? Kalau benar demikian. Berarti benar pula omongan Ayah. Jikalau aku harus berhati-hati dengan Raja setan yang bernama Barbadak,” Raja tampak menggerutu dan berusaha untuk bangkit kembali.  “Memang benar kau pantas menjadi anak Wahyu Si MR. D itu Raja. Bahkan
Baca selengkapnya

Bersatunya 5 kota dan cerita 10 tahun silam

“Apa kau makhluk jelek, sini kau kalau berani. Beraninya sama anak kecil saja kau, apa kau!” oceh Kakek Dewa mengejek iblis Barbadak layaknya seorang anak kecil yang mengejek temannya. Sedangkan Kakek Halilintar yang sedang memapah Raja. Tampak tertawa keras melihat kekonyolan sang adik. Raja yang tengah dipapah oleh Kakek Halilintar, masih merasa kesakitan begitu sangat. “Kenapa Kakek Dewa tidak takut sama sekali sama sosok Raja setan itu?” tanya Raja sambil mengaduh kesakitan. “Kenapa kita takut pada makhluk Raja. Mereka jua ciptaan sama seperti kita yang harus kita takuti adalah Pencipta makhluk. Bukannya kita takut pada sesama makhluk ciptaan,” sahut Kakek Dewa. “Benar sekali kata-katamu itu Dewa, Assalamualaikum para punggawa T O H yang tersisa. Apa kabar kalian Mas Dewa, Halilintar?” sepuluh sosok tiba-tiba datang secara berbarengan dengan cara berjalan santai. Melewati bayangan
Baca selengkapnya

Sebuah perintah serangan

Haji Kasturi kembali menatap kota Jombang tercinta. Kota yang selama ini ia lindungi dengan segenap jiwa raga agar tak jatuh dalam lembah hitam kenistaan.Namun kali ini masyarakatnya mulai melenceng jauh dari syariat yang di ajarkan. Oleh pendahulu yakni leluhur para kiai dan pemuka agama yang terdahulu.Tetes air matanya jatuh jua satu tetes ke tanah. Angin mulai berubah keruh membawa banyak malapetaka dan pagebluk durjana para setan di setiap sudut kota.Haji Kasturi masih berdiri menatap kota Jombang dari atas bukit Tunggorono. Dan seribu lebih anggota T O H masih berbaris rapi berdiri berjajar di belakangnya menunggu komando dari sang Kiai Kasturi.Di samping Haji Kasturi berdiri pula pejuang terkuat kedua setelahnya. Gus Bagus terus memandang sang guri jua menunggu perintah selanjutnya. Iya menunggu bersama seribu lebih anggota yang lain. Yang jua mulai gusar dengan keadaan kota Jombang yang mangkin melenceng jauh dari norma-norma dasar agama ataupu
Baca selengkapnya

Rapat para setan dan siluman

Huwa, huwa, huwa...,Hoah, huh, huwa...,Teriakan-teriakan siluman dan lelembut lembah neraka terus membahana mengagungkan raja mereka Adi Yaksa. Berjajar rapi duduk bersila menyilangkan kaki dengan berkali-kali mengangkat kedua tangan lalu menurunkannya lagi dengan posisi merunduk masih dengan bersila bergaya menyembah.Sedangkan algojo-algojo kerajaan berdiri tegak di atas dinding-dinding tebing yang mengitari aula pertemuan istana Adi yaksa. Terkadang mondar-mandir di sisi yang lain sambil memanggul kampak besar di pundak sebelah kiri. Sambil mata terus melotot, melihat ke sana-kemari, mengintai jauh barangkali ada musuh yang mendekat.Obor-obor di patung seram berbentuk ular naga dan setan iprit telah menyala. Ada beberapa prajurit di sana bertugas mengganti bahan bakar minyak yang di sangrai dari bekas kulit manusia yang di sayat sebagai persembahan.Pohon beringin kembar besar nan lebat tumbuh rindang pas di atas tebing singgasana Adi Yaksa.
Baca selengkapnya

Masa kecil MR. D sebagai Wahyu

Saat sore hari menjelang dan senja hampir saja tergelincir di peraduan akhirnya ufuk barat sekiranya jam menunjukkan pukul 17.00 WIB. Keluarga kecil Jaka tampak tengah berjalan santai bergurau di tepian jalan desa Mojokembang hendak kembali menuju ke rumahnya.Beby Wahyu yang sedang asyik bergelayut di gendongan Jaka terus mengoceh tak karuan terkadang tertawa saat para ibu yang berpapasan dengan mereka selalu menggoda Beby Wahyu sebab tak tahan dengan lucunya tingkah si kecil Wahyu.Sedangkan sang Mama tercinta Putri hanya tersenyum melihat kelakuan para ibu yang terkadang mencubiti Wahyu saking gemasnya. Dan hanya berjalan santai menemani sang suami berjalan santai sore bersama si kecil Wahyu yang tak pernah bisa tenang sangat aktif.Sesaat mereka melihat Nyi Norma yang sedang berjalan berpapasan dengan mereka sambil membawa barang belanjaan untuk warung kopinya. Putri langsung menatap wajah Jaka barangkali mata Jaka nakal saat Nyi Nurma Yanti yang sangat besa
Baca selengkapnya

Diskusi antar petinggi

Tengah malam di pojok desa Mojokembang tepatnya di gubuk setengah warung kopi Nyi Nurma. Dalam bilik kamar belakang warung kopinya pas Nyi Nurma tengah gelisah hati. Tidurnya tak nyenyak, tak tenang miring tak enak berbaring pun tak enak.Walau iya sudah terhitung sakti memiliki ajian pelet Kamasutra. Dimanah lelaki siapa pun itu  apabila melihat senyumnya saja atau sorotan matanya yang tajam. Pasti langsung tergoda tidak mungkin tidak.Namun ada beberapa hal kendala yang ia hadapi dan beberapa pantangan yang harus iya hindari agar keilmuannya tidak luntur lalu hilang dalam sekejap mata.Pantangan yang Nyi Nurma harus hindari adalah berhubungan intim saat malam Jumat. Walau untuk kesegaran tubuhnya dan tuntutan agar terus kelihatan awet muda dan menarik mata setiap lelaki. Dia Nyi Nurma tiga hari sekali paling lama harus berhubungan layaknya suami istri dengan bergonta-ganti lelaki.Ada pula kendala keilmuannya tak akan mempan pada seorang lelaki yan
Baca selengkapnya

Hantu Hasan

Jaka masih tampak merenung duduk sendiri di ruang kerjanya. Ya di ruang kerjanya sebulan yang lalu. Jaka akhirnya dapat rezeki dari tulisan-tulisan yang ia buat di beberapa platform aplikasi penulis.Seperti Noveltoon dan aplikasi yang lain namun ia lebih senang berkarya di aplikasi Noveltoon. Sebab Jaka sudah dapat gaji di sana Alhamdulillah dapat untuk membeli beras dan susu Beby wahyu katanya.Walau belum seberapa tapi alhamdulillah dapat untuk membeli susu dan beras. Jadi sebulan yang lalu Jaka dan Putri merenovasi ulang kamarnya. Untuk membuat sepetak ruangan tempat dimanah Jaka bekerja membuat sebuah karya tulisan entah itu cerpen atau novel.Malam ini Jaka belum jua kembali ke kamarnya. Ia masih berada di ruang  kerja duduk di belakang meja panjang dan tengah merenung di atas kursi hitam yang biasa iya gunakan untuk terus berkarya. Namun kali iya sedang tidak menulis laptop sudah ia matikan dan ponsel juga tak menyala.Jaka sudah pula merampun
Baca selengkapnya

Mimpi Putri

Malam semakin petang dengan angin dingin yang semakin menusuk hingga kulit ari. Bahkan andai kata di satu rumah berdinding tebal seseorang menghalangi dingin dengan memakai selimut. Masih dapat merasakan menggigilnya hawa dingin yang ditimbulkan.Desa Mojokembang entah kenapa malam ini terasa begitu suram. Begitu sepi dan sangat mencekam ada sekelompok burung gagak dari arah gunung datang menyusuri desa mungkin ini sebuah pertanda wabah atau akan banyaknya kematian.Yang jelas suara lengkingan burung gagak bagai sayatan atau robekan pisau yang langsung mengiris dinding hati setiap warga desa yang kebetulan mendengarnya.Di sudut jalanan sepi di depan pagar besi di samping rumah Haji Wachid berdiri sosok Nyi Nurma dan sosok genderuwo besar di sampingnya. Tampak genderuwo tengah menghisap arwah Mas Hasan Jaelani layaknya menyeruput kopi hitam di sebuah cangkir yang masih hangat.“Mas Jaka, Tolong!” satu teriakan dari arwah Mas Hasan Jaelani meng
Baca selengkapnya

Mimpi Sari

Sari terus berlari melewati sela-sela pepohonan lebat sebuah hutan yang tampak asing baginya. Iya tak pernah sekalipun menginjakkan kaki sekalipun di dalam hutan ini. Jangankan terpikir membayangkannya saja iya mungkin tak berani sendirian berjalan di dalam hutan ini.Tetapi malam mencekam kali ini Sari begitu ketakutan iya terus berlari sambil berharap Dava dapat di temukan. Perang besar telah terjadi di kota Jombang antara setan dan para anggota T O H namun kali ini kejahatan memenangkan pertempuran dengan banyak tipu daya dan tipu muslihat.Para senior maupun tokoh penting dalam T O H banyak yang gugur termasuk Jaka dan keluarganya. Mungkin ini adalah akhir dari kejayaan kota Jombang ujar Sari dalam hati dan masih terus berlari di sela-sela gelapnya pepohonan nan tinggi berjajar serta lebat menutupi area hutan.“Mas Dava walau keluarga kita habis dan telah gugur semua karena peperangan dahsyat kali ini. Aku tak akan membiarkanmu mati Mas, bertahanlah ak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status