Beranda / Fantasi / MR. D / Diskusi antar petinggi

Share

Diskusi antar petinggi

Penulis: Cacak Endik
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-07 21:24:01

Tengah malam di pojok desa Mojokembang tepatnya di gubuk setengah warung kopi Nyi Nurma. Dalam bilik kamar belakang warung kopinya pas Nyi Nurma tengah gelisah hati. Tidurnya tak nyenyak, tak tenang miring tak enak berbaring pun tak enak.

Walau iya sudah terhitung sakti memiliki ajian pelet Kamasutra. Dimanah lelaki siapa pun itu  apabila melihat senyumnya saja atau sorotan matanya yang tajam. Pasti langsung tergoda tidak mungkin tidak.

Namun ada beberapa hal kendala yang ia hadapi dan beberapa pantangan yang harus iya hindari agar keilmuannya tidak luntur lalu hilang dalam sekejap mata.

Pantangan yang Nyi Nurma harus hindari adalah berhubungan intim saat malam Jumat. Walau untuk kesegaran tubuhnya dan tuntutan agar terus kelihatan awet muda dan menarik mata setiap lelaki. Dia Nyi Nurma tiga hari sekali paling lama harus berhubungan layaknya suami istri dengan bergonta-ganti lelaki.

Ada pula kendala keilmuannya tak akan mempan pada seorang lelaki yan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MR. D   Hantu Hasan

    Jaka masih tampak merenung duduk sendiri di ruang kerjanya. Ya di ruang kerjanya sebulan yang lalu. Jaka akhirnya dapat rezeki dari tulisan-tulisan yang ia buat di beberapa platform aplikasi penulis.Seperti Noveltoon dan aplikasi yang lain namun ia lebih senang berkarya di aplikasi Noveltoon. Sebab Jaka sudah dapat gaji di sana Alhamdulillah dapat untuk membeli beras dan susu Beby wahyu katanya.Walau belum seberapa tapi alhamdulillah dapat untuk membeli susu dan beras. Jadi sebulan yang lalu Jaka dan Putri merenovasi ulang kamarnya. Untuk membuat sepetak ruangan tempat dimanah Jaka bekerja membuat sebuah karya tulisan entah itu cerpen atau novel.Malam ini Jaka belum jua kembali ke kamarnya. Ia masih berada di ruang kerja duduk di belakang meja panjang dan tengah merenung di atas kursi hitam yang biasa iya gunakan untuk terus berkarya. Namun kali iya sedang tidak menulis laptop sudah ia matikan dan ponsel juga tak menyala.Jaka sudah pula merampun

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-07
  • MR. D   Mimpi Putri

    Malam semakin petang dengan angin dingin yang semakin menusuk hingga kulit ari. Bahkan andai kata di satu rumah berdinding tebal seseorang menghalangi dingin dengan memakai selimut. Masih dapat merasakan menggigilnya hawa dingin yang ditimbulkan.Desa Mojokembang entah kenapa malam ini terasa begitu suram. Begitu sepi dan sangat mencekam ada sekelompok burung gagak dari arah gunung datang menyusuri desa mungkin ini sebuah pertanda wabah atau akan banyaknya kematian.Yang jelas suara lengkingan burung gagak bagai sayatan atau robekan pisau yang langsung mengiris dinding hati setiap warga desa yang kebetulan mendengarnya.Di sudut jalanan sepi di depan pagar besi di samping rumah Haji Wachid berdiri sosok Nyi Nurma dan sosok genderuwo besar di sampingnya. Tampak genderuwo tengah menghisap arwah Mas Hasan Jaelani layaknya menyeruput kopi hitam di sebuah cangkir yang masih hangat.“Mas Jaka, Tolong!” satu teriakan dari arwah Mas Hasan Jaelani meng

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-07
  • MR. D   Mimpi Sari

    Sari terus berlari melewati sela-sela pepohonan lebat sebuah hutan yang tampak asing baginya. Iya tak pernah sekalipun menginjakkan kaki sekalipun di dalam hutan ini. Jangankan terpikir membayangkannya saja iya mungkin tak berani sendirian berjalan di dalam hutan ini.Tetapi malam mencekam kali ini Sari begitu ketakutan iya terus berlari sambil berharap Dava dapat di temukan. Perang besar telah terjadi di kota Jombang antara setan dan para anggota T O H namun kali ini kejahatan memenangkan pertempuran dengan banyak tipu daya dan tipu muslihat.Para senior maupun tokoh penting dalam T O H banyak yang gugur termasuk Jaka dan keluarganya. Mungkin ini adalah akhir dari kejayaan kota Jombang ujar Sari dalam hati dan masih terus berlari di sela-sela gelapnya pepohonan nan tinggi berjajar serta lebat menutupi area hutan.“Mas Dava walau keluarga kita habis dan telah gugur semua karena peperangan dahsyat kali ini. Aku tak akan membiarkanmu mati Mas, bertahanlah ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-07
  • MR. D   Sebuah peringatan

    Suasana malam di rumah Haji Wachid tampak hening para penghuninya sudahlah terlelap amat sangat. Setelah kehebohan Putri dan Sari yang bermimpi buruk dengan malam yang sama.Tampak sekilas Ki Datuk Panglima Kumbang kembali di panggil untuk menjaga rumah Haji Wachid serta Maung Bodas si macan putih yang bertugas menjaga rumah Haji Kardi.Sedangkan arwah Mas Hasan Jaelani tampak duduk di teras dengan terus menatap langit berharap semua kejadian-kejadian di desanya cepat berlalu dan ia segera bisa pergi ke alam atas.Terlihat Jaka dan Putri tengah menikmati tidurnya mereka berdua terbaring dan tengah terlelap. Tanpa sadar bahwa sudah ada yang datang duduk di kursi pojok kamar mereka. Dia adalah sang petapa sakti Effendik Jangkaru yang datang menyambangi murid kesayangannya Satria Langit atau yang sekarang berinkarnasi pada tubuh Beby Wahyu.Seakan sadar sang guru datang menemuinya si kecil Beby wahyu merangkak turun dari atas kasur dari pelukan Putri Mamanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • MR. D   Marcuet

    Adi Yaksa mulai berpikir keras tentang ucapan petapa Effendik dan Satria Langit. Di atas singgasananya tampak iya sedang termenung dengan posisi bertopang dagu. Karena baru saja kedua musuh bebuyutannya baru saja datang berkunjung dan memberi peringatan keras padanya.“Patih Kebo Marcuet kemarilah,” ucap Raja Adi Yaksa meminta salah satu patihnya yang bermukim di tebing sebuah sungai bernama Kali Konto tepat di belakang desa Mojokembang.Kebo Marcuet yang sedang bertapa di salah satu batu paras besar tepi sungai Konto sesaat membuka mata karena mendengar panggilan sang raja Adi Yaksa.“Patih hadirlah aku membutuhkanmu datanglah,” ucap Raja Adi Yaksa.Kebo Marcuet yang sedang dalam posisi bertapa hanya tersenyum akhirnya kau membutuhkanku Adi Yaksa. Ucap Kebo Marcuet dalam hatinya. Seraya berdiri Kebo Marcuet mengentak tanah tiga kali dengan kakinya lalu terbang ke atas menuju kerajaan Adi Yaksa.Ketika Sang Patih Kebo Marcue

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • MR. D   Penghabisan

    Sebuah altar langit terhampar tanpa batas di atas kota Jombang. Di antara bumi dan langit namun tak sampai melampaui atmosfer, hanya berada di sela-sela antara mendung dan awan putih yang akhir-akhir ini tertambat tak mau pergi di atas kota Jombang.Di bawah sinar rembulan merah dengan segala mitos dan legendanya. Tertambat dua sosok petapa bersila berhadapan, ya mereka adalah guru dan murid, Wahyu dan petapa Effendik tengah berdiskusi keras teramat alot mengenai sebuah akhir dari riwayat kota Jombang di bawahnya.“Guru sang raja dari raja siluman sudah muncul rupanya. Dia Kebo Marcuet kakak dari Adi Yasa seorang siluman yang hanya bisa aku kalahkan dengan sosokku sebagai satria langit. Namun sosokku sebagai Wahyu tak kan mampu mengatasi kesaktiannya,” celetuk Wahyu terus berpikir mengurai jawaban dari segala masalah kota Jombang dan ia tak mengira kalau musuh-musuhnya di masa lalu akan terbangun satu-persatu.“Satria walau tubuhmu sekarang ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • MR. D   Dek Nur

    Malam ini malam satu suro suasana kota Jombang tengah mencekam kebakaran dimana-mana. Kesurupan masal terjadi di beberapa tempat, kekacauan dan penjarahan terjadi di beberapa tempat. Jalanan menjadi tempat pemerkosaan sejumlah wanita kini keadaan kota Jombang seakan menjadi kota mati.Tangisan dan teriakan kengerian di setiap sudut gang darah tertumpah dimana-mana. Warna aspal tak lagi hitam menjadi semerah darah bergeleparan nyawa dimana-mana. Malam ini seperti biasa sebagai pertanda awal kehancuran hujan deras dan badai mengguyur serta menyapu kota menambah kehancuran semakin hancur untuk kota yang berjuluk kota beriman bersih indah dan nyaman yang kini tak lagi elok dihuni.Di sudut-sudut kota terjadi peperangan antara anggota T O H dan para setan atau siluman. Dari mulai anggota T O H ring paling lemah hingga terkuat semua bertarung. Banyak pula dari mereka yang telah gugur mempertahankan kota Jombang.Di sudut pojok desa Mojokembang tepatnya di ujung

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • MR. D   Dava Bin Kardi

    Gerimis masih terus berjatuhan di pelataran rumah Haji Kardi. Menyapu darah yang meluber di setiap sudutnya. Beberapa tempat menggenang pula bekas luberan di sudut-sudut ruang kental merah matang bercampur lumpur dan tanah basah serta rerumputan.Dalam area belakang hingga jalanan depan rumah Haji Kardi tergeletak beberapa mayat dari anggota T O H yang telah gugur sebagai syuhada. Tubuhnya pun ada dari beberapa mayat yang sudah tak berbentuk, karena yang mereka lawan bukanlah manusia tapi sebuah pasukan dari kerajaan setan terkuat di kota mereka.Kondisi rumah Haji Kardi sudah tidak utuh lagi bagaikan yang tersisa hannyalah puing-puing sisa dari robohnya dinding rumah yang semula kokoh kini berantakan tak menyisakan satu pun pilar penyangga untuk menopang semuanya roboh.Habis sudah keluarga Haji Kardi dengan segala kejayaannya tak bersisa kini tinggallah Dava berdiri mematung di tengah-tengah rumah yang sudah rata oleh tanah. Tetap lekat menatap dua sosok

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08

Bab terbaru

  • MR. D   Gagang Sapu

    Tengah malam lewat 15 menit sudah Jaka baru pulang dan baru sampai di teras rumahnya pas berdiri di depan pintu depan rumah berbentuk kupu-kupu atau orang Jawa menyebutnya pintu berbentuk kupu tarung. Entah apa maksudnya kupu tarung yang kalau di buat menjadi arti bahasa Indonesia artinya kupu berkelahi mungkin bentuknya yang seperti kupu-kupu saling berhadapan.“Eh ketok enggak ya, ah terobos sajalah,” gerutu Jaka melewati Pintu dengan gampangnya seakan Jaka selalu dengan mudah menembus pintu tebal yang terbuat dari pohon jati hasil karya Mbah Raji tersebut.“Hehe, sudah masuk dong ke dalam rumah, eh percuma dong istriku mengunci pintu kalau aku gampang masuk. Dan oh tidak orang yang bisa kayak aku juga gampang masuk dong. Haduh Putri jadi ngeri meninggalkan kamu lama-lama sayang, ah kok jadi parno begini ya cus ke kamar,” gerutu Jaka melangkah ke kamar dengan langkah di percepat.Sampai pintu kamar ternyata keadaan pintu tak tertutup se

  • MR. D   Regenerasi

    Krek..., blek...,Suara pintu kamar Vivi terbuka perlahan dari luar oleh Jaka dan Bagus yang hendak mengecek keadaan Vivi dan Wahyu.“Rupanya mereka sudah pulas Mas,” ucap Jaka tersenyum kecil melihat tingkah lucu anaknya yang tengah memeluk erat Vivi sambil terus mengusap perut Vivi sambil terus mengigau Mas Dewa.“Eh sebentar deh Dek Jaka coba dengar igauan anakmu itu,” kata Bagus masih berdiri di depan pintu bersama Jaka.“Sebentar Mas, diam lah dulu aku tidak begitu jelas coba aku dengar sekali lagi,” ujar Jaka mendekatkan daun telinganya agak menjorok ke dalam pintu sambil melonggokkan kepala ke dalam kamar.“Mas Dewa cepat lahir ya,” kembali igauan Wahyu terdengar kali ini agak jelas.“Eh benar kan firasatku Mas,” celetuk Jaka menatap Bagus dan Bagus yang tak tahu menahu akan maksud dari Jaka hanya bengong tak mengerti.“Maksudnya bagaimana ini Dek aku jadi penasa

  • MR. D   Mas Kecil

    “Tante, tante Vivi, halo dimanakah dirimu Tanteku yang cantik dan perutnya gendut, hehe. Namanya hamil ya memang gendut ya ah aku ini bagaimana,” teriak Wahyu sambil menggerutu menertawakan diri sendiri terus berlari ke arah kamar Vivi.“Nah ini kamar Tante sama Om ini, gedor ah kerjai Tante biar langsung bangun tidur melulu Si Tante ah aku kan kangen,” gerutu Wahyu mulai usil dengan rencana-rencana nakalnya.“Duor,” sekali tendang pas di tengah dengan kakinya membuat suara sangat kencang namun tetap tak terbuka pintu tetap tertutup rapat terkunci dari dalam.“Loh kok enggak bangun juga ini Tante wah tidur apa pingsan sih ini orang, Tante aku kangen!” teriak Wahyu di depan pintu kamar Vivi.“Pakai apa ya biar bunyinya jadi kayak ada ritmenya gitu pas mukul-mukul ini pintu, hem, ahay ini ada palu ini di atas meja kok pas ya ada palu namanya juga novel campur komedi ia kan haha, eh jangan deh nanti

  • MR. D   Tentang Kemungnan

    “Brem, brem, tengteng teng, sit hop stop,” celetuk Wahyu langsung lompat dari atas motor bergegas lari menuju dalam rumah Pak Bupati Bagus yang memang sudah terbuka pintu depannya.“Hey, Wahyu hati-hati Nak jangan lari nanti jatuh,” teriak Jaka namun Wahyu tak menggubris dan terus berlari dengan kaki-kaki kecilnya yang menggemaskan.“Assalamualaikum tante, oh tante,” teriak Wahyu sambil terus berlari melewati Omnya yakni Pak Bupati Bagus beserta petinggi T O H yang lain yang tengah asyik mengobrol di ruang tamu.“Eh Wahyu jangan lari-lari Nak nanti jatuh,” teriak Bagus mengingatkan Wahyu namun Wahyu melewatinya begitu saja karena saking rindunya pada tantenya Vivi.Sebentar kemudian Wahyu kembali ke tempat para peringgi T O H yang sedang duduk-duduk seraya menyalami satu persatu dari mereka. Sampai pada tempat bagus duduk Wahyu menyalami Bagus sambil mencium punggung tangannya seraya bertanya, “Om tant

  • MR. D   Rengek Bayi Setan

    Kelompok Hendrik Wijaya dari golongan hitam telah pergi beberapa menit yang lalu. Tapi masyarakat kota Jombang yang sudah kadung melihat tontonan yang begitu mengerikan menjadi trauma tik sangat ketakutan akan adanya perang kembali.Sejenak Wahyu mengamati ada yang aneh dari kejauhan tempatnya berdiri. Setelah mengalahkan Hendra Wijaya dengan hanya sekali sentuh. Wahyu tampak gelisah, karena sekejap ia seperti melihat sepasang mata menyeramkan yang tengah mengintainya.Wahyu terus memandang ke arah timur jauh tempatnya berdiri agak bingung mematung. Melihat apa sebenarnya yang ia rasakan benar adanya. Si kecil Wahyu yang masih begitu polos tak mengerti bentuk makhluk apa yang membuat desir dalam dadanya sampai bergetar kencang. Seperti ada sesuatu benturan hawa atau aura antara dia dengan makhluk tak kasat mata lain.Sedangkan para petinggi T O H yang sangat senang dapat membatalkan perang setidaknya damai akan tercipta sampai sepuluh tahun ke depan. Masih teram

  • MR. D   Perang Batal

    “He, apa itu?” kata ibu-ibu yang berkerumun di pinggir trotoar.“He, iya kenapa itu ada orang berhadapan di tengah jalan?” sahut ibu satunya.“Eh, itu bukannya Bupati kita ya Pak Bagus?” timpal bapak-bapak yang ikut nimbrung bersama ibu-ibu.“Loh itu di sampingnya bukannya Mas Haji Lurah Dava dari desa Mbanjar Kerep ya?" teriak ibu-ibu yang lain.“Eh ada apa ini Ya Allah, bahaya apa lagi yang akan terjadi di kota kita ini, kenapa para petinggi T O H berkumpul. Lalu siapa mereka yang berpakaian seperti dukun itu. Jangan-jangan mau hendak perang lagi, haduh mbok yo jangan lagi,” ucap beberapa ibu-ibu saling menyahut pertanyaan dengan kekhawatiran akan adanya perang lagi seperti sepuluh tahun yang lalu.“Hei, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sudah-sudah agak menjauh ya ini sangat berbahaya lebih baik pulang deh,” celetuk Gus Pendik yang tiba-tiba ada duduk santai di trotoar di antara kerumunan w

  • MR. D   Guyonan Wahyu

    Sumilir Angin wengi kang tumetesAnnambaih kangen ku sangsoyo gediTitipan Rindu Iki sangsoyo akehAmung biso dedungo angenku nggo koweSlirahmu siji Tresnoku Yo mung sijiTak simpen lan tak jogo tekaning patiPanyuwunku kanggo Riko njogo tresno nisunSayang... Aku tulus Tresno slirahmu... HuuuTresno Ra bakal ilyangKangen sangsoyo mbekasTembang rindu kanggo rikoJanji suci tekaning patiSalam Tresno di jogoSnadyan adoh panggonanmuSumpah tulus kanggo rikoSalam rindu neng slirahmu***Petikan dawai gitar dari jemari Halilintar mengalun menyeberangi pintu ke pintu dan mengetuk kaca pintunya. Merayu-rayu penuh ritme agar beberapa orang yang tengah membuka kaca selaras dengan harapan Halilintar mengulurkan sedikit rezeki untuknya makan hari ini.Gitar klasik warna hitam tua terus setia menemani perjuangan sang musisi jalanan. Setia menemani kala hujan tiba atau panas

  • MR. D   Romantisme Bagus

    Sore ini bunga anggrek di halaman rumah Bagus masih saja segar dari air yang disiramkan oleh bik Amanah sejam yang lalu. Mekarnya sangat sempurna dan harumnya semakin semerbak menempel anggun pada inang induknya batang pohon mangga.Tertata rapi bak kebun bunga istana raja dibalut bekas kupasan kulit kelapa yang sering disebut orang sepet di tali rapi dengan tali sejenis kawat kecil. Bunga anggrek lurus tertanam di depan rumah seindah sang pemilik yang selalu memperhatikannya setiap sore sebelum magrib menjelang ayu sama cantiknya.Namun kali ini sang pemilik tampak bermuka murung, gundah gulana dan terpaut seribu pikiran dengan pengembaraan lamunan di atas awang langit senja yang sudah mulai tampak memerahkan langit.Di atas kursi roda Vivi merenung memandang sang bunga lekat menatapnya berlama-lama. Andai saja aku seperti bunga anggrek itu begitu terlihat sempurna di mata siapa saja yang memandangnya menarik hati, ujar dalam hati Vivi yang semakin hari semakin

  • MR. D   Pesan kurang waras

    Pagi gelisah tergambar pada raut wajah Halilintar. Iya masih terpikir seraut wajah dengan senyum anggun. Seorang ibu muda di dalam sebuah mobil warna merah maru, dimanah sang ibu muda tengah di sopiri seorang yang gagah rupawan. Entah itu sopirnya atau sang suami Halilintar tak mau berpikir jauh ke arah sana.Wajah Si Ibu muda membuatnya semakin gelisah. Otaknya semakin pening terpikir siapakah Si Ibu muda tersebut kenapa iya begitu baik dan yang paling membuatnya bingung seorang bapak-bapak yang juga masih muda yang menyopiri Si Ibu muda tersebut sempat memanggil namanya. Padahal iya sangat yakin tak pernah bertemu walau sekejap.Pagi ini Halilintar semakin resah duduk di atas trotoar lampu merah pas perempatan sebelah utara kebun raja. Matanya memang menatap beberapa kendaraan yang berhenti saat lampu tengah menyala merah namun seluruh badan serasa kaku tak ingin beranjak dari lamunan.Ada apa denganku ujarnya dalam benak, seharusnya aku berdiri memainkan gita

DMCA.com Protection Status