“Zavier, coba kau perhatikan sekitar,” ucap Eren, lirih.“Kenapa perpustakaannya menjadi gudang?”“Bagaimana kalau kita kabur? Sepertinya, Kak Zaila itu wanita yang sangat menyeramkan,” bisik Eren.“Ayo kita kabur.” Mereka berdua kabur diam-diam. Langkah kaki mereka sama sekali tidak bersuara. Kiana tidak menyadari kepergian mereka berdua karena ia sedang sangat fokus memperhatikan tempat yang membuat sakit pada matanya. Arta melirik untuk melihat keberadaan Eren, tapi ia tidak menemukan sosok yang ia cari. Arta menoleh kanan dan kiri, bahkan memutar tubuhnya.“Hust!” bisik Arta. Arta menarik lengan Renza dan mendekatkan bibirnya ke telinga Renza. “Dengar! Dua cucunguk sialan itu sudah berhasil kabur. Kita juga harus kabur,” bisik Arta.“Kali ini aku setuju. Lagi pula, si
Read more