Dawai asmara membuat keduanya bergetar. Detak jantung yang tidak karuan, belum lagi desiran darah yang membuat keduanya saling berbagi kehangatan.Bibir yang saling bersentuhan, lidah yang saling menyapa. Terasa ringan, nyaman, tapi semakin memanas.Renza melumat bibir Raina sangat rakus. Tangannya mulai meraba ke bagian-bagian sensitif Raina yang sudah berada di luar kepala.Tidak ada kata yang keluar kecuali desahan dan erangan. Renza memindahkan Raina ke atas ranjang. Keduanya saling melempar tatapan. Wajah yang sangat dekat, kembali saling menghembuskan napas gairah yang sangat lekat."Ren, kenapa kau sangat terburu-buru?" tanya Raina."Karena aku sangat merindukanmu."Jawaban singkat yang bahkan belum terdengar memuaskan. Sayangnya, Renza kembali membungkam bibir Raina menggunakan bibirnya.Raina mencengkeram lengan Renza. Renza yang masih sangat muda, sangat berenergik. Permainan kali ini, Renza sebagai pemimpinnya
続きを読む