Beranda / Thriller / Devano Lauder / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab Devano Lauder: Bab 51 - Bab 60

86 Bab

Chapter 51. Back to School

1 bulan kemudian Devano sudah masuk sekolah. Suasana begitu berbeda, jauh lebih bersemangat dan ceria. Di pagi hari Devano sudah di sambut hangat oleh sahabatnya yaitu Satria, meski Devano dan Satria beda kelas namun tidak menjadi masalah. "Devano, apakabarmu?" "Baik, bagaimana denganmu?" tanya Devano. "Baik, selama aku liburan aku hanya memfokuskan diri untuk berlatih karate dan sebagainya," "Wah, selama aku liburan aku hanya pergi ke luar negeri saja." "Memang liburan orang kaya selalu berbeda, ha ha ha." ucap Satria. "Ada-ada saja, engga juga kok. Aku ke luar negeri hanya untuk mencari informasi masalah keluargaku," ucap Devano. "Wah tak ku sangka kamu punya banyak masalah Devano, aku baru tahu kalo orang tuamu tidak ada ya pergi entah ke mana?" "He he, iya sudahlah." "Sabar Devano," "Ah terimakasih, bagaimana kalo kita latihan karate? Aku sudah membeli bajunya lhoo, ayo pulang sekolah kita ke tempat
Baca selengkapnya

Chapter 52. Berbeda?

Teman Caramel berkata, "Agnes dengan mudahnya bisa akrab dengan Devano, sedangkan kamu harus di tabrak dulu ha ha ha," Amuk Caramel, "Diam! Jangan jadi kompor! Aku tidak suka, lagian itukan haknya Devano juga mau akrab atau dekat sama siapa saja," "Hah? Caramel?! Kamu bisa berubah? Kamu bisa dewasa ternyata," "Ya seiring berjalannya waktu, biasalah!" Dengan tidak sukanya Caramel langsung saja meninggalkan teman-temannya itu yang sedang menggosipinya. Namun Caramel dengan enjoynya tidak memperdulikan, hanya menganggap sampah yang tidak bernilai.  Dengan Coolnya Caramel berjalan tidak melirik Devano, sehingga Devano langsung melihatnya heran. Namun Devano tidak mengganggu Caramel, dia langsung pergi saja ke ruang ganti baju untuk mengganti baju basket menjadi baju seragam.  Pada saat Devano ingin mengganti baju tiba-tiba saja dia mendengar percakapan Anton bersama teman-temannya, yang membahas soal Anton akan izin sekolah selam
Baca selengkapnya

Chapter 53. Bad Girl?

Tidak lama dari itu Agnes datang, membawakan minuman dan makanan ringan. Dia menyuguhkan segelas teh matcha salah satu minuman favorite Devano sesudah kopi. Devano sangat menyukai teh matcha, karena rasanya begitu nikmat saat dia mencium aromanya.Devano langsung berpikir mengapa Agnes bisa menyuguhkan minuman itu, apakah dia mengetahui minuman favoritenya atau hanya kebetulan saja. Akhirnya rasa penasaran tersebut terungkap.Agnes berkata, "Apakah kamu berpikir mengapa aku menyuguhkan teh matcha salah satu minuman favoritemu? Jawabannya ialah, yap aku mengetahui minuman favoritemu. Dulu waktu kamu pergi ke restoran aku melihat dirimu memesan teh matcha, lalu pada saat pertemuan ke dua aku melihatmu kamu memesan Kopi," ucapnya jujur."Ohh, maaf aku tidak melihatmu." ucapnya."Lagian kalo kamu melihatku, kamu juga akan tetap cuek kan. Dulukan sikapmu memang seperti kutub atlantik begitu dingin sekali," ucapnya jujur."Memang mungkin sang maha kuasa,
Baca selengkapnya

Chapter 54. Berbohong?

Pada saat Devano melihat Caramel menggunakan motornya dengan begitu kencang, dia berniat untuk mengejar Caramel. Namun hal itu tidak terjadi karena pemilik sekolah Bangsawan ayah Caramel dia memanggil Devano dan menyuruhnya untuk menemuinya di ruangan private.Devano hanya mengikuti arahan ayahnya Caramel saja, di belakang Devano mengikuti ayahnya Caramel yang sudah berjalan terlebih dahulu. Sorot pandang tidak lepas dari lirikan mata siswa-siswi tersebut yang melihatnya.Satria yang melihat Devano sedang berjalan menuju ke ruang private dia hanya memasang wajah tak percaya, karena hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk ke dalam ruang private tersebut.Devano hanya tersenyum simpul kepada Satria, senyum simpul tersebut ia lontarkan dengan jarak yang lumayan jauh. Antara Devano dan Satria yang berada di lapangan.Satria sedang bermain basket bersama kawan-kawannya, namun mereka bermain musuh dengan anggota Anton. Melainkan sahabat-sahabat Anton ya
Baca selengkapnya

Chapter 55. Konflik

Devano sudah sampai di rumah pamannya yaitu Alexs, sesegera mungkin Devano langsung pergi ke mansion ayahnya untuk menemui Jack. Dia berpamitan kepada Alexs, "Paman aku pergi ke mansion ayahku dulu," ucapnya. Lalu di jawab oleh Alexs,  "Ada perlu apa Devano?" tidak sempat menjawab karena Devano sudah pergi ke garasi untuk mengeluarkan motornya, karena mobilnya ia simpan di sekolah.Kebetulan saja Jack sedang berada di luar, dia sedang membersihkan tanaman. Langsung saja Devano mengajak Jack, untuk mencari tempat yang aman. Dengan rasa aneh dan tidak paham Jack hanya mengikuti arahan dari Devano."Ada apa? Apa yang kamu mau bicarakan Devano?" tanya Jack."Paman entah mengapa aku selalu mencurigai Anton, teman satu sekolahku namun beda kelas saja.""Apa yang membuatmu menjadi curiga kepada dia?""Dia saat ini sedang pergi ke Italia, namun yang ku heran mengapa dia harus berbohong kepada pihak sekolah. Dia berkata akan pergi ke New York, namun fa
Baca selengkapnya

Chapter 56. Pertandingan Basket

Pada saat di kelas, Caramel langsung saja menghampiri Devano. Dia mengajak Devano pergi keluar kelas untuk membicarakan sesuatu, hingga Devano mengikuti Caramel dari belakang. Caramel selain bersikap dingin, dia juga begitu berbeda tidak seperti biasanya.Caramel berkata, "Devano! Aku ingin bertanya, sebenarnya ayahmu sudah bertemu denganmu bukan? Tinggal ibumu saja, yang belum di ketahui di mana keberadaannya," ucapnya dengan tidak memandang wajah Devano."Maksudmu?""Sudahlah, jawab saja.""Iya, aku memang sudah mengetahui itu.""Oh baiklah, kamu tidak usah banyak bertanya mengapa aku tahu tentangmu," jawabnya dingin."Terserah,""Dan tenang saja, anggap saja aku tidak mengetahui tentangmu. Oh ya, jangan sekali-kali kamu mengkhawatirkanku karena aku mengikuti geng motor. Intinya tidak ada perbuatan negatif dari sana, dan jika ayahku mengkhawatirkanku katakan pada dia aku akan baik-baik saja," ucapnya langsung meninggalkan Devano sen
Baca selengkapnya

Chapter 57. Belajar jadi CEO?

Devano pulang ke rumah, di sana dia mendapatkan kabar bahwa Anggel istri dari Alexs ia akan segera pergi ke New York. Karena kondisi orang tuanya yang semakin tidak memungkinkan, Anggel sebagai anak tunggal mau tidak mau dia harus pergi ke sana. Sedangkan Alexs juga akan ikut namun untuk sementara atau selamanya. Saat ini Alexs sedang memindahkan berkas-berkasnya untuk pindah ke Amerika, memang butuh waktu yang lama namun sebagai orang yang bisa di sebut punya segalanya urusannya itu akan segera terselesaikan. "Paman, apakah akan pergi sekarang?" tanya Devano. "Mungkin 2 hari lagi, itu hanya Anggel saja. Paman belum selesai dengan urusan di sini, apakah kamu ingin ikut dengan paman?" "Tidak paman, aku akan tinggal di sini saja." ucapnya. "Baiklah, paman akan mengajarkanmu berbisnis untuk melanjutkan bisnis ayahmu itu. Paman akan mengajarkanmu selama 1 bulan, mudah-mudahan saja de
Baca selengkapnya

Chapter 58. CEO Remaja?

1 bulan telah usai akhirnya Alexs sudah resmi pindah ke negara Amerika, dan sesekali Devano akan pergi ke sana. Akhirnya Devano kini tinggal mandiri benar-benar mandiri tidak ada keluarga yang ada di dekatnya kecuali orang-orang yanh tidak ada hubungan darah. Jarak antara Lauder dan Devano memang jauh. Dengan begitu Devano pergi ke pegunungan untuk memberikan kabar soal pamannya yaitu Alexs. Dengan rasa hati yang hampa dan sedih mau tidak mau Devano sudah menerimanya dengan ikhlas. Devano di antar oleh Jack, saat ini hanya Jack yang selalu menemani Devano. Jack orang yang dulunya terkenal jahat dan sadis kini dia berubah menjadi lembut layaknya seorang ayah untuk anaknya. Jack tidak memperdulikan dirinya meski usianya yang sudah lumayan namun dia tetap saja, tidak memperdulikan soal dirinya yang seharusnya berkeluarga bahkan mempunyai anak. "Paman terimakasih sudah menemaniku, dan terimakasih banyak selalu mendukungku."
Baca selengkapnya

Chapter 59. Berkorban

Pagi hari di sekolah, Anton menghampiri Caramel yang sedang duduk bersama teman-temannya. Caramel begitu risih ketika dirinya di jumpai oleh Anton, memang teman-teman sekelasnya begitu kagum namun dalam hati kecil sebenarnya Caramel tidak suka. Di sana Caramel begitu malas untuk melihat wajah Anton, dengan terpaksa Caramel tersenyum dan melihat wajahnya dengan tatapan yang kosong. Anton laki-laki yang begitu peka, dia tidak terima jika Caramel memberikan tatapan yang tidak sesuai dengan keinginnya . Akhirnya Anton, berkata kepada Caramel. "Caramel! Ada apa denganmu? Mengapa tatapanmu begitu?" "Engga Anton, aku hanya kurang sehat saja," "Bohong! Dari tadi aku perhatikan kamu, sebelum kamu melihatku kamu itu senang dan cerita kamu tadi tertawakan dengan teman-temanmu! Jangan membohongiku bodoh!" "Anton! Ternya begini kamu memperlakukan perempuan!" "Memang ya! Perempuan sepertimu memang tidak akan cocok denganku!" "Ha ha ha, najis
Baca selengkapnya

Chapter 60. Singkat

Pagi hari Devano sudah bersiap-siap untuk pergi ke rumahnya Caramel. Tidak lupa Devano membawakan bunga mawar merah dan cokelat ke sukannya, dengan alasan agar Caramel tidak sedih lagi karena ulah kasarnya Anton. Langsung saja Devano menancap gas mobilnya itu dengan kecepatan sedang. Saat ini Devano sudah tinggal bersama Jack yaitu di mansionnya dulu masa dia kecil. Tidak lupa sebelum itu Devano berpamitan kepada Jack, dan Jack sudah pergi ke kantornya Devano dan Lauder. Bagaimanapun Jack juga mengerti soal bisnis karena sebelum dia menjadi criminal dia juga pernah mempunyai bisnis yang di sebut bisnis haram juga. Beda dengan sekarang, dia menjadi baik. Akhirnya Devano sudah tiba di depan rumah Caramel, hari ini Devano meminta izin karena dia tidak masuk sekolah begitupun Caramel dia tidak sekolah. Devano melihat Caramel sedang bersantai di pinggir kolam, terlihat di raut wajahnya Caramel menyimpan banyak masalah. Dengan begitu Devano langsung menemui
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status