Home / Thriller / Devano Lauder / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Devano Lauder: Chapter 31 - Chapter 40

86 Chapters

Chapter 31. 10 Tahun Kemudian

Sudah beberapa bulan Lauder sulit di hubungi semenjak hilangnya Bella Tessaly. Anggota keluarga begitu memikirkannya dengan sangat keras, begitu sangat khawatir. Devano yang kini semakin sedih, badan yang awalnya segar bugar kini mengecil.  Alexs yang mengetahui hal itu dia sangat kasihan kepada Devano. Tidak ada pikiran sedikitpun di dalam hati dan otaknya Devano akan mengalami hal yang begitu menyakitkan dan bisa membuat mentalnya menjadi down. Semakin sulit di hubungi semakin banyak kabar bahwa Lauder menjadi orang yang kasar, suka mabuk, dan berubah drastis. Mendengar berita itu Alexs menjadi khawatir dan mau tidak mau dialah yang akan meneruskan perusahaan Lauder dan miliknya. Namun dia hanya sementara, ketika Devano sudah dewasa nanti maka dialah yang akan meneruskan semua bisnisnya. Sesekali Devano menanyakan orang tuanya di mana, namun Alexs hanya membicarakan hal yang lain. Melainkan, mengalihkan pembicaraan. Dengan begitu Devano hanya terdiam t
Read more

Chapter 32. Masa Remaja 1

Usia Devano yang kini berusia 15 Tahun, masa-masa yang masih labil yang harus penuh dengan ekstra di perhatikan oleh orangtua. Namun Devano tidak dapat merasakan perhatian dari orang tuanya itu lagi. Karena sudah terbiasa ia hanya menjalankan hari-harinya seperti biasa.  Sesekali dia meminta izin untuk menemui mansionnya, karena saat ini Devano masih tinggal bersama pamannya yaitu Alexs. Karena Alexs mulai sangat sibuk dia jarang sekali mengobrol bersama Devano. Bahkan saking sibuknya ia selalu pulang larut malam. Hal itu di sebabkan oleh, karena Alexs harus mengurusi 2 perusahaan sekaligus. Yang pertama ia urusi ialah milik dia sendiri yang ke dua dia mengurusi perusahaan milik Lauder. Namun mengelola perusahaan Lauder, hanya sementara karena hanya menunggu waktu Devano menjadi dewasa dan mampu menanggung tanggung jawabnya. "Paman Alexs bolehkah aku mengunjungi mansion Ayah?" "K-kenapa kamu menjadi manggil paman, Devano? Sejak hari ini?"
Read more

Chapter 33. Masa Remaja 2

Akhirnya mereka sampai di depan sekolah yang megah itu. Namun mereka berdua sangat kebingungan karena, tidak ada celah untuk masuk ke dalam. Caramel perempuan itu, dia tidak berhenti mengomel. "Please lah ya Devano Lauder orang kutub, tapi kaya 14 turunan bahkan 21 turunan. Lebih baik kita bolos saja you know?! Kamu kan kaya buat apa cape-cape sekolah?!" "Kamu! Anak pemilik sekolah ini tapi sikapmu mencerminkan hal yang tidak pantas?" "Ha ha ha, Ayahku sudah kaya! Biarkan aku yang menikmati kekayaannya ini!" "Bodoh! Sudahlah, kamu pasti tahukan jalan keluarnya?" "Tau lah, kalo aku kesiangan pasti jalan rahasia!" "Katakan padaku jalan rahasia, jalan tikus?" "Benar, sini ikuti aku!" Mereka berdua sembunyi-sembunyi menelusuri jalan agar bisa masuk ke sekolah. Dengan kaki pincangnya Caramel tidak mengeluh, akan sakit namun dia tetap saja berjalan tidak menghiraukannya. Memang Caremel orang yang sangat manja namun, k
Read more

Chapter 34. Masa Remaja 3

Alexsander tidak berhenti-hentinya memanggil-manggil nama Devano. Alexsander ia adalah anak dari Alexs dan Anggel Calista. Alexsander sekarang ia sudah berusia 10 tahun kurang 6 bulan. "Kakak Devano udah dari mana?" "Iya baru pulang dari rumah temen," "Kenapa gak ngajak sih? Aku kan pengen main bola juga," "Aduhh Alexsa, janganlah kamu ikut bersama kakakmu ini. Dia kan bukan bermain dari rumah laki-laki," "Ah tante apa maksudmu?" "Sudahlah, tidak biasanya kamu memakai parpum terus baju serapih ini. Biasakan kamu pakai seragam di keluarkan?" "Ah tante kenapa seteliti itu sih, aku memang udah dari rumah temen iya dia perempuan. Aku hanya ingin bertanggung jawab saja, karena dia tertabrak olehku dan kaki dia terluka lalu aku menebus obat dan mengantarkan untuknya." "Bagus! Kamu sudah tahu apa itu tanggung jawab! Jadilah orang yang berguna dan bertanggung jawab. Jangan terlalu di pikirkan ke mana perginya ayahmu. Yang pasti
Read more

Chapter 35. Masa Remaja 4

Akhirnya Caramel sudah selesai mandi dan badan dia terasa segar, hanya saja masih ada rasa sakit sedikit yang ada di kakinya. Karena kaki Caramel belum sepenuhnya sembuh, hal itu membuat Devano menjadi perhatian lebih kepada Caramel.  Caramel yang begitu di perhatikan oleh Devano hanya tersenyum dan senang, karena dia tidak menyangka kutub es bisa mencair seperti ini. Dia tidak banyak berbicara hanya saja, dia tidak ingin Devano mengetahui jika dirinya begitu bahagia ketika berada di dekatnya. Caramel langsung saja terlihat cuek saat di pandangi Devano, dia hanya percaya diri saja. Namun kepercayaan dirinya itu berakhir memalukan karena Caramel memakai baju yang kebalik. Hal itu di sadarkan oleh ayahnya Caramel sendiri, alih-alih wajah Caramel begitu memerah dan sangat malu. Akhirnya Caramel langsung pergi ke kamarnya dengan berlari kecil, karena kaki nya masih sakit. Devano hanya tertawa kecil pada saat, melihat wajah Caramel yang tiba-tiba memerah dan
Read more

Chapter 36. Masa Remaja 5

Pada sore hari setelah Caramel bisa membuka brankas milik Devano mereka berdua berjalan-jalan menelusuri mansion Lauder yang sangat megah itu. Devano dan Aurora nampak senang sekali, terutama Devano setelah beberapa tahun lamanya dia bisa melihat-lihat kembali kenangan yang sudah lama ia tidak di rasakan. Tiba-tiba Devano terdiam, dia sangat merindukan ibunya yaitu Bella Thessaly dan ayahnya yaitu Lauder. Ingin sekali rasanya Devano pergi ke luar sana, untuk mencari orangtuanya. Namun, Alexs paman Devano pasti tidak akan mengizinkannya. Akhirnya Devano hanya terdiam di suatu titik tempat mansion di mana tempat itu bisa meneduhkan hatinya. Caramel yang melihat Devano melamun sedih, ia berusaha untuk menghiburnya namun Devano tidak menghiraukan Caramel. Akhirnya Caramel meninggalkan Devano sendirian Caramel, berniat untuk memanggil maid yang ada di mansionnya ini. Namun, Caramel bertemu dengan Jack. Mereka berdua mengobrol kecil menanyakan soal kehidupan Devano
Read more

Chapter 37. Masa Remaja 6

Di pagi hari Devano terbangun dari tidurnya, dia langsung mandi dan menyiapkan baju seragam untuk hari ini. Setelah itu Devano memakai seragam dengan rapih tidah seperti biasanya. Waktu masih menunjukan pukul 05.30 tapi Devano sudah selesai semua. Hal itu di lakukan Devano untuk mengajak Aurora pergi ke mansionnya maka dengan itu Devano berangkat sekolah akan tetap berangkat pukul 07.00 pagi. Seketika rencana Devano gagal karena Aurora sudah pulang pada waktu yang sangat malam yaitu jam 11.30 malam. Membuat hati Devano sakit dan kecewa karena dia belum sempat menanyakan sesuatu kepada Aurora. Akhirnya Devano memutuskan untuk menjemput Caramel ke rumahnya. Meski menurut dia masih sangat pagi namun sambil mengisi waktu luang Devano memutuskan untuk menunggu Caramel. Caramel yang mengetahui bahwa Devano sudah ada di ruang tamunya. Seketika Caramel sangat salah tingkah, yang awalnya Caramel tidak akan masuk dengan senang hati dia langsung pergi ke kamar m
Read more

Chapter 38. Masa Remaja 7

Devano pulang ke rumah pamannya, Alexs dengan wajah dan badan yang lelah. Tidak lama kemudian Alexs datang ke sekolah Devano, untuk menyelesaikan masalahnya Devano dengan Anton. Begitu pula, orang tua wali Anton juga datang ke sekolah untuk menyelesaikan masalahanya. Agar tidak terjadi kesalah pahaman, Agnes datang ke ruang BK untuk menjelaskan semua awal kronologisnya. "Ibu, bapak, mohon maaf sebelumnya. Saya Agnes, sepertinya orang tua Anton sudah mengenal saya. Saya di sini ingin menjelaskan semuanya, menurut saya Devano hanya korban dari masalah saya dengan Anton." "Maksudmu? Bagaimana? Bukannya Devano berkelahi dengan Anton, sampai mereka berdua babak belur?" "Ya! Itu semua karena Devano membelaku, karena sikap Anton yang kasar dia hampir saja mendorongku. Dan akhirnya Devano datang, lalu di sanalah mulai terjadinya perkelahian." "Sepertinya masalah ini ada yang terlewat. Bukannya Devano semakin menghajar Anton karena Anton mengatai tenta
Read more

Chapter 39. Masa Remaja 8

2 hari kemudian, Devano dan Anton kembali ke sekolah. Devano di sambut hangat oleh Caramel, dan tentunya Devano memberikan senyuman lebar kepada Caramel. Caramel yang  awalnya bahagia, kini menjadi muram. Karena Devano juga memberikan senyuman manis itu kepada Agnes. "Hatiku ga rela, jika senyuman Devano di bagi-bagi dengan orang lain!" ungkap di dalam hati Caramel. "Hai Agnes! Terimakasih ya, brownis yang kamu berikan itu sangat enak sekali aku dan keluargaku sangat menyukainya." kata Devano. Dalam hati Caramel berkata, "Awas! Saja Agnes, ahkk sial. Aku terlalu kepedean ku kira aku satu-satunya di pikiran Devano. Eh ternyata, salah satunya. Atau bahkan di antaranya, males banget." "Heh Caramel! Kenapa bengong si?" kata Devano ucapnya polos. "Engga, Devano. Aku duluan ya masuk ke kelasnya," ucap singkat Caramel, dengan wajah yang standar. Sikap Caramel itu, membuat Devano keheranan dan ia menjadi bingung apakah dia pernah mempunya
Read more

Chapter 40. Massa Remaja 9

Akhirnya, Caramel meluruskan masalahnya itu. Dia menjelaskan kepada Devano, "Aku terlaru sensi saat Agnes dekat-dekat, denganmu. Maafkan aku Devano, aku mengakui aku memang salah. Pedahal itu semua hakmu, aku ingin berusaha mempunyai pemikiran yang lebih tenang tidak langsung meluapkan emosi." jelas Caramel. Lalu Devano menjawabnya dengan tegas. "Tenang saja Caramel, aku juga minta maaf karena sudah mencuekanmu. Aku kira kamu sedang badmood karena masalahmu dan tidak ada kaitannya denganku," Akhirnya masalah mereka sudah selesai, lalu Caramel berpamitan kepada Devano. Dan tentunya Caramel sudah di jemput dengan sopir pribadinya, di dalam mobil tersebut ternyata ada ayahnya Caramel. Ayah Caramel hanya tersenyum ringan dan melambaikan tangan kepada Devano, lalu Devano juga melambaikan tangannya dan menundukan kepalanya. Berita hari ini sangat tidak mengenakan suasana, pada saat berita tersebut menyebar dengan luas. Orang-orang di sekitar tidak menyangka jika La
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status