2 hari kemudian, Devano dan Anton kembali ke sekolah. Devano di sambut hangat oleh Caramel, dan tentunya Devano memberikan senyuman lebar kepada Caramel. Caramel yang awalnya bahagia, kini menjadi muram. Karena Devano juga memberikan senyuman manis itu kepada Agnes. "Hatiku ga rela, jika senyuman Devano di bagi-bagi dengan orang lain!" ungkap di dalam hati Caramel. "Hai Agnes! Terimakasih ya, brownis yang kamu berikan itu sangat enak sekali aku dan keluargaku sangat menyukainya." kata Devano. Dalam hati Caramel berkata, "Awas! Saja Agnes, ahkk sial. Aku terlalu kepedean ku kira aku satu-satunya di pikiran Devano. Eh ternyata, salah satunya. Atau bahkan di antaranya, males banget." "Heh Caramel! Kenapa bengong si?" kata Devano ucapnya polos. "Engga, Devano. Aku duluan ya masuk ke kelasnya," ucap singkat Caramel, dengan wajah yang standar. Sikap Caramel itu, membuat Devano keheranan dan ia menjadi bingung apakah dia pernah mempunya
Read more