Akhirnya mereka sampai di depan sekolah yang megah itu. Namun mereka berdua sangat kebingungan karena, tidak ada celah untuk masuk ke dalam. Caramel perempuan itu, dia tidak berhenti mengomel.
"Please lah ya Devano Lauder orang kutub, tapi kaya 14 turunan bahkan 21 turunan. Lebih baik kita bolos saja you know?! Kamu kan kaya buat apa cape-cape sekolah?!"
"Kamu! Anak pemilik sekolah ini tapi sikapmu mencerminkan hal yang tidak pantas?"
"Ha ha ha, Ayahku sudah kaya! Biarkan aku yang menikmati kekayaannya ini!"
"Bodoh! Sudahlah, kamu pasti tahukan jalan keluarnya?"
"Tau lah, kalo aku kesiangan pasti jalan rahasia!"
"Katakan padaku jalan rahasia, jalan tikus?"
"Benar, sini ikuti aku!"
Mereka berdua sembunyi-sembunyi menelusuri jalan agar bisa masuk ke sekolah. Dengan kaki pincangnya Caramel tidak mengeluh, akan sakit namun dia tetap saja berjalan tidak menghiraukannya.
Memang Caremel orang yang sangat manja namun, k
Alexsander tidak berhenti-hentinya memanggil-manggil nama Devano. Alexsander ia adalah anak dari Alexs dan Anggel Calista. Alexsander sekarang ia sudah berusia 10 tahun kurang 6 bulan. "Kakak Devano udah dari mana?" "Iya baru pulang dari rumah temen," "Kenapa gak ngajak sih? Aku kan pengen main bola juga," "Aduhh Alexsa, janganlah kamu ikut bersama kakakmu ini. Dia kan bukan bermain dari rumah laki-laki," "Ah tante apa maksudmu?" "Sudahlah, tidak biasanya kamu memakai parpum terus baju serapih ini. Biasakan kamu pakai seragam di keluarkan?" "Ah tante kenapa seteliti itu sih, aku memang udah dari rumah temen iya dia perempuan. Aku hanya ingin bertanggung jawab saja, karena dia tertabrak olehku dan kaki dia terluka lalu aku menebus obat dan mengantarkan untuknya." "Bagus! Kamu sudah tahu apa itu tanggung jawab! Jadilah orang yang berguna dan bertanggung jawab. Jangan terlalu di pikirkan ke mana perginya ayahmu. Yang pasti
Akhirnya Caramel sudah selesai mandi dan badan dia terasa segar, hanya saja masih ada rasa sakit sedikit yang ada di kakinya. Karena kaki Caramel belum sepenuhnya sembuh, hal itu membuat Devano menjadi perhatian lebih kepada Caramel. Caramel yang begitu di perhatikan oleh Devano hanya tersenyum dan senang, karena dia tidak menyangka kutub es bisa mencair seperti ini. Dia tidak banyak berbicara hanya saja, dia tidak ingin Devano mengetahui jika dirinya begitu bahagia ketika berada di dekatnya. Caramel langsung saja terlihat cuek saat di pandangi Devano, dia hanya percaya diri saja. Namun kepercayaan dirinya itu berakhir memalukan karena Caramel memakai baju yang kebalik. Hal itu di sadarkan oleh ayahnya Caramel sendiri, alih-alih wajah Caramel begitu memerah dan sangat malu. Akhirnya Caramel langsung pergi ke kamarnya dengan berlari kecil, karena kaki nya masih sakit. Devano hanya tertawa kecil pada saat, melihat wajah Caramel yang tiba-tiba memerah dan
Pada sore hari setelah Caramel bisa membuka brankas milik Devano mereka berdua berjalan-jalan menelusuri mansion Lauder yang sangat megah itu. Devano dan Aurora nampak senang sekali, terutama Devano setelah beberapa tahun lamanya dia bisa melihat-lihat kembali kenangan yang sudah lama ia tidak di rasakan. Tiba-tiba Devano terdiam, dia sangat merindukan ibunya yaitu Bella Thessaly dan ayahnya yaitu Lauder. Ingin sekali rasanya Devano pergi ke luar sana, untuk mencari orangtuanya. Namun, Alexs paman Devano pasti tidak akan mengizinkannya. Akhirnya Devano hanya terdiam di suatu titik tempat mansion di mana tempat itu bisa meneduhkan hatinya. Caramel yang melihat Devano melamun sedih, ia berusaha untuk menghiburnya namun Devano tidak menghiraukan Caramel. Akhirnya Caramel meninggalkan Devano sendirian Caramel, berniat untuk memanggil maid yang ada di mansionnya ini. Namun, Caramel bertemu dengan Jack. Mereka berdua mengobrol kecil menanyakan soal kehidupan Devano
Di pagi hari Devano terbangun dari tidurnya, dia langsung mandi dan menyiapkan baju seragam untuk hari ini. Setelah itu Devano memakai seragam dengan rapih tidah seperti biasanya. Waktu masih menunjukan pukul 05.30 tapi Devano sudah selesai semua. Hal itu di lakukan Devano untuk mengajak Aurora pergi ke mansionnya maka dengan itu Devano berangkat sekolah akan tetap berangkat pukul 07.00 pagi. Seketika rencana Devano gagal karena Aurora sudah pulang pada waktu yang sangat malam yaitu jam 11.30 malam. Membuat hati Devano sakit dan kecewa karena dia belum sempat menanyakan sesuatu kepada Aurora. Akhirnya Devano memutuskan untuk menjemput Caramel ke rumahnya. Meski menurut dia masih sangat pagi namun sambil mengisi waktu luang Devano memutuskan untuk menunggu Caramel. Caramel yang mengetahui bahwa Devano sudah ada di ruang tamunya. Seketika Caramel sangat salah tingkah, yang awalnya Caramel tidak akan masuk dengan senang hati dia langsung pergi ke kamar m
Devano pulang ke rumah pamannya, Alexs dengan wajah dan badan yang lelah. Tidak lama kemudian Alexs datang ke sekolah Devano, untuk menyelesaikan masalahnya Devano dengan Anton. Begitu pula, orang tua wali Anton juga datang ke sekolah untuk menyelesaikan masalahanya. Agar tidak terjadi kesalah pahaman, Agnes datang ke ruang BK untuk menjelaskan semua awal kronologisnya. "Ibu, bapak, mohon maaf sebelumnya. Saya Agnes, sepertinya orang tua Anton sudah mengenal saya. Saya di sini ingin menjelaskan semuanya, menurut saya Devano hanya korban dari masalah saya dengan Anton." "Maksudmu? Bagaimana? Bukannya Devano berkelahi dengan Anton, sampai mereka berdua babak belur?" "Ya! Itu semua karena Devano membelaku, karena sikap Anton yang kasar dia hampir saja mendorongku. Dan akhirnya Devano datang, lalu di sanalah mulai terjadinya perkelahian." "Sepertinya masalah ini ada yang terlewat. Bukannya Devano semakin menghajar Anton karena Anton mengatai tenta
2 hari kemudian, Devano dan Anton kembali ke sekolah. Devano di sambut hangat oleh Caramel, dan tentunya Devano memberikan senyuman lebar kepada Caramel. Caramel yang awalnya bahagia, kini menjadi muram. Karena Devano juga memberikan senyuman manis itu kepada Agnes. "Hatiku ga rela, jika senyuman Devano di bagi-bagi dengan orang lain!" ungkap di dalam hati Caramel. "Hai Agnes! Terimakasih ya, brownis yang kamu berikan itu sangat enak sekali aku dan keluargaku sangat menyukainya." kata Devano. Dalam hati Caramel berkata, "Awas! Saja Agnes, ahkk sial. Aku terlalu kepedean ku kira aku satu-satunya di pikiran Devano. Eh ternyata, salah satunya. Atau bahkan di antaranya, males banget." "Heh Caramel! Kenapa bengong si?" kata Devano ucapnya polos. "Engga, Devano. Aku duluan ya masuk ke kelasnya," ucap singkat Caramel, dengan wajah yang standar. Sikap Caramel itu, membuat Devano keheranan dan ia menjadi bingung apakah dia pernah mempunya
Akhirnya, Caramel meluruskan masalahnya itu. Dia menjelaskan kepada Devano, "Aku terlaru sensi saat Agnes dekat-dekat, denganmu. Maafkan aku Devano, aku mengakui aku memang salah. Pedahal itu semua hakmu, aku ingin berusaha mempunyai pemikiran yang lebih tenang tidak langsung meluapkan emosi." jelas Caramel. Lalu Devano menjawabnya dengan tegas. "Tenang saja Caramel, aku juga minta maaf karena sudah mencuekanmu. Aku kira kamu sedang badmood karena masalahmu dan tidak ada kaitannya denganku," Akhirnya masalah mereka sudah selesai, lalu Caramel berpamitan kepada Devano. Dan tentunya Caramel sudah di jemput dengan sopir pribadinya, di dalam mobil tersebut ternyata ada ayahnya Caramel. Ayah Caramel hanya tersenyum ringan dan melambaikan tangan kepada Devano, lalu Devano juga melambaikan tangannya dan menundukan kepalanya. Berita hari ini sangat tidak mengenakan suasana, pada saat berita tersebut menyebar dengan luas. Orang-orang di sekitar tidak menyangka jika La
Setelah beberapa lama, Jack kembali ke mansionnya Lauder. Dengan rasa bahagia Emillio langsung memeluk Jack. Dengan begitu mereka saling berpelukan, coba bayangkan sudah beberapa tahun mereka tidak bersama dan tidak bertemu. Kini dengan haru dan bahagia mereka bertemu, rasa yang sulit di deskripsikan. Dengan begitu, Emillio menghubungi Nana istrinya dia ingin memberi tahukan bahwa dia akan menginap di mansionnya Lauder. Karena dia sangat merindukan dan tidak ingin meninggalkan Jack. Jack ialah seorang laki-laki, yang sangat kaya. Namun, ia bisa kaya karena dia melakukan cara yang kotor. Ia menjual narkoba, ke setiap negara dengan harga yang sangat mahal. Karena dia mulai cape, akhirnya ia berikan setengah kekayaan tersebut kepada Emillio. Dan setengahnya lagi dia bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Dengan begitu, ia hidup seadanya. Ia melakukan kejahatan seperti menjadi orang suruhan. Dulu Jack memang tidak pernah melakukan kebaikan kepada se
2 minggu kemudian badan Devano sudah sehat, namun dia masih tidak ingin pergi. 1 minggu yang lalu Caramel sudah sadar dan Caramel sekarang sudah di pindahkan ke ruang pemulihan, Caramel mengkhawatirkan Devano meski Dokter sudah menyampaikan amanatnya jangan khawatir. Dan saat ini Anton baru saja sembuh dari komanya, Anton berniatan untuk kembali ke Britania Raya karena merindukan Caramel. Saat di kantor Anton mendapatkan kabar jika mansion Devano hancur di bom oleh Dareen kabar itu di berikan oleh William. "Apakah Caramel masih di rumah sakit?" "Mengapa kamu tahu jika Caramel di rawat?" "Saat aku koma aku bertemu dengannya namun aku tidak tahu penyebabnya dia koma, namun yang pasti iktan batin aku dan dia kuat." Anton langsung saja menjenguk Caramel, saat Caramel melihat Anton wajah Caramel begitu berseri di sana mereka saling berpelukan. 2 hari kemudian Devano datang menemui Caramel dan mengajaknya pulang ke rumah pamannya Alexs. Devano menyuruh Alexs serta keluarga untuk datan
Devano membawa Jordan dan Dareen ke hutan yang sepi di sana Devano menyimpannya di sebuah rumah yang baru saja selesai di bangun, rumah tersebut ialah milik ayahnya Devano yaitu Lauder tujuannya untuk tempat tinggal sementara jika ada musuh yang menyerang. Namun Devano jadikan rumah itu untuk tempat tinggal Dareen dan Jordan. Di tengah-tengah perjalanan Devano memberikan kabar kepada seseorang lewat hp Jordan, Devano memberikan pesan setelah urusannya sudah selesai Devano langsung saja melanjutkan perjalannya. Di tengah-tengah hutan yang sepi dan angker Devano terus fokus saja mengendarai mobilnya, karena Devano harus cepat-cepat sampai ditakutkan Dareen dan Jordan sadar sehingga mau tidak mau jika itu terjadi Devano harus menguras tenaganya lagi. Setelah sekian lama di perjalanan Devano sudah sampai di rumah kecil namun nyaman, di sana langsung saja kedua orang tersebut Devano bawa dan Devano baringkan di kasur yang sudah di sediakan kedua kakinya Jordan dan Dareen dia ikat mengguna
"Aku akan mengizinkanmu untuk melihatnya saja, namun tidak untuk berkomunikasi ataupun bertatapan." "Baik aku paham, biar aku saja yang menahan rasa rindu ini. Bagaimana tidak sejak usia aku menginjak 4 tahun ibuku pergi entah kemana, sekarang usiaku hampir 26 tahun tidak terbayang bagaimana aku rindu kepada dia 22 tahun tidak bersamanya." "Lihatlah ibumu sedang berkomunikasi dengan gadis bernama Clare." "Iya seperti ibu mertua dan menantunya bukan?" "Apa?" "Ahh tidak lupakan, melihat dari kejauhan saja aku sudah lega dan aku sangat-sangat bersemangat untuk melawan seseorang." "Aku tahu orang itu adalah Dareen bukan?" "Mengapa kamu tahu?" "Ah tidak usah tahu dari mana, seharusnya kamu itu bersaing dengan anaknya namun tidak karena anaknya saja dia tembak." "Apa? Anton di tembak? Pantas saja dia tidak terlihat di Britania Raya, pasti Anton meminta agar ayahnya berdamai." "Ya memang seperti itu, dan dia sekarang koma." "Apakah itu ikatan cinta? Caramel orang yang dia sayang ju
"Apa?" "Sewaktu tuan Devano memanjat jendela untuk keluar, aku tidak sengaja mendengar obrolan Jesica dengan Dareen. Aku mendengar bahwa sekeliling mansion ini di kelilingi oleh bom, dan ada 2 sabuk untuk menambah durasi waktu sebelum bom itu meledak, mereka kira Devano dan Lauder akan berkorban demi menyelamatkan kalian. Namun aku yakin kedua majikan aku tidak akan menyerah begitu saja, setelah itu aku berlari ke arah pinggir jalan tikus untuk keluar terlebih dahulu. Aku tidak jadi berdiam diri di ruang bawah tanah. Aku turut berduka cita atas kepergiannya nona Nana, semoga tuan Emillio bisa mengikhlaskannya. Meski ikhlas itu bohong yang ada terpaksa lalu terbiasa." ucap maid Poppy, ternyata itu adalah ucapan terakhirnya. Pada saat Emillio mengambil Brayn dari gendongannya Poppy, tiba-tiba suara tembakan terdengar begitu nyaring yang pada akhirnya peluru tersebut mengarah kepada Poppy. Poppy di tembak dengan sengajanya oleh Dareen, karena Dareen membenci orang yang sudah berkhianat.
Charllate, Mayang, dan Onexs sudah di bawa ke mansion Lauder untuk di kuburkan dengan layak. Miya tidak bisa lagi menahan air matanya, dia melihat sekaligus menyaksikan bagaimana 3 orang tersebut meninggal dengan bidikan pistol. Apalagi Charllate yang seluruh tubuhnya berwarna hijau karena racunnya sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, dia sangat sedih sudah membunuh kakaknya sendiri. Namun dia tidak menyesal, dia akan menyesal jika kakaknya menembak Devano. Jadi lebih baik Kakaknya saja yang meninggal, Miya tidak ingin Kakaknya menanggung dosa lebih banyak lagi. Akhirnya Miya berpikir lebih baik berbagi dosa, entah apa yang ada dalam pikiran Miya pada saat itu. Aurora datang karena mendapatkan kabar dari Devano, bahwa Mayang dan Onexs meninggal bisa di sebut patnernya Aurora pada saat masih tinggal di mansion Lauder. Aurora sudah mengetahui penyebab kematiannya mereka, Aurora menangis dan memeluk Miya. Dengan begitu Aurora juga menyampaikan berita dukanya. "Setelah kepergian kak Maxs,
"Kalian apakah sudah siap dengan apa yang akan kita lakukan, untuk melawan keluarga Lauder?" "Ya aku siap, alasan aku ingin melawan bukan karena Lauder. Tapi karena Emillio! Aku benci kepada Emillio, dia memperlakukanku seperti sampah." ucap Jesica. "Sedangkan aku? Aku hanya mengikuti kalian saja." ucap Charllate. "Bodoh, tidak punya pendirian." umpat Jesica. "Bukan, aku hanya terlanjur saja. Jika aku balik ke keluarga Lauder yang ada aku akan di maki-maki oleh orang sana, terutama dengan adikku sendiri." "Aku jadi merasa bersalah kepadamu, kamu orang yang menolong aku dari siksaan Aurora! Waktu itu aku di suruh Emillio untuk mengawasi keluarga Lauder ternyata ah sudahlah, malah aku yang tertembak dan apesnya di siksa oleh Aurora." "Ya aku tahu, aku bodoh malah menyelamatimu dan berkhianat kepada keluarga Lauder, dan lebih parahnya aku meninggalkan adik semata wayangku." "Sudah tidak guna menyesali, perbaiki saja." tegas Jordan suami dari Jesica. Saat mereka semua sedang berbin
Tanpa di sadari Anton dan Caramel saat ini sedang diambang kematian, keadannya yang begitu kritis mereka berdua mengalami koma. Saat ini yang menemani Anton ialah ibunya dan adik perempuannya. Sedangkan Caramel di tunggu oleh orang-orang Devano, terkadang Devano juga menjenguk Caramel ketika pekerjaannya sudah selesai. Keesokan paginya Devano berinisiatif untuk pergi ke taman, tempat di mana Caramel tertembak oleh sosok pria yang sudah maju tua. Devano tidak melihat jelas karena dia langsung panik, dan langsung membawa Caramel ke rumah sakit. Saat Devano pergi ke taman, dia mengamati ternyata tempat pada saat dia memparkirkan mobil ternyata ada kamera CCTV, dengan cepat Devano langsung menghampiri penjaga taman itu untuk mengecek keadaan saat Caramel tertembak. "Pak maaf, bolehkah saya melihat CCTV pada saat kejadian seorang perempuan yang tertembak? Dia adalah teman saya, kondisinya saat ini dia koma." "Ah iya sebenarnya saya sedang mencari Anda. Saya ingin melaporkan orang itu, ka
"Ayah ibu, Caramel pergi ya." "Hati-hati, ibu akan selalu merindukanmu." "See you." "Kenapa see you, nanti juga bakal bertemu lagi." ucap Devano. "Biarin aku maunya see you." "Ya sudah hati-hati saja." ucap orang tuanya Caramel. Saat di perjalanan, "Devan setelah sekian lama baru kali ini lagi aku berduaan denganmu." "Ha ha ha, iya. Mungkin aturan waktunya sekarang kita di pertemukan kembali." "Memang unik ya, pertemuan kita tidak direncanakan dan perpisahan kita dulu juga tidak direncanakan, itu semua sudah menjadi bagian dari alur cerita kita." ucap Caramel. "Kita sebagai makhluk sosial hanya bisa menjalani, menikmati, dan bertahan dengan semua yang menjadi catatan takdir ini." "Benar sekali, Caramel yang sedang saat ini bersama denganku Caramel versi dewasa. Tidak seperti dulu, Caramel suka caper, marah-marah tidak jelas. Dan akhirnya kamu yang mengajarkanku bagaimana berteman dengan baik, kamu yang sudah mengubah semua perilaku dan sikapku yang dulunya dingin." "Tidak, b
Maksud dari Devano mengajak Emillio, dan Jack ke pegunungan bukan hanya untuk menjenguk Lauder namun Devano akan memberikan informasi yang sudah Caramel berikan kepadanya. Saat itu juga Devano berterimakasih banyak kepada Caramel, karena informasi tersebut sangat penting dan berarti. "Devano tumben sekali kamu mengajak kami ke pegunungan menemui ayahmu." "Jika kalian nanti berdua mengetahui apa maksud aku membawa kalian kemari, kalian harus berjanji akan mengikuti arahanku apapun yang terjadi harus kalian ingat!" "Baik-baik Devano, kami akan menurutinya." "Bagus-bagus sekali, paman-pamanku kompak sekali, HAHA." "Ya" ucap singkat. Akhirnya mereka berdua sudah samapi di pegunungan, dan mereka langsung saja masuk ke rumahnya Lauder. Namun saat mereka masuk Lauder tidak ada di ruang tamu, kamar, atau di halaman belakang tempat favoritenya juga tidak, ada. "Lhaa ayahku kemana?" tanya Devano. "Mungkin lagi sibuk Vano," ucap Jack. "Sibuk apaan, ayahku udah lama sekali tidak punya pek