Home / Thriller / Devano Lauder / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Devano Lauder: Chapter 21 - Chapter 30

86 Chapters

Chapter 21. Jesica Berkeluarga

Pada pagi hari Jordan sudah menemui Jesica di apartemennya, lalu Jesica di sana langsung saja membukakan puntunya. Saat di buka tertnyada Jordan. Di sana Jordan mengajak Jesica untuk menjenguk ibunya Jordan yang sedang sakit dan sekarang di rawat di rumah sakit Harapan Sejahtera. Rumah sakit elit dan terjamin, meski rumah sakit terjamin namun siapa yang bisa menjamin nyawa seseorang. "Jordan pagi pagi sudah kemari saja, heum ada apa nih? Sepertinya masalah pekerjaan? Apakah ada masalah lagi Jordan?" kalimat tanya dari Jesica. Jordan menjawabnya, "Aduh kamu ini membuatku terkekeh geli yah, belum juga aku berbicara kamu udah nyerocos saja ha ha ha ha," "Habisnya ada apa sih?" tanya Jesica. "Sebenarnya aku ke sini ingin mengajakmu untuk menemui ibuku yang berbaring di atas kasur rumah sakit," "Oh Ibumu sakit? Aku mau kok menjenguknya, dan sebentar aku mau siap siap dulu ya sebentar kok," kata Jesica. "Ya udah sana aku akan tunggu kamu di
Read more

Chapter 22. Devano Birthday

Pada hari ini adalah tepat di mana Devano menginjak usianya yang ke 4 tahun. Dan di sini lah mulai terjadinya konflik di dalam kehidupan antara Bella Thessaly, Lauder, dan Devano. Di mana dia harus mengalami sakit, dan pahitnya kehidupan. Pada pagi hari mereka semua akan berbelanja menyiapkan barang barang, kebutuhan, dan semua perlengkapan untuk pesta nanti malam.  Karena hal ini adalah moment yang tidak akan terlupakan oleh mereka semua. Moment di mana pertama kalinya mereka semua berbahagia dan tertawa. Seperti biasa sebelum berpesta Alexs lah yang akan menyiapkan semuanya. Mulai dari baju anggota, menghias tempat, memilihkan menu makanan, dan lain sebagainya.   Dengan polosnya Devano bertanya kepada Bella Thessaly. "Mommy ada acara apa ini? Semua orang hari ini nampak sibuk mengurusi ini itu, termasuk Mommy dan Daddy juga. Hanya aku saja yang duduk di sini tanpa mengetahui ada apa, he he he coba beri tahu aku mommy," kata Devano. "U
Read more

Chapter 23. Menguruskan Bisnis Emillio

Sudah beberapa lama Nana menemani Emillio tetapi tidak ada perubahan sama sekali. Dia masih saja berbaring di tempat tidurnya dengan kondisi yang sama tidak sadarkan diri. Hal itu membuat Nana sedih dan putus asa, semakin hari perasaan dia tidak tenang seperti ngambang tidak tentu dan tidak nyaman. Dengan begitu mau tidak mau dia pasti akan kembali ke Italia mengurus bisnisnya Emillio. Karena Nana sudah di percayai dan tentunya di sana dia akan di temani Franco. Dan Francolah yang akan mengarahkan semuanya kepada Nana. Akhirnya Nana pergi ke Italia bersama Franco. Dalam hatinya dia tidak ingin jika dirinya meninggalkan Emillio yang belum sadarkan diri. Meski begitu Nana di beri dukungan oleh Hanabi. "Kamu jangan khawatir. Dan kamu juga jangan merasa takut dalam menjalankan bisnis Emillio, dan kamu fokuskan saja. Percayalah Emillio akan segera sadarkan diri," tegas Hanabi. "Baik Nona, saya akan menjalankan saran Anda," kata Nana. "Baik," Nana a
Read more

Chapter 24. Pengorbanan Nana, Farnco.

Jordan, Jesica, dan Charltte mereka bertiga saat ini khawatir kepada anak buahnya Jordan yang kini mereka sedang di ambang kematian. Ternyata mereka semua selama ini mengonsumsi Napza, membuat mereka semua overdosis. Diantara mereka ada beberapa orang yang tewas. Hal itu membuat Jordan semakin penasaran ulah siapa itu, dan setelah di selidiki dari berbagai informasi ternyata di suatu pulau di Italia ternyata ada bandarnya sekaligus pengembang biakannya. Saat Jesica mengetahui itu, dia langsung menyangka itu adalah pulau Emillio. Pulau mantan kekasihnya itu, saat ini Jesica antara senang dan hampa ketika Emillio menjadi tersangka hal ini membuat dia bungkam saja tidak berkata kata apapun. Namun Jordan tidak akan melakukan pencarian ke pulaunya Emillio dalam waktu yang singkat ini. Karena dia harus mengumpulkan berbagai informasi yang akurat dan bukti yang akurat agar tidak terjadi kesalah pahaman. Rencana dia akan pergi langsung ke pulau Emillio sekitar 2 bula
Read more

Chapter 25. Kecewa

Sudah 2 bulan Nana dan Franco berada di tahanan. Mereka berdua hanya menunggu 1-2 bulan lagi untuk bebas, dan tidak bersabar untuk bertemu dengan Emillio. Mereka berdua berniat sehabis mereka keluar mereka ingin pergi ke mansionnya Lauder yang bertempat di Britania Raya, Inggris. Di sana Franco dan Nana mereka berdua terlihat kurus dan tidak ada semangat. Wajah mereka seperti tahanan yang sudah bertahun-tahun. Dengan begitu wajah cantiknya tidak bisa di bohongi auranya masih begitu terpancar. Jesica pagi ini berencana untuk menjenguk Nana dan Franco. Dia masih berbaik hati kepada Nana meski penyebab putusnya hubungan dia bersama Emillio. Jordan suami dari Jesica juga tak kalah baik kepada Nana dan Franco, di sana Jordan memperingati mereka berdua agar terhindar dari barang atau perbuatan yang tak pantas. Di dalam hati Nana dan Franco mereka berdua tidak terlalu menanggapi omongan dari Jordan. Namun dengan begitu tidak ada rasa dendam atau kesal kepada mereka
Read more

Chapter 26. Ingat Kembali

Aurora menghampiri Nana yang sedang merebahkan diri di kamarnya, dia menyuruh untuk memberikan sarapan pagi dan memberikan obat kepada Emillio. Karena Aurora tahu bahwa Nana sakit hati karena dia kecewa, saat Emillio tidak mengenali Nana. Nana langsung saja tersenyum dan berterimakasih, karena dia senang bisa melihat Emillio. Tokk.. tokk.. tok.. "Masuk, pintu terbuka kok tidak ku kunci," teriak Emillio di dalam kamarnya. "Permisi, ini sarapan pagi untukmu dan kamu minumlah obat ini. Agar ingatanmu lekas membaik dan normal," jelas Nana. "Ouu terimakasih Nona, kamu baik sekali. Kamu siapa? Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?" "Sudah Anda, tidak perlu menanyakan hal itu sehatkan saja ingatanmu." Nana kembali badmood, dan dia keluar dari kamar Emillio dan kembali lagi ke kamar dia. Selang 20 menit Hanabi datang menemui Nana yang sedang badmood.  Di sana mereka tidak banyak bercakap dan mereka hanya mengobrol seputar
Read more

Chapter 27. Tidak ada Kabar

"Kita semua pamit pulang, ya Emillio jaga dirimu baik baik," kalimat yang di ucapkan Lauder. "Terimakasih, terimakasih banyak. Nanti aku akan mengunjungi mansionmu untuk bertemu dengan Jack, semoga dia cepat sadar aku sangat merindukan dia. Oh ya jika dia sadar kabari aku, dan secepatnya aku akan ke sana." Akhirnya mereka semua sudah berada di dalam perjalanan menuju kota tempat kediaman mereka. Di perjalanan yang begitu damai membuat hati mereka merasakan suasana yang tentram, bagaikan hidup mereka seakan-akan 1000 tahun lagi. Mengapa demikian? Karena, di atas helikopter sana mereka melihat awan yang sangat indah. Tentunya masalah mereka sedikitnya sudah berkurang, mulai masalah kecil, sedang, dan nanti pada akhirnya. Di perjalanan Lauder tiba-tiba teringat sesuatu, ternyata dia melupakan sesuatu yaitu. Dia lupa mengapa tidak menanyakan siapa pemilik rumah labirin, rumah di mana Aurora di culik dan di kurung di sana.  "Aishh..."
Read more

Chapter 28. Kehilangan Jejak

Sudah pukul 03.30 pagi Lauder belum menemukan keberadaan Bella Thessaly.  Sudah sekitar 4 jam dia mencari Bella Thessaly namun belum titik di mana dia berada. Akhirnya dia datang ke perusahaannya sendiri dan berdiri di atas gedung miliknya, karena dia tidak ada niat untuk pulang ke mansionnya. Karena semua orang pasti akan memberikan 1000 pertanyaa, yang akan menyebabkan kepalanya semakin pusing. Meski dalam hatinya dia sangat mengkhawatirkan anaknya Devano, anak semata wayangnya. Dia akan kembali pulang jika waktu sudah menunjukan pukul 04.00 sore tepatnya Bella menghilang selama 24 jam. Di mana dia akan menanyakan kabarnya kepada temannya itu. Sambil menunggu waktu tiba dia mengerjakan pekerjaannya untuk mengurangi pikirannya karena dia akan berfokus untuk bekerja. Dalam kata lain dia hanya mengsibukkan diri saja, agar  dia bisa melakukan segala hal dengan positif. Meski dalam hatinya dia sangat kacau, dan terus saja teringat Devano. Saking sibukn
Read more

Chapter 29. Nihil

Detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun ini juga Lauder bersumpah akan membalaskan dendamnya kepada orang yang sudah menculik istrinya Bella Thessaly. Bella Thessaly menghilang membuat Devano menderita, setiap malam dan setiap saat Devano selalu menangis karena dia sangat merindukan ibu kandungnya. Semua orang di sana berusaha mendiamkan Devano. Namun, Devano semakin menjadi-jadi dalam tangisannya itu. Lauder tak kalah berusaha menenangkan hatinya, akhirnya Devano sudah berhenti menangis dan dia mulai tertidur dengan nyenyak karena cape. Dari tadi dia menangis, dan tidak mau makan alhasil kondisinya semakin tidak baik. Lauder yang sangat perhatian, dia menyuruh dokter pribadinya untuk menyuntikan vitamin ke dalam tubuh Devano. Meski dia tidak mau makan, setidaknya vitamin tersebut sangat membantu untuk tubuh Devano. Devano harus merasakan kesedihan yang sangat tidak dia inginkan. Masih balita dia harus menghadapi kejahatan di dalam hidupnya, meski begitu se
Read more

Chapter 30. Amplop Kuning

"Jika pemilik rumah labirin ialah Dareen, apa tujuan dia sampai-sampai menculik Aurora!" kalimat yang begitu lantang di ucapkan oleh Maxs. "Maxs? Santai jaga dan tahan emosimu! Kendalikanlah," kalimat perintah dari Aurora. "Huhhhhh huhhh," Maxs menyandarkan dirinya di tembok terdekatnya. Emillio tidak mengetahui tujuan dari Dareen untuk mengajak kerjasama dengannya yaitu menculik Aurora. Emillio setuju dengan tawaran Dareen, karena tujuan di ingin melihat Aurora dari kejauhan saja. Meski dengan cara menculiknya, hal itu membuat dia senang namun kesenangan itu tidak selamanya. Emillio tidak mengetahui, jika Lauder dan Dareen saling mengenal bahkan Dareen sampai mempunyai hutang budi kepadanya. Dengan begitu Emillio bisa menyimpulkan, dia mencurigai Dareen namun dia tidak bisa langsung to the point kepada mereka semua. Alasannya, dia hanya tidak berani mengambil risiko menuduh tanpa bukti. Dia berniat dan mempunyai tujuan, untuk menyelidiki kasu
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status