Pagi hari di sekolah, Anton menghampiri Caramel yang sedang duduk bersama teman-temannya. Caramel begitu risih ketika dirinya di jumpai oleh Anton, memang teman-teman sekelasnya begitu kagum namun dalam hati kecil sebenarnya Caramel tidak suka.
Di sana Caramel begitu malas untuk melihat wajah Anton, dengan terpaksa Caramel tersenyum dan melihat wajahnya dengan tatapan yang kosong. Anton laki-laki yang begitu peka, dia tidak terima jika Caramel memberikan tatapan yang tidak sesuai dengan keinginnya . Akhirnya Anton, berkata kepada Caramel.
"Caramel! Ada apa denganmu? Mengapa tatapanmu begitu?"
"Engga Anton, aku hanya kurang sehat saja,"
"Bohong! Dari tadi aku perhatikan kamu, sebelum kamu melihatku kamu itu senang dan cerita kamu tadi tertawakan dengan teman-temanmu! Jangan membohongiku bodoh!"
"Anton! Ternya begini kamu memperlakukan perempuan!"
"Memang ya! Perempuan sepertimu memang tidak akan cocok denganku!"
"Ha ha ha, najis
Pagi hari Devano sudah bersiap-siap untuk pergi ke rumahnya Caramel. Tidak lupa Devano membawakan bunga mawar merah dan cokelat ke sukannya, dengan alasan agar Caramel tidak sedih lagi karena ulah kasarnya Anton. Langsung saja Devano menancap gas mobilnya itu dengan kecepatan sedang. Saat ini Devano sudah tinggal bersama Jack yaitu di mansionnya dulu masa dia kecil. Tidak lupa sebelum itu Devano berpamitan kepada Jack, dan Jack sudah pergi ke kantornya Devano dan Lauder. Bagaimanapun Jack juga mengerti soal bisnis karena sebelum dia menjadi criminal dia juga pernah mempunyai bisnis yang di sebut bisnis haram juga. Beda dengan sekarang, dia menjadi baik. Akhirnya Devano sudah tiba di depan rumah Caramel, hari ini Devano meminta izin karena dia tidak masuk sekolah begitupun Caramel dia tidak sekolah. Devano melihat Caramel sedang bersantai di pinggir kolam, terlihat di raut wajahnya Caramel menyimpan banyak masalah. Dengan begitu Devano langsung menemui
"Ah sudahlah, semoga dokter itu bukan ciri-ciri dari keluargaku." ucap Jack membuat Lauder bingung. "Ayah aku sudah memasuki kelas 3 SMA, sebentar lagi aku akan masuk universitas pilihanku sendiri." "Iya, selamat untumu. Aku bangga kepadamu, kamu bisa mandiri meski pamanmu sekarang sudah tidak bersamamu lagi. Dan terimakasih Jack sudah bersedia membantu anakku," "Tidak apa-apa, santai saja. Lagian aku juga menyayangi Devano, bahkan aku anggap dia anakku juga." "Terimakasih paman," ucap Devano. Akhirnya mereka berdua berpamitan untuk pulang ke mansionnya itu. Setiba di Mansion, Jack mendapatkan telepon dari Emillio. Emillio menyuruh Jack untuk pergi ke Italia, dengan berat hati Jack meninggalkan Devano sendirian. Devano awalnya ingin pergi ke Italia, ikut bersama Jack namun dia juga harus mengawasi kantornya itu. Dengan begitu besok pagi Jack sudah berangkat ke Italia, dan Devano sudah pergi ke kantornya untuk memeriksa semua data penghasilan dan memeriksa kehadiran para karyawann
Pagi hari di sekolah Bangsawan, sekolah yang megah dan mewah itu di gemparkan oleh seseorang yang begitu misterius. Melainkan dia adalah murid baru, yang kini dia kelas 3 SMA sama seperti Devano dan kawan-kawannya. Semua murid begitu heboh dan terus saja membicarakan sampai-sampai Devano menjadi penasaran, sifat Devano begitu teliti dan jika dia ingin tahu lebih dalam maka dia akan mencari tahunya sampai hasil yang dia dapatkan sudah cukup baginya. Devano melihat perempuan, murid baru itu bersama ibu-ibu. Masuk ke dalam ruangan kepala sekolah, kemungkinan besar untuk membicarakan soal kelasnya dia nanti. Bel masuk sudah berbunyi maka semua murid di wajibkan untuk masuk ke dalam kelasnya masing-masing. Dengan rasa kecewa dan terpaksa mereka semua bubar dan pergi ke kelasnya, Devano juga pergi ke kelas untuk mematuhi aturan. Pada saat di kelas, Caramel datang dengan santainya. Lalu teman-temannya Caramel menghampiri Caramel mereka memberikan gosip barunya kepada Caramel, membuat Caram
"Bodoh sekali diri ini, mengapa aku mengatakan bahwa aku lebih mengenal Devano di banding Satria. Ah sudahlah semoga dia tidak mencurigaiku, semoga saja aku tidak satu kelas dengan Devano." ucap Clare dalam hatinya. Dengan begitu Satria kembali menemui Clare yang sedang duduk sendirian, lalu Satria berkata kepada Clare. "Pemahamanmu cepat sekali, sepertinya entah besok atau lusa kamu akan segera mendapatkan kelas." ucap Satria. "Semoga saja, dan ini semua berkat kamu jugakan sudah mengajariku." "Sudahlah lupakan," ucap Satria. Akhirnya mereka berdua pulang, Clare sudah di tunggu oleh sopir pribadinya. Terlihat bahwa Clare bukan orang biasa, namun penampilannya saja yang sederhana tidak beda dengan fasilitas yang dia pakai. Clare siswi cantik dan anggun dia memiliki tinggi badan 170 Cm. Warna rambut cokelat, itu begitu menawan dan paras yang begitu cantik dan menyejukan orang yang memandangnya. Tiba-tiba saja saat Satria akan pulang. Satria di hampiri oleh Anton dan kawan-kawannya
"Tuan.. Tuan.. Tuann. Anton di mana kamu berada?" suara salah satu pelayan. "Aishh! Mengapa Tuan Anton bisa tertidur di bathubnya itu. Astaga, jika aku membangunkannya aku takut dia tidak memakai pakaian. Harus bagaimana ini? Oh sudahlah aku berteriak saja. Tuan Antonn!!" Dengan suara yang nyaring Anton berkata. "YA!" "MAID! Mengapa kamu berteriak seperti itu." "Oh tuan maafkan aku! Aku kira tuan tidak memakai baju pada saat merendam di sama." "Ya sudah tidak apa-apa. Aku tertidur sudah lama berarti, sekarang sudah pukul 10.00 malam. Oh iya ada apa kamu menghampiriku?" "Tuan Besar menelepon, dia ingin berbicara denganmu!" "Baiklah, katakan kepada dia. 5 menit lagi aku akan ke sana, aku ganti dulu pakaian." "Baik." Maid itupun keluar, dan Anton langsung menyiram badannya itu lalu memakai handuk dan memakai baju yang kering. Dengan begitu badan Anton berasa ringan karena dia sudah berendam dengan cukup lama. Langsung saja Anton mengangkat teleponnya itu. "Ayah, ada apa? Apakah
Tujuan Anton berbohong kepada Caramel soal sepatu akan di berikan kepada saudaranya itu ialah, agar Caramel tidak memberitahukan bahwa Anton memiliki saudara perempuan. Karena jika satu persatu Devano mengetahui tentangnya maka rahasianya akan terbongkar. Maka dengan itu, Anton berbohong. Pada saat ini Anton sedang berada di posisi dilema, karena dia harus memilih diam atau melanjutkan perasaannya itu. Di sisi lain jika dia lebih dekat mendekati Caramel, sedikit-sedikit Caramel akan mengetahui tujuannya dia tinggal di Britania raya. Di sisi lain, jika dia diam. Dia tidak bisa membohongi isi hatinya kepada Caramel. Dia sangat nyaman sekali dengan Caramel, hanya saja Caramel mendekati Anton hanya untuk memanfaatkan saja. Saat ini Anton hanya berpura-pura saja tidak tahu saja, karena rasa sayangnya kepada Caramel. Dia sanggup menahan diri untuk orang yang dia sayangi, meski Caramel tidak bisa membalasnya. Setidaknya dia bisa lebih dekat dengannya, tidak masalah bagi dia. Meski dalam
Pagi hari Clare mendapatkan pesan bahwa dia sudah memiliki kelas sendiri. Yang berarti, dia sudah tidak akan dibimbing lagi oleh Satria. Kebetulan sekali Clare satu kelas dengan Satria, yang berarti dia juga akan satu kelas dengan Anton, dan Agnes. Agnes senang bisa berteman dengan Clare, begitu juga Clare senang bisa satu kelas dengan Agnes. Meski mereka berdua belum mengetahui bahwa mereka berdua sudah mengenal Devano. Dengan begitu Satria mengucapkan selamat kepada Clare, karena dia sudah mendapatkan kelas seperti murid-murid yang lainnya. Dengan senyum manisnya dia tersenyum dan berterimakasih kepada Satria. "Oh, ini anak baru itu. Ha ha ha!" ucap Anton "Oh ini, anak yang suka membuat onar? Ha ha ha," ucap Clare. "Jangan so cari perhatian kepada Devano lu, ha ha!" "Clare? Apakah kamu sudah mengenal Devano?" tanya Agnes. "Iya waktu itu dia menemuiku," "Ha ha ha, selamat ya kalian berdua sedang bersaing untuk mendapatkan hatinya Devano ha ha ha." ucap Anton sambil pergi denga
Di pagi hari. "Paman aku pergi dulu ke kantor." ucap Devano. "Devano, kamu sudah bangun ternyata sarapan dulu! Aku tidak mengizinkanmu jika kamu pergi tanpa sarapan." "Baik paman aku akan makan dahulu." Devano dan Jack sedang sarapan, di sana Jack menanyakan soal sekertarisnya itu. "Apakah temanmu yang akan menjadi sekertarismu akan datang hari ini?" "Sepertinya tidak paman, karena aku tidak tahu alamat rumah dia jadi aku tidak bisa menjemput dia." "Ohh ya baiklah, aku tidak bisa pergi ke kantor hari ini." Pada saat Devano tiba di kantornya, dia sudah dikejutkan oleh seseorang orang itu ialah Clare. "Clare? Ku kira kamu tidak akan datang kemari." "Kenapa? Perusahaan milik ayahmu ini sudah sangat terkenal sekali jadi aku juga sudah tahu ini perusahaanmu." "Oh baiklah, selamat ya kamu sekarang sudah bisa bergabung dengan kami semua. Sepertinya karyawanku menyukaimu lihatlah banyak sekali orang yang melihatmu, dan sekarang aku minta kalian semua kembali bekerja dan sebentar lagi
2 minggu kemudian badan Devano sudah sehat, namun dia masih tidak ingin pergi. 1 minggu yang lalu Caramel sudah sadar dan Caramel sekarang sudah di pindahkan ke ruang pemulihan, Caramel mengkhawatirkan Devano meski Dokter sudah menyampaikan amanatnya jangan khawatir. Dan saat ini Anton baru saja sembuh dari komanya, Anton berniatan untuk kembali ke Britania Raya karena merindukan Caramel. Saat di kantor Anton mendapatkan kabar jika mansion Devano hancur di bom oleh Dareen kabar itu di berikan oleh William. "Apakah Caramel masih di rumah sakit?" "Mengapa kamu tahu jika Caramel di rawat?" "Saat aku koma aku bertemu dengannya namun aku tidak tahu penyebabnya dia koma, namun yang pasti iktan batin aku dan dia kuat." Anton langsung saja menjenguk Caramel, saat Caramel melihat Anton wajah Caramel begitu berseri di sana mereka saling berpelukan. 2 hari kemudian Devano datang menemui Caramel dan mengajaknya pulang ke rumah pamannya Alexs. Devano menyuruh Alexs serta keluarga untuk datan
Devano membawa Jordan dan Dareen ke hutan yang sepi di sana Devano menyimpannya di sebuah rumah yang baru saja selesai di bangun, rumah tersebut ialah milik ayahnya Devano yaitu Lauder tujuannya untuk tempat tinggal sementara jika ada musuh yang menyerang. Namun Devano jadikan rumah itu untuk tempat tinggal Dareen dan Jordan. Di tengah-tengah perjalanan Devano memberikan kabar kepada seseorang lewat hp Jordan, Devano memberikan pesan setelah urusannya sudah selesai Devano langsung saja melanjutkan perjalannya. Di tengah-tengah hutan yang sepi dan angker Devano terus fokus saja mengendarai mobilnya, karena Devano harus cepat-cepat sampai ditakutkan Dareen dan Jordan sadar sehingga mau tidak mau jika itu terjadi Devano harus menguras tenaganya lagi. Setelah sekian lama di perjalanan Devano sudah sampai di rumah kecil namun nyaman, di sana langsung saja kedua orang tersebut Devano bawa dan Devano baringkan di kasur yang sudah di sediakan kedua kakinya Jordan dan Dareen dia ikat mengguna
"Aku akan mengizinkanmu untuk melihatnya saja, namun tidak untuk berkomunikasi ataupun bertatapan." "Baik aku paham, biar aku saja yang menahan rasa rindu ini. Bagaimana tidak sejak usia aku menginjak 4 tahun ibuku pergi entah kemana, sekarang usiaku hampir 26 tahun tidak terbayang bagaimana aku rindu kepada dia 22 tahun tidak bersamanya." "Lihatlah ibumu sedang berkomunikasi dengan gadis bernama Clare." "Iya seperti ibu mertua dan menantunya bukan?" "Apa?" "Ahh tidak lupakan, melihat dari kejauhan saja aku sudah lega dan aku sangat-sangat bersemangat untuk melawan seseorang." "Aku tahu orang itu adalah Dareen bukan?" "Mengapa kamu tahu?" "Ah tidak usah tahu dari mana, seharusnya kamu itu bersaing dengan anaknya namun tidak karena anaknya saja dia tembak." "Apa? Anton di tembak? Pantas saja dia tidak terlihat di Britania Raya, pasti Anton meminta agar ayahnya berdamai." "Ya memang seperti itu, dan dia sekarang koma." "Apakah itu ikatan cinta? Caramel orang yang dia sayang ju
"Apa?" "Sewaktu tuan Devano memanjat jendela untuk keluar, aku tidak sengaja mendengar obrolan Jesica dengan Dareen. Aku mendengar bahwa sekeliling mansion ini di kelilingi oleh bom, dan ada 2 sabuk untuk menambah durasi waktu sebelum bom itu meledak, mereka kira Devano dan Lauder akan berkorban demi menyelamatkan kalian. Namun aku yakin kedua majikan aku tidak akan menyerah begitu saja, setelah itu aku berlari ke arah pinggir jalan tikus untuk keluar terlebih dahulu. Aku tidak jadi berdiam diri di ruang bawah tanah. Aku turut berduka cita atas kepergiannya nona Nana, semoga tuan Emillio bisa mengikhlaskannya. Meski ikhlas itu bohong yang ada terpaksa lalu terbiasa." ucap maid Poppy, ternyata itu adalah ucapan terakhirnya. Pada saat Emillio mengambil Brayn dari gendongannya Poppy, tiba-tiba suara tembakan terdengar begitu nyaring yang pada akhirnya peluru tersebut mengarah kepada Poppy. Poppy di tembak dengan sengajanya oleh Dareen, karena Dareen membenci orang yang sudah berkhianat.
Charllate, Mayang, dan Onexs sudah di bawa ke mansion Lauder untuk di kuburkan dengan layak. Miya tidak bisa lagi menahan air matanya, dia melihat sekaligus menyaksikan bagaimana 3 orang tersebut meninggal dengan bidikan pistol. Apalagi Charllate yang seluruh tubuhnya berwarna hijau karena racunnya sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, dia sangat sedih sudah membunuh kakaknya sendiri. Namun dia tidak menyesal, dia akan menyesal jika kakaknya menembak Devano. Jadi lebih baik Kakaknya saja yang meninggal, Miya tidak ingin Kakaknya menanggung dosa lebih banyak lagi. Akhirnya Miya berpikir lebih baik berbagi dosa, entah apa yang ada dalam pikiran Miya pada saat itu. Aurora datang karena mendapatkan kabar dari Devano, bahwa Mayang dan Onexs meninggal bisa di sebut patnernya Aurora pada saat masih tinggal di mansion Lauder. Aurora sudah mengetahui penyebab kematiannya mereka, Aurora menangis dan memeluk Miya. Dengan begitu Aurora juga menyampaikan berita dukanya. "Setelah kepergian kak Maxs,
"Kalian apakah sudah siap dengan apa yang akan kita lakukan, untuk melawan keluarga Lauder?" "Ya aku siap, alasan aku ingin melawan bukan karena Lauder. Tapi karena Emillio! Aku benci kepada Emillio, dia memperlakukanku seperti sampah." ucap Jesica. "Sedangkan aku? Aku hanya mengikuti kalian saja." ucap Charllate. "Bodoh, tidak punya pendirian." umpat Jesica. "Bukan, aku hanya terlanjur saja. Jika aku balik ke keluarga Lauder yang ada aku akan di maki-maki oleh orang sana, terutama dengan adikku sendiri." "Aku jadi merasa bersalah kepadamu, kamu orang yang menolong aku dari siksaan Aurora! Waktu itu aku di suruh Emillio untuk mengawasi keluarga Lauder ternyata ah sudahlah, malah aku yang tertembak dan apesnya di siksa oleh Aurora." "Ya aku tahu, aku bodoh malah menyelamatimu dan berkhianat kepada keluarga Lauder, dan lebih parahnya aku meninggalkan adik semata wayangku." "Sudah tidak guna menyesali, perbaiki saja." tegas Jordan suami dari Jesica. Saat mereka semua sedang berbin
Tanpa di sadari Anton dan Caramel saat ini sedang diambang kematian, keadannya yang begitu kritis mereka berdua mengalami koma. Saat ini yang menemani Anton ialah ibunya dan adik perempuannya. Sedangkan Caramel di tunggu oleh orang-orang Devano, terkadang Devano juga menjenguk Caramel ketika pekerjaannya sudah selesai. Keesokan paginya Devano berinisiatif untuk pergi ke taman, tempat di mana Caramel tertembak oleh sosok pria yang sudah maju tua. Devano tidak melihat jelas karena dia langsung panik, dan langsung membawa Caramel ke rumah sakit. Saat Devano pergi ke taman, dia mengamati ternyata tempat pada saat dia memparkirkan mobil ternyata ada kamera CCTV, dengan cepat Devano langsung menghampiri penjaga taman itu untuk mengecek keadaan saat Caramel tertembak. "Pak maaf, bolehkah saya melihat CCTV pada saat kejadian seorang perempuan yang tertembak? Dia adalah teman saya, kondisinya saat ini dia koma." "Ah iya sebenarnya saya sedang mencari Anda. Saya ingin melaporkan orang itu, ka
"Ayah ibu, Caramel pergi ya." "Hati-hati, ibu akan selalu merindukanmu." "See you." "Kenapa see you, nanti juga bakal bertemu lagi." ucap Devano. "Biarin aku maunya see you." "Ya sudah hati-hati saja." ucap orang tuanya Caramel. Saat di perjalanan, "Devan setelah sekian lama baru kali ini lagi aku berduaan denganmu." "Ha ha ha, iya. Mungkin aturan waktunya sekarang kita di pertemukan kembali." "Memang unik ya, pertemuan kita tidak direncanakan dan perpisahan kita dulu juga tidak direncanakan, itu semua sudah menjadi bagian dari alur cerita kita." ucap Caramel. "Kita sebagai makhluk sosial hanya bisa menjalani, menikmati, dan bertahan dengan semua yang menjadi catatan takdir ini." "Benar sekali, Caramel yang sedang saat ini bersama denganku Caramel versi dewasa. Tidak seperti dulu, Caramel suka caper, marah-marah tidak jelas. Dan akhirnya kamu yang mengajarkanku bagaimana berteman dengan baik, kamu yang sudah mengubah semua perilaku dan sikapku yang dulunya dingin." "Tidak, b
Maksud dari Devano mengajak Emillio, dan Jack ke pegunungan bukan hanya untuk menjenguk Lauder namun Devano akan memberikan informasi yang sudah Caramel berikan kepadanya. Saat itu juga Devano berterimakasih banyak kepada Caramel, karena informasi tersebut sangat penting dan berarti. "Devano tumben sekali kamu mengajak kami ke pegunungan menemui ayahmu." "Jika kalian nanti berdua mengetahui apa maksud aku membawa kalian kemari, kalian harus berjanji akan mengikuti arahanku apapun yang terjadi harus kalian ingat!" "Baik-baik Devano, kami akan menurutinya." "Bagus-bagus sekali, paman-pamanku kompak sekali, HAHA." "Ya" ucap singkat. Akhirnya mereka berdua sudah samapi di pegunungan, dan mereka langsung saja masuk ke rumahnya Lauder. Namun saat mereka masuk Lauder tidak ada di ruang tamu, kamar, atau di halaman belakang tempat favoritenya juga tidak, ada. "Lhaa ayahku kemana?" tanya Devano. "Mungkin lagi sibuk Vano," ucap Jack. "Sibuk apaan, ayahku udah lama sekali tidak punya pek